05

16.8K 2.3K 240
                                    

Krrriiinngg

Bell Pulang sekolah terdengar di penjuru lantai, Chris mengatur buku dan pulpen nya lalu di simpan dalam tas.

Kejadian di kantin tadi membuatnya bad mood hingga sekarang, jadi Chris memilih keluar dari kelas lebih pertama di bandingkan yang lainnya.

Di koridor Chris melepas almamater sekolahnya, rambut tergerai indah nya dia angkat lalu ikat ekor kuda, memperlihatkan leher jenjang nya yang itu justru kembali menambah kadar kecantikan nya, siswa yang melihat juga justru masih menyempatkan diri menengok samping hanya untuk melihatnya melewati mereka. Body goals nya yang hanya tertutup kemeja putih sekolah membuat para Adam meneguk ludahnya susah payah.

Dari belakang saja sudah terlihat seperti gitar spanyol dengan beberapa bagian yang menonjol sempurna.

Di depan gerbang chris masih memegang payung bening nya, hujan turun dengan deras, Chris yang tadi pagi berjalan ke sekolah memilih berteduh di bawah halte hingga hujan mereda.

Halte sedang sepi, kebanyakan siswa dan siswi memilih menerobos hujan dan sebagiannya pulang dengan mobil.

bosan menunggu hujan yang tak kunjung reda, Chris memilih mengambil handphone Nya dan membuka aplikasi membaca, Chris membaca novel bersampul abu abu dengan gambar pria.

Novel yang menceritakan pria berumur empat belas tahun yang hidup sendirian sejak kecil, menjalani banyak cobaan hidup hingga akhirnya bertemu dengan keluarganya, keluarga yang ternyata menjadi salah satu hancurnya kehidupan dia dulu. Kini menjadi salah satu penyemangat dan selalu ada untuk nya, novel dengan judul Randa itu adalah novel lama yang sampai sekarang tidak pernah update lagi, Chris bahkan sudah membacanya berulang kali sejak semalam.

Tapi memang penulisnya yang malas, jadi sudah setengah tahun cerita nya menggantung.

Chris juga membaca cerita lain dari penulis yang sama, cerita yang sudah berjalan satu tahun tapi menggantung di tengah cerita, bukankah itu menjengkelkan? Chris bahkan mengumpat saat sedang seru serunya part Nya langsung habis.

hingga dia tak sadar jika seseorang sudah duduk di samping nya, Chris memilih abai, mungkin saja pria itu juga menunggu hujan berhenti seperti nya.

Setengah jam berlalu hujan akhirnya reda, Chris memasukkan Handphone nya ke dalam tas, saat dia berdiri dia menatap pria di samping nya dengan alis terangkat, pria itu hanya duduk dengan menatap ke depan, kaca mata hitam bartender manis di atas hidung mancung pria itu, karena merasa kenal Chris mendekatkan wajahnya ke wajah pria yang hanya menatap lurus ke depan.

Chris merasa tak asing, ia semakin mendekatkan wajahnya saat sudah sangat dekat ia di kejutkan dengan suara klakson di belakangnya.

Ia berbalik dengan kesal dan menemukan beberapa mobil sport, mobil sport merah dengan atap terbuka di tempati oleh Daniel dan ana, yang lainnya berada di mobil masing masing, wajah Chris tertekuk kesal.

"Kalian bisa kan tidak membuat saya kaget?" Tanya Chris dengan kesal,

"Christall kamu pasti sudah menunggu kami sedari tadi kan? Masuk lah" ucap ana dengan manis, tapi Chris dapat melihat tatapan remeh dari ana untuk nya,

"Terlalu percaya diri." balas Christall, ia langsung berbalik dan ingin melihat pria itu lagi, tapi terhenti saat ia tidak melihat siapapun, mengedarkan pandangan, Chris melihat pria yang duduk di samping nya tadi sudah melangkah sangat jauh dengan tongkat sebagai penopang nya.

Chris melihat tempat duduk pria itu, terdapat daun kering yang lebar, Chris mengambil nya, terdapat tulisan yang sangat indah disana.

"Aku menunggu kamu sejak lama Nona, ku pastikan kita akan bertemu lagi"

Chris merasa bingung, ia kembali berbalik saat mendengar suara mobil berlalu pergi, dia melirik mobil sport merah dan mobil lainnya itu sekilas dengan malas, lalu kembali menatap daun dengan tulisan indah, tersenyum sendiri entah karena apa ia menyimpan daun itu ke dalam buku yang dia ambil di dalam tas nya.

***

Chris berdiri menghadap balkon, menyiapkan alat lukisnya semacam kanvas lumayan besar, dan cat akrilik. Kuas berbagai jenis dan berbagai ukuran juga tidak terlupakan, bangku belajar di simpan didepan kanvas.

Lalu Chris mengambil daun yang terdapat tulisan yang di temukan tadi, Chris menyukai bentuk daun kering itu, warnanya yang kuning cerah menambah kesan manis yang terlihat, dia bahkan sampai mem press nya agar tetap awet

Chris menempel daun itu di kanvas bagian atas, lalu mulai mengambil kuas dan mulai melukis sesuatu yang ada di pikirannya, di mulai dengan kandas berwarna Criem, membentuk wajah seorang pria, diikuti dengan warna hitam sebagai rambut lalu dark brown sebagai kaca mata yang tetap memperlihatkan bayangan mata dengan alis yang tebal di dalamnya.

Chris mengingat jelas bentuk wajah pria yang di lihat di halte tadi, seakan kenal tapi tak kenal, entahlah pria itu masih asing dan tak asing secara bersamaan.

"Apa saya mengenal kamu tuan? Kita serasa dekat saat pertama kali saya melihat mu dalam beberapa detik saja"

Dialognya saat lukisan nya telah selesai, membutuhkan waktu dua jam agar gambar nya terlihat sempurna dan terlihat Nyata.

Chris juga memiliki kebiasaan jika sedang melukis dia akan mencantumkan nama nya sebagai pena dan nama lukisannya.

"Apa yang harus saya tulis? Tuan nya nona? Atau tuan saja? Kamu menuliskan ku sebagai nona apa saya juga harus memanggil mu sebagai tuan?" Tanya nya lagi, kuas tipis nya sudah berada di depan kanvas, masih ragu untuk menulis nama objek nya.

Chris lalu melirik daun yang dia tempelkan di atas kanvas, lalu mulai mencantumkan nama pada tulisannya.

"Mr. leaf"

"i Will call you with that".

TBC!!

Jadiii, ini memang kebanyakan narasi dibanding dialog, maaf banget huhu...

See you soon my friend...

MELANKOLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang