7.
Pada sastra lah kembali pulang setelah lama bertualang pada kejamnya semesta yang tercipta
Sementara tak pelak keberuntungan yang di damba tak pernah ada di pihak mu saja
Menguras akal sehat di atas otak tua yang dangkal tanpa jalan bersih
Prasangka, prasangka, prasangka hiasnya
Dalam lubuk terkecil palung hati,
Kau pahami?
Sekeras apapun konsesus mu terapal, tetap akan terkalahkan oleh kedinginan
Hey memang nya siapa kamu di semesta?
Pada langit langit kamar tua kau temukan di sana bukan?
Jikalau kau hanya seorang buruk rupa
Tak pernah ada yang benar benar akan tulus menerima
Jadikan bisu dan batu, memanglah seharus dari dulu
Tetap akan kembali pada sendiri, dirimu, dan kamu
Tak ada yang lain
Harap mu terlalu membumbung jika mesti dimengerti
Hanya dirimu yang bisa, tak boleh perkenankan hasrat agar manusia di bumi memanusiakan mu sebagai manusia
Tatapan yang ada memandangmu sebagai seorang gagal penuh kebencian
Semua yang ada, hanyalah ilusi yang mungkin bisa terkata sebagai penggambaran tertawaan
Dari seorang yang sedang berada pada titik terendah,
Yang sendiri, hanya berteman musik dan air mata malam ini
—tidak ada bahagia ²
KAMU SEDANG MEMBACA
gumam
Genç Kurgusebabnya aku menulis ; bersembunyi dari hidup yang terus bergumam