7

20.5K 1.7K 10
                                    

Al sekarang dilanda pusing, pusing sebab paman dan keponakan ini yg dari tadi mencari perhatian padanya dan saling melempar tatapan mematikan.

"uncle, peluk"

"tidak, kamu menjauh"

"diam"

"heh, bocah"

"biarin, bisa dipeluk uncle"

dan geraman Jo yg hanya terdengar.

"ssttt eh udah, Gio mau peluk?" tanya Al lembut.

tanpa menjawab, Gio tiba-tiba saja memeluk Al dengan erat. Al pun membalasnya seraya mengelus punggung anak kecil itu.

sedangkan Jo, dia menatap ke arah dua insan yg sedang berpelukan itu menatap tidak suka, sangat.

"JERK!!" sarkas Jo, sambil membanting mainan Gio yg tadi ada ditangan nya.

Al yg memang sangat tau sifat Jo, ia mendekati Jo masih dengan Gio yg memeluk nya.

Al mengelus pundak Jo, tapi itu tidak cukup untuk seorang Joregras Aden.

Tangan Al mengelus pundak Jo sedangkan leher nya dipeluk erat oleh Gio.

"uncle, ngantuk" cicit Gio, yg matanya memang sudah sayu.

Jo yg memang tajam pendengaran telinganya, wajahnya berubah menjadi sumringah.

"oke, bobo dikamar ya" ucap Al, lalu menggendong Gio menuju kamar Jo berada dilantai 2.

setelah sampai, Al membaringkan Gio dengan perlahan dan ikut berbaring disamping nya.

"uncle, bobo juga ya jgn dekat-dekat dengan dia" dia yg dimaksud Gio adalah Jo.

"iya, udah bobo" suruh Al, dan Gio menutup matanya seraya Al mengelus rambut Gio dengan telaten.

"perusuh" ucap Jo, sambil menutup pintu kamarnya dan berjalan mendekati mereka.

"ssttt udah diem" suruh nya, lalu Al membelakangi Jo karna Gio yg membelakangi Al, jadi ia berniat untuk merengkuh Gio.

Jo tentu tidak suka apa yg ia lihat didepan matanya.

dengan kesal, Jo membaringkan tubuhnya disamping Al yg membelakanginya.

lalu memeluk erat Al, biasa dengan pelukannya yg punggung Al harus menempel pada dada Jo.

"ck!" decak Jo, yg mengambil alih tangan Al yg tadi ia gunakan untuk mengelus rambut Gio, kini dijadikan bantalan untuk kepala Jo.

mau tak mau, Al yg tadi membelakangi Jo kini telentang bebas.

Al masih terjaga, hanya saja ia membiarkan Jo melakukan yg dia mau.

Gio yg memang duplikat Jo, ia membuka mata dan melihat Jo yg memeluk Al.

ia juga tidak bisa membiarkan ini terjadi.

tangan Al yg satunya lantas Gio jadikan bantalan untuk kepalanya juga, lalu memeluk Al layaknya guling.

Al yg sesak dipeluk erat oleh dua makhluk itu pun membuka matanya dan melihat Jo dan Gio yg saling beradu tatapan mematikan.

Al menghela nafas kasar yg disadari oleh mereka berdua dan mereka menatap Al dengan tatapan tanya.

"kalo kalian mau begitu terus, mending aku tidur sendiri deh" tegas Al.

ia tidak mau memakai lu-gua disaat ada anak kecil disekitarnya, Jo sdh mengerti itu.

"no!" seru mereka berdua bersamaan. Sambil memeluk Al erat.

"oke, jangan erat-erat peluknya nnti aku kehabisan nafas gimana?" tutur Al lembut.

Jo dan Gio pun merenggangkan pelukannya, tidak seerat tadi.

karna tidak mau membuat mereka iri satu sama lain, dengan inisiatif Al, ia mengelus lembut rambut mereka berdua.

setelah cukup lama Al mengelus rambut Jo dan Gio, kini mereka berdua sudah terlelap pulas, sedangkan Al masih tetap terjaga.

ia bergelut dengan pikiran nya sendiri, tentang banyak hal.

ada satu sifat Jo yg Al belum paham, yaitu sifat kekanakan Jo.

ya benar, Jo kekanakan terlihat dari dia yg seperti anak kecil, anak kecil yg mencari perhatian pada ibunya, merengek, dan selalu ingin diperhatikan.

Al melihat itu semua sejak kedatangan Gio, dan memang Gio adalah duplikat Jo dan masih anak-anak jadi ia memaklumi.

tapi Jo??.

"mmhh" gumam Jo.

Al dengan cepat kembali mengelus rambut mereka berdua.

dan setelahnya kembali tenang.

tidak mau ambil pusing, Al lantas memejamkan matanya berharap semoga besok hubungan paman dan keponakan ini membaik, tidak seperti musuh yg saling mengibarkan bendera perang.

tepat jam 2 pagi dini hari, Gio terbangun entah apa yg membangunkan anak kecil itu.

Gio dengan pelan menepuk pipi Al, sang empu pun membuka matanya dan melihat Gio yg sangat dekat dengan wajah nya.

Sedangkan Jo, ia meringkuk di dekapan Al.

"kenapa boy?" tanya Al dgn suara serak.

"pipis" cicitnya.

dengan pelan Alata melepaskan rengkuhan nya pada Jo, dan menggendong Gio berjalan ke arah kamar mandi.

setelah selesai, Al kembali menuju king size Jo, dan menidurkan kembali si kecil Gio.

"udah, bobo lagi" suruh Al, Gio menutup matanya menikmati tangan Al yg mengelus rambutnya dengan lembut.

Al pun sama, menutup matanya. Kini posisi tidurnya berbeda, jadi Gio yg berada ditengah membelakangi Jo dan mendekap erat Al yg mengusap rambutnya.

mungkin saat bangun nanti, ia disuguhkan dengan tatapan tajam dari Jo.

Love Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang