“Rezeki takakan menghampiri punya orang lain. Apabila, itu masih memilik empunya.”
Aku yang duduk di sudut rumah, mengedarkan pandangan pada langit luas. Sungguh, sungguh besar kekuasaan-Mu, Ya Allah. Aku, seorang insan tak berdaya, hanya dapat terpesona sambil menikmatinya. Melihat cakrawala yang berwarna biru ditemani awan putih seputih salju. Atau, bisa jadi lebih putih dari itu. Entahlah, aku pun taktahu karena dua-duanya tak pernah kupegang langsung. Namun, aku takberharap pula untuk memegang awan karena aku yakin tak akan ada yang dapat memegang kecuali terbang mendekatinya.
Aku yang masih tertegun, atas keindahannya langit pun berkata, “Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah. Jika, di dalam perut bumi, keluarkanlah. Jika, sukar mudahkanlah. Dan, jika haram, sucikanlah.”
Namun, pandanganku teralih saat mendapat notifikasi. Ternyata kamu bertanya, apakah dompetmu masih ada di rumah? Aku yang membaca, bingung menjawab apa. Karena, sudah jelas, sebelum berangkat, aku menyimpannya di dalam tas kerja. Dan, kamu pun sudah memastikannya.
Pikirku melayang dengan tanya yang mengudara. Apakah aku salah menyimpan? Hingga, aku cari dalam rumah tak mendapat hasilnya. Atau, uangmu telah di ambil orang? Ah, tidak. Jangan berpikir yang negatif dahulu. Aku pun membalas pesanmu dengan mengatakan sesuatu yang dapat kupastikan kamu akan bingung dan gelisah. “Tidak ada. Dalam rumah juga udah dicari!” Lama kutunggu balas darimu. Hingga, rasa gelisah dan andai-andai itu menghampiriku. Aih, jangan-jangan kamu yang salah menyimpannya? Biasanya kamu sering lupa?
Oleh karena, pesanku tak kamu baca dan kesabaranku pun kian membucah. Kuputuskan untuk menghubungimu agar hatiku tenang dan tak berpikir jangan-jangan. Setelah tersambung, kamu mengatakan bahwa dompetmu telah dikembalikan oleh orang. Karena, kamu lupa mengambilnya saat membeli makanan untuk teman yang sedang lapar.
Aku tertegun kembali, mendengarkan penjelasanmu. Begitu nikmat mencintaimu dan mencintai-Nya. Pantas saja aku selalu merindu. Padahal, baru berapa jam kita tak bertemu. Oleh karena, hati dan perhatianmu seputih salju, yang selalu membantu tak pandang status orang itu. Kadang, membuatku cemburu karena biasanya kamu membantu sahabat wanita apalagi satu kerja denganmu. Awas saja kamu selingkuh.
Day 3
345 kata
🌷30 Hari SeiraAsa Menulis Kebaikan🌷
#30HSMK
#SeiraAsa
#EventSeiraAsa
#MenulisKebaikan
#BelajardanBertumbuh