Part 6 🔞

87.5K 557 13
                                    

Eyo, Author back, nih. Ada yang kangen nggak sama Bella?

Sorry, ya. Author jarang up. S-soalnya Author, tuh, masih fokus sama om Jaya dulu guys.

Rencananya bulan depan kalo nggak awal tahun om Jaya bakal pindah lapak. Seneng nggak?

Oh iya, di sini ada yang belum baca om Jaya? Kalo belum baca dulu ya. Untuk sekarang masih proses revisi jadi masih ada 6 part yang Author publish hehehe.

Bagi yang belum follow Author, silahkan follow dulu ok?

~~~~

Pria itu menghentakan penisnya dengan kasar ke dalam lubang sempit itu. Tidak peduli dengan lawannya yang sedari tadi merintih dan berteriak kesakitan.

"Ahh ... Sialan memek perawan emang enak banget," erangnya saat vagina itu berkedut dan menjepit penisnya.

Tangannya meremas kasar payudara mengkal itu. Bibirnya bergerak mengeksplor bibir gadis itu, melumatnya dengan kasar.

"Hiks ... Udaaahhh berhentiih ... Ahhh."

Gadis itu hanya bisa pasrah dan menangis di bawah kungkungan pria tua ini. Tangan dan kakinya diikat, sehingga membuatnya tidak bisa berkutik.

Gerakan di bawah semakin kasar dan cepat saat pria itu merasa akan mencapai puncaknya.

"Ahhh .... Sakit. Udaahh ... Tuan ampuunnn," teriaknya.

Wajahnya dia benamkan ke leher gadis itu. Menjilat dan mengigitnya hingga berwarna kemerahan. Tangan satunya lagi bergerak mengusap clistorisnya. Membuat gadis itu mendapat pelepasannya berbarengan dengannya yang menyemburkan spermanya ke dalam rahim gadis itu.

"Oh, shit."

Wahyu tersentak kaget dalam tidurnya. Badannya berkeringat dengan dadanya yang berdebar cepat.

"Mimpi apa itu tadi. Kenapa rasanya seperti nyata?" gumamnya.

Dia mengusap wajahnya guna untuk melupakan mimpi sialan tadi. Bisa-bisanya dia mengalami mimpi basah dengan pembantu yang menjadi objeknya.

Mungkin dia sudah gila.

Tapi, jika dilihat-lihat gadis itu entah kenapa mempunyai aura yang begitu kuat. Hingga mampu membuat Wahyu memimpikan hal semacam itu.

Matanya melirik ke atas nakas, melihat jam yang baru menunjukkan  pukul empat pagi. Masih lama sampai matahari terbit.

Wahyu kembali menidurkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Namun, bukannya terlelap bayang-bayang percintaan panas tadi terulang di pikirannya. Bagaikan sebuah film yang diputar secara berulang kali. Hal itu mampu membuat kejantanannya semakin memberontak untuk dipuaskan.

Dengan terpaksa, Jaya menggunakan tangannya untuk memuaskan dirinya. Kasian nyolo mulu, pantesan sabun di kamar mandi cepet habis. Dibuat nyolo mulu, sih. Padahal dia ada bini, eh, tapi mana mau si bini buat layani dia. Seakan tubuhnya, kan, kaya gitu.

Poor Om Wahyu 😌

Jika Wahyu tengah melakukan rutinitasnya, berbeda halnya dengan Bella yang tengah mengalami mimpi buruk.

Di dalam mimpinya itu dia tengah tidur di sebuah kamar yang luas dan terkesan elegan. Tubuhnya hanya tertutupi selimut tebal yang halus. Di situ, dia terlihat sangat nyenyak sekali. Sampai ketenangannya buyar saat seorang wanita berkelas membuka, tidak mendorong pintu kokoh itu dengan kencang. Menimbulkan debuman keras saat menabrak dinding. Mengejutkan dirinya yang tengah terlelap itu.

Wajah wanita itu terlihat menyeramkan baginya. Kulitnya memerah seperti sedang menahan sebuah amarah. Dengan lilung dirinya hanya merintih kesakitan saat wanita itu menjambak rambutnya dan menyeretnya keluar.

Makian 'pun, tidak dapat terlewatkan lagi.

"Dasar pelacur! Bisa-bisanya kamu menggoda suamiku. Dasar tidak tahu malu," hujat wanita itu.

Tangannya semakin dia perkuat pada rambut Bella, hingga rasanya semua rambutnya akan rontok.

Bella sangat ingin menjawab segala makian wanita itu. Menanyakan apa kesalahannya hingga membuat wanita itu murka. Namun, mulutnya seakan terkunci dengan rapat. Ia tidak bisa berbicara.

Jika ditelesik lebih jauh lagi, Bella baru sadar bahwa wanita itu tadi bilang bahwa dirinya menggoda suaminya.

Heoll, dia saja bahkan tidak tahu siapa yang wanita gila ini maksud. Dia saja tidak sedang berhubungan dengan pria untuk saat ini. Apakah dia sudah gila? Seenaknya saja mengatakan bahwa dia menggoda suaminya itu.

Dasar wanita gila!

Latar tempat berubah menjadi di atas gedung tinggi. Dirinya sendiri di sini, wanita gila itu sudah tidak ada lagi. Dirinya berdiri di pinggir pembatas. Melangkah ke depan sekali saja, dirinya sudah pasti akan berubah menjadi serpihan kecil.

Ingin sekali dia memundurkan dirinya, tetapi nihil. Dia bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya seperti menjadi patung.

Badannya bergetar dengan hebat saat dirinya melangkah ke depan. Dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sama sekali. Dia ingin mundur, tetapi kakinya malah membawanya maju sedikit demi sedikit.

Sejengkal lagi dirinya akan terjun bebas dari sini.

"Siapa 'pun, tolong aku!'' jeritnya. Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Seolah-olah mulutnya terkunci.

"Hahaha, rasakan itu pelacur. Kau, memang pantas untuk mati! Selamat tinggal." Wanita gila itu tiba-tiba saja muncul dari belakangnya. Tangannya terulur mendorong Bella. Bella menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Kumohon jangan," batinnya berteriak dengan cemas. Demi apapun, dirinya belum siap untuk mati.

"Bye, bye, Sayang."

"Arghh ...."

Bella tersentak dalam tidurnya. Badannya bergetar dengan hebat. Mimpi apa itu tadi.

Dirinya melirik jam di sampingnya, sudah jam lima ternyata. Dia harus segera melakukan tugasnya. Jika tidak mau dipecat.

~~~TbC~~~

Seperti biasa, Author nggak minta yang muluk-muluk. Author cuma minta kalian vote dan koment ok?

Pemuas Nafsu Majikan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang