Hujan gerimis membasahi baju
Melingkupi badan bernyawa satu
Di dalam istana ini
Aku tergugu mencari pintuKala itu,
Lima september
Di atas buku menganga
Yang tersenyum lebar menyambut
Ku torehkan luka di pelipisnya
Ku sabetkan sebilah Pedang Zulkarnain versiku
Ke lengannya yang kakuAgar ia tahu diri
Bahwa dia tak akan di berkati
Agar sampul matanya yang kusam itu
Berhenti menghiba ke arahkuAku bukannya tidak mau
Tapi apa yang di minta telah melewati batas
Terlalu fana untuk masuk logika
Terlalu jauh dan membuatnya tersiksaAku hanya ingin ia aman
Dari tangan-tangan
Perusak jalan kehidupan
Yang sewaktu-waktu dapat menghadang
Di persimpangan-persimpangan
Yang telah di rencanakan TuhanIngin aku berteriak di depan wajahnya
"Tempatmu bukan di sana!"
Atau sekedar berkata,
"Duduklah dengan tenang di sini sampai kau mati"
Tapi tentu saja tidak bisa
Apa yang sudah di kepala
Tak mungkin dapat di hapus dengan semena-menaSaat hujan di lima September tahun depan
Mungkin semua doktrin sudah tak mempan
Mungkin aku sudah jalan-jalan dengan sedan
Atau hanya sekedar angan bualan
Yang kebetulan lewat di kolong jembatanBy : A T