Biarkan aku bercerita tentang rumah tua itu
Rumah bisu yang menjadi saksi bisu dari kebisuan
Atapnya yang renta dan merengek meminta belas kasihan
Mengingatkanku pada kepingan
Kepingan tentang sesuatu
Sesuatu apa...?
Sesuatu yang besar dan akbar mungkin?
Hidup contohnyaRumah itu adalah saksi betapa kami bercengkrama dengan hebat
Bersedekap dengan hangat
Dan untaian suara merdu itu perlahan menyentuh kupingku
Menyentakku pada kenyataan
Pada keadaan
Pada kenanganRumah itu ialah layaknya akomodasi buat kami
Untuk belajar seni
Ketika paduan suara itu terdengar indah di kedua telingaku, tapi
Sial, rasanya aku ingin mencabik mulutmu
Masih ku tahan
Kakiku berjalan menyusuri ruangan, mahakarya indah yang tak akan pernah aku lupakan
Telapak kakiku berhias berlian kecil yang banyak sekali jumlahnya
Sampai aku kerepotan untuk mencabutinya satu-satu
Oh, sialan! Aku lupa kalau tidak punya tisu
Bagaimana aku mengelap cat merah ini?
Ah, biarlah, ini akan jadi sebuah karya seni juga
Pola-polanya akan menjulur liar kemana seiring aku berjalan
Memperindah suasana,
Dan keadaanIndahnya rumahku, nyamannya rumahku
Kini hanya tinggal atap-atap yang berdebu
Atau pintu yang bau kayu, lama tidak dibuka, aku memang sengaja menutupnya
Indahnya rumahku, nyamannya rumahku
Tapi aku tidak bisa kecewa, setidaknya masih ada kenangan di atap-atapnya
Atau kotoran yang menempel erat di jendela, tak mau dipisahkanJuga, masih ada
Kepingan-kepingan kenangan dan ingatan
Tentang bagaimana indahnya rumahku
Bagaimana luar biasanya karya seniku
Mungkin, suatu saat nanti aku mau mencoba membanting lebih banyak
Supaya corak-corak merah itu kembali menghiasi rumahku, rumah kita
Dengan begitu hebatnyaA.T