bab12

868 99 5
                                    

02.09.2021

2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


pagi hari jam menunjukan pukul 4.45 jahida terbangun ia akan melaksanakan shalat subuh

walaupun ia baru tidur setelah membersihkan tubuhnya bersama suaminya sekitar 2 jam yang lalu

"Kak tahfiz"panggil jahida ia menggoyangkan tubuh sang suami
"Hmm"Tahfiz membuka matanya sedikit demi sedikit

Ia tersenyum saat melihat Istrinya yang tengah menatapnya sebari duduk dan bersandar di kepala ranjang

"Ayo bangun shalat subuh dulu"
"Cium dulu"ia menunjuk bibirnya dengan telunjuknya

Jahida merasa pipi-nya menghangat dengan tingkah suaminya itu
Cup

Jahida mencium sekilas bibir sang suami yang kini duduk dan tersenyum ke arahnya

"Ayo"rengek jahida
Tahfiz menggendong jahida menuju kamar mandi untuk melakukan wudhu



N.I.H
Nur Islami Hikmah



Setelah shalat subuh di mushola santri putra,Khair kini tengah merenung di dalam kamarnya

"Apa ini jalan yang engkau berikan kepada hamba yaallah, jika begitu hamba akan menjalankan ini dengan ikhlas walaupun hati hamba masih terisi dengan nama saida didalamnya"

Khair meneteskan air matanya ia merindukan saida,ia ingin menunggu saida kembali dari Tarim

Namun kini ia harus merelakan itu, karena Khair akan segera menikah dengan ustazah jaleela

........

Seorang wanita tengah menangis di duduknya,setelah ia melakukan shalat subuh

Ia memegang tasbih ditemani dengan isakan pilu yang keluar dari mulut itu bersamaan dengan zikir-nya

Setelah mendengar kalimat dari sahabatnya bahwa lelaki yang selama ini ia cintai secara diam-diam

Ia akan menikah dengan gadis lain beberapa hari lagi,namun sialnya gadis ini mengetahui mempelai wanitanya

"Apa hamba tak pantas dengannya ya Allah,jika memang dia tak di takdirkan bersama hamba tolong bantu hamba-mu ini mengiklankan semuanya"isak-nya pelan

Saat mendengar sahabatnya yang sudah menikah dengan pria yang mereka sukai ia merasa senang

Namun perkataan selanjutnya dari sang sahabat membuat gadis yang tak lain itu  adalah Aida menangis dalam diam sambil mendengar omongan Mina sahabatnya

Akankah dia dapat melupakan semua ini
"Harusnya aida ga perlu suka sama Gus khair!!!"sesalnya


..........



"Udah bangun,mari sarapan"ajak umi
"Nggeh umi"

Setelah mereka melakukan sarapan ketiganya tengah duduk di sofa ruang tamu dengan berbincang ria

"Terus nanti kalian kapan akan ke Bandung?"

"Kayanya lusa deh umi,karna mas khair akan menikah Minggu depan"jawab Tahfiz

Jihan hanya mengangguk angguk saja
"Jahida gimana?"
"ida ikut kak tahfiz aja umi,kata umi kan kalau suami kita pulang ke rumah-nya kita harus ikut"

Jihan dan Tahfiz tersenyum mendengar penuturan kata jahida yang lembut dan polos

"Oh iya umi pesen yh"
"Pesen apa umi"tanya tahfiz

"Umi pesen cucu laki-laki satu perempuan satu tapi kalau lebih juga ga apa apa"canda Jihan

Ucapan Jihan membuat pipi jahida kembali merah merona
"Tahfiz usaha kan umi"kekeh Tahfiz

"Emangnya makanan di pesen begitu"ujar jahida membuat keduanya tertawa kecil


*

Waktu berjalan begitu cepat hari dimana anak sulung dari pak kiyai Ahmad akan menikah dengan salah satu ustazah di pesantren-an miliknya

Meskipun anak sulungnya tampak murung namun ia terus menguatkan diri untuk mengikhlaskan ini semua

"Le sudah siap belum?mari berangkat"ucap Bu nyai di luar kamar

"Sudah umi,tunggu sebentar"

Kedua kalinya mobil bergeromboran keluar dari pekarangan pesantren yg bisa dibilang cukup luas dan besar itu

Mobil melaju dengan mobil hitam yang dihias didepannya berjalan lebih dulu,dan di belakangnya terdapat mobil yg ditumpangi oleh pengantin baru yaitu jahida dan Tahfiz

Setelahnya yang lain mengekor dibelakang mereka.

Disaat gus khair membacakan izab qabul ia melakukan kesalahan dengan menyebutkan nama panjang ustazah jaleela

Namun hal itu hanya berlangsung satu kali,izab qabul telah dilaksanakan dengan mahar 4 trilliun!

Bisa dilihat jaleela berjalan dengan kedua ibunya,ia nampak tersenyum bahagia.meskipun hanya ia yang merasakan kebahagian ini ia tetap senang!

Soal ibunya,yah memang jaleela memiliki 2ibu karna ayahnya yang melakukan poligami.

Jaleela sendiri dilahirkan dari rahim istri muda karna istri tua sang ayah tak bisa memberikan keturunan.

Jaleela berdiri di depan Khair tanpa rasa gugup ia tersenyum bahagia mencium punggung tangan Khair yg kini menjadi suami-nya itu,

Lalu Khair mencium kening jaleela sang istri dengan singkat ia hanya menampilkan senyum tipis

Tahfiz melihat itu ia hanya berharap semoga kakaknya bahagia atas semua kehendak sang pencipta

"Semoga Gus khair dapat mencintai ustazah jaleela"ucap jahida

Tahfiz menggenggam tangan jahida yang duduk di sampingnya
""Harusnya kamu menyebut nya ning sekarang bukan lagi ustazah"kata Tahfiz tersenyum

"Baiklah,berarti anak anak di pesantren akan menyebut Ning jaleela nantinya"
"Nggeh begitupun kamu"



"Baiklah,berarti anak anak di pesantren akan menyebut Ning jaleela nantinya""Nggeh begitupun kamu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PESANTREN {N.I.H} (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang