part 4

38.3K 484 8
                                    

Sebelum baca follow akun angelwings0913 dulu.

Kalo nggak rame author bakal nggak up juga ok?

~~~~~

"Shashya, mamam dulu, yuk."

Saat ini Bella tengah membujuk Shashya untuk makan. Dirinya sudah bekerja selama tiga hari. Dan selama tiga hari itu adalah hari yang cukup melelahkan baginya. Harus bangun pagi, beresin rumah, masak, nyuci, belum lagi ngurusin anak majikannya dan masih banyak lagi.

Sudah gitu, anak majikannya ini sangatlah rewel dan menyebalkan. Bayangkan saja, si kecil satu ini malah menyemburkan makanannya mirip seperti air terjun. Hingga semua makanan itu habis terbuang sia-sia.

"Aduh, jangan disemburin, dong. Nanti kalo banyak semut gimana?"

Bella mengelap bubur itu dengan tisu yang sudah ia siapkan. Selama tiga hari mengurus Shashya, Bella jadi tau kebiasaan Shashya saat makan. Ya seperti saat ini, menyuburkan buburnya.

Ini belum seberapa saat si sulung berada dirumah, beuh. Jangan harap dia bisa sedikit santai.

Yang ada dia spot jantung terus ada saja hal yang mereka lakukan. Seperti kemaren, Rizky memecahkan layar tv dengan batu yang entah didapatkannya dari mana.

Alhasil dialah yang dimarahi oleh mbok Sri. Untung saja saat ini majikannya tidak ada di rumah. Ngomong-ngomong soal Wahyu, selama tiga hari berada di sini dia belum pernah bertemu dengan ibu mereka.

Yang ia dengar dari mbok Sri kemaren sebelum pulang kampung, istri Wahyu itu memang jarang pulang. Yang ada dipikiran Bella saat itu bahwa Wina ada pekerjaan hingga mengharuskan dirinya jarang pulang. Padahal faktanya bukan seperti itu. Ck, ck, ck.

Mungkin jika Bella tau, jiwa julidnya langsung keluar seketika. Jangan terkecoh dengan sifat lugu dan polosnya Bella.

Karena dibalik sifat itu dia menyembunyikan sifat sebenarnya. Nggak jahat emang, cuma meresahkan saja. Apalagi dia itu perempuan.

Dengan susah payah akhirnya Bella mampu membuat Shashya menelan makanannya, walaupun tidak banyak setidaknya perutnya sudah terisi.

Lagipula Shashya adalah anak yang doyan ngemil makanya badannya gembul, apalagi bagian pipinya yang tembam. Hampir saja Bella khilaf untuk mengigit pipi itu saking gemasnya.

Bella membereskan segala kekacauan yang sudah dibuat oleh Shashya. Habis ini dirinya harus menjemput si sulung diantarkan oleh sopir pribadi keluarga ini. Pak Imam namanya, pria berusia enam puluh tahun itu sudah mengabdikan dirinya selama puluhan tahun. Dari Wahyu masih muda sampai sekarang.

Bella berganti pakaian agar tidak terlalu terlihat kampungan, rambutnya dicepol ke atas, wajahnya bersih dari segala riasan seperti bedak dan temannya. Ah, tidak. Hanya ada lipbalm yang terpoles dibibir tebalnya agar tidak terlihat pucat.

Shashya juga sudah berganti pakaian. Dengan memakai dress dengan gradasi warna pink dan sedikit renda dibagian atas dan bawah semakin membuatnya terlihat menggemaskan.

Perjalanan dari rumah menuju ke sekolah Rizky memakan waktu kurang lebih sekitar dua puluh menit.

Rizky berada di salah satu sekolah elite, yang isinya adalah para murid kelas atas. Gurunya juga terkenal akan ke profesionalannya. Cukup lama Bella menunggu bel pulang berdering. Apalagi sembari menggendong buntalan kecil yang saat ini tengah merengek karena sengatan matahari.

Karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk menunggu Rizky di dalam mobil saja. Jika dia tetap di posisinya saat ini mungkin bisa dipastikan ia akan pingsan. Karena sejak tadi dia belum makan apapun.

"Neng, ini ada roti makan aja," ucap pak Imam menyodorkan satu bungkus roti kepada Bella.

"Eh, nggak usah Pak," tolak Bella.

Dirinya masih sedikit canggung dengan Pak Imam. Karena memang dirinya adalah orang yang tertutup. Jadi maklum saja jika dia masih canggung.

"Saya tau Neng belum makan dari pagi, daripada nanti Neng sakit."

Mendengar itu Bella tersenyum kecil sembari mengucapkan terimakasih. Dirinya mulai membuka roti itu dan memakannya. Tak lupa memberi sedikit roti kepada buntalan kecil itu yang merengek meminta rotinya.

Roti sudah habis dimakan, Bella seperti mendapatkan kembali tenaganya. Meskipun hanya cukup untuk mengganjal perut.

Bertepatan dengan itu bel berdering pertanda pulang. Dengan cepat dirinya menggendong Shashya yang masih sibuk dengan rotinya. Menghampiri Rizky yang sudah berdiri di depan gerbang.

"Den Rizky," panggil Bella yang mengisyaratkan untuk mendekat. Rizky mendekat dengan raut wajah yang kusut. Bella menduga ada hal yang terjadi dialami oleh Rizky.

Namun, Bella membiarkan saja. Ia akan bertanya nanti ketika mereka sudah sampai rumah. Bella sebenarnya pandai memahami setiap orang. Dia tau jika orang itu baik atau tidak. Bisa dibilang Bella peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Prediksinya juga tidak akan meleset. Dia mempunyai feeling yang hebat.

Satu lagi, jika Bella berkata tidak pada suatu hal dan dia terus dipaksa hingga akhirnya dia mengiyakan. Percayalah pasti ada saja kesialan yang menimpanya.

"Aden ganti baju dulu, ya. Mbak mau masak dulu."

Bella mendudukkan Shashya di troli dan memberikan beberapa mainan sedangkan dirinya akan memasak.

Menu kali ini adalah sayur asam, tempe dan tahu goreng, ikan asin dan sambal. Entah mereka mau makan atau tidak, tapi menurut Bella ini adalah masakan paling enak.

Sebelumnya dia juga sudah mengganti bajunya memakai daster dan rambut dicepol asal. Dia mulai menyiapkan bahan dan memasaknya.

Tepat pukul setengah dua belas dia menyelesaikan masakannya.

Bella menyajikan hasil masakannya itu di meja makan. Dia bergegas ke ruang keluarga di mana Rizky dan juga adiknya sedang bermain. Ruangan yang awalnya bersih dan rapi kini sudah sangat berantakan. Mainan bertebaran di mana-mana bungkus jajan tergelatak begitu saja hingga dikerubungi semut.

"Hah, sabar Bell. Orang sabar dadanya montok," lirih Bella.

"Den, udahan mainnya, yuk. Mbak udah siapin makanan, tuh. Nanti main lagi," titah Bella.

"Mbak mending diem aja, deh." Rizky berbicara dengan ketus. Memang anak satu ini nggak ada sopan santunnya sama yang lebih tua.

~~~TbC~~~

Hargai author dengan cara voment! Awas aja nggak vomen, author nggak bakal up lagi

Pemuas Nafsu Majikan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang