Rintihan kecil senantiasa terdengar dari bibir Adrian saat Jonathan mengoleskan salep pereda nyeri di pantatnya.
Abang barunya benar-benar gila pikirnya.
"Nah, sudah selesai. Istirahatlah, Boy" ucap Jonathan sembari mengecup kening Adrian.
Mengetahui Ayahnya hendak pergi Adrian segera menahan lengan Jonathan. Ia menggelengkan kepala seakan mengisyaratkan agar ayahnya itu tidak meninggalkan dirinya berdua dengan Thomas.
Ayolah, bisa saja Abang nya itu kembali kesetanan.
Jonathan yang melihatnya pun tersenyum, "Tidak apa, Thomas tidak akan menyakitimu lagi. Percaya pada Ayah"
Adrian hanya bisa pasrah. Mengangguk tipis.
Setelah Jonathan keluar Adrian segera menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Hei, adik abang marah?" Tanya Thomas membuka selimut yang menutupi kepala Adrian. Adiknya bisa sesak jika seperti ini.
Tak ada jawaban dari Adrian.
Ngambek ceritanya.
"Jangan diamkan Abang seperti ini, baby. Abang minta maaf. Kamu bisa minta apa saja, asal tidak dengan keluar dari mansion"
Huh.
'Gua tu cuma mau pergi dari sini tau!'batinnya berteriak.
Adrian hanya diam, tidak menanggapi perkataan Thomas.
Thomas yang tidak tahan didiamkan terus seperti ini menjadi geram.
Tangannya mencengkram dagu Adrian.
"Apakah mulutmu sudah tidak berfungsi lagi, baby!!"
Adrian kaget. Belum sembuh nyeri di pantatnya kini pipinya ikut menjadi korban.
Matanya sudah berkaca-kaca. Seharusnya ia tidak membiarkan Jonathan meninggalkannya bersama iblis ini.
Belum tau saja Adrian jika dia sudah masuk ke dalam sarang para iblis.
"Hiks hiks ma..af sakit A..bang" isaknya. Tangannya sedari tadi berusaha melepas cengkraman Thomas pada pipinya.
Thomas yang sadar adiknya kesakitan segera melepaskan tangannya sebelum adiknya itu kembali terluka.
"Maaf abang terbawa emosi. Jangan pernah mendiamiku lagi, baby. Atau kamu akan tau akibatnya. Mengerti?"
"Hiks i.. iya. Jangan marah lagi abang" ucapnya sembari memeluk tubuh Thomas.
"Tidak, abang sudah tidak marah"
Thomas mengusap surai lembut adrian sembari menepuk punggungnya pelan. Berharap adiknya segera tertidur. Baby kelincinya ini butuh istirahat.
Adrian yang mendapat perlakuan seperti itu merasa nyaman. Matanya perlahan memberat. Sesekali terlihat mulutnya menguap menahan kantuk.
Thomas segera berbaring dan meletakkan Adrian diatasnya.
Hukuman yang diberikan Thomas membuat Adrian tidak bisa berbaring terlentang untuk sementara waktu. Sehingga Thomas memeluknya untuk menjaga posisi tidur Adrian terus tengkurap supaya adiknya itu tidak kembali kesakitan.
"Tidurlah" ucap Thomas dan mengecup kening Adrian yang berbaring di dadanya.
Tidak lama terdengar dengkuran halus dari Adrian.
Di tengah-tengah tidurnya Adrian mengigau.
"Jangan tinggalin Rian sendiri, mama. Rian mau ikut mama saja. Mereka tidak peduli dengan Rian"

KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian [Terbang Kembali]
Fiksyen RemajaTidak ada yang tahu kapan masa lalu itu akan kembali. Entah kau siap untuk menghadapinya hari ini atau belum. Tapi satu yang pasti. Kau tidak akan bisa lari dari takdir. Sejauh apapun kau pergi, ia tidak akan pernah berhenti mengusik kehidupan mu se...