The Person I Like

71 13 5
                                    

Tanpa menunggu lama, gue masuk kedalam rumah dengan langkah kaki yang terhentak-hentak keras. Fokus pikiran gue cuma satu. Kevin. Bahkan Karina yang lagi berada di pekarangan rumahnya gak sempat gue sapa balik karena saking penuhnya kepala gue saat ini.

 Bahkan Karina yang lagi berada di pekarangan rumahnya gak sempat gue sapa balik karena saking penuhnya kepala gue saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LO!" 

Gue menunjuk muka Kevin yang gue temui lagi berada di ruang keluarga bareng Mamih, Oji, dan Nana. Dada gue naik turun dan mata gue memerah, persis kayak orang kesurupan. Dan penyebabnya karena si Kampret depan gue yang tadi sempat cengar-cengir ngeliat gue datang. Dipikir gue bahagia ngeliat dia sekarang?

"Lo ngapain sih kesini, hah?" tanya gue.

Dia meraih pundak gue, menyuruh gue ikut duduk disampingnya dan tentu saja gue tepis.

"Janitra, please. Tenang dulu, gak enak diliatin Mamih kamu!"

"Gak enak Muatamu! Lo ngapain kesini gue tanya?" Gue berkacak pinggang kemudian menoleh ke Mamih yang menarik-narik lengan gue meminta penjelasan.

Kenapa mesti minta penjelasan ke gue sih? Yang harusnya ditanyai sebenernya kan si Kevin, ngapain dia ke rumah gue sekarang disaat kita udah gak ada hubungan apa-apa. Ditambah hubungan kita berakhir bukan dalam alasan yang baik, dan tentu penyebabnya tidak lain tidak bukan orang yang lagi ada di depan gue ini. Apa gak malu dia datang ke rumah gue? Ketemu Mamih? Bahkan setelah dia secara sadar selingkuh di belakang gue?

Well, gak bisa bilang sepenuhnya dia main di belakang. Karena pada akhirnya, gue sendiri yang nyiduk dia. Dan hal itu yang buat gue sangat kesal setengah mati, emosi gue bahkan udah sampai diubun-ubun. Dan dari hawanya aja, gue bisa merasakan kalau muka gue pasti merah banget sekarang.

Gue mendengar Oji menghela nafas berat, menyela adu pandang gue dengan Kevin saat ini. "Lo berdua.... huffttt... lo berdua kan udah sama-sama gede, harusnya ngerti gak baik bersikap kayak gini dalam menyelesaikan masalah, at least cerita dulu sama kita ini masalahnya kenapa, kan aneh tiba-tiba lo datang marah-marah."

Gue menghela nafas berat namun setuju juga dengan kalimat Oji barusan. Gue gak boleh menempatkan orang lain dalam keadaan bingung disaat di depan mereka keadaanya sudah berantakan. Tapi sebenarnya ada alasan kenapa gue gak ngasih tau soal berakhirnya hubungan gue kepada Mamih dan Oji, namun melihat bagaimana Kevin sekarang membuat gue sangat menyesali tindakan gue tersebut.

"Kevin selingkuhin gue...." cicit gue pelan.

Merasa bersalah dan malu mengakui ini kepada orang-orang yang sudah gue kenalkan ke Kevin. Bagi gue, mengenalkan pacar lo ke keluarga bukan lagi sebatas hubungan main-main antara dua pihak, antara gue dan Kevin.  Mengingat kita berdua bukan lagi anak remaja puber yang di mabuk cinta. Artinya, gue memperkenal Kevin sebagai orang yang bisa gue percaya dan meminta keluarga gue untuk melakukan hal yang sama, memberikan Kevin kepercayaan sebagai orang yang mendampingi gue dalam waktu tersebut. Kepercayaan itu adalah hal sukar dan sakral untuk di dapatkan, dan fakta kalau Kevin menyalahi itu membuat gue bahkan gak bisa mengangkat kepala gue saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pretty Janitra Who Buys Me Food | Jennie, JuyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang