15

16.1K 1.4K 28
                                    

setelah beberapa lama menunggu mereka berdua tidur pulas, Al langsung kebawah untuk bertemu dgn Julian.

"Jul"

Julian langsung menunduk hormat, tat kala melihat sahabat Tuan Muda nya itu.

"ada yg bisa saya bantu, tuan?"

"ngga, gua cuman pengen tanya, selama gua gaada Jo sama Gio ngapain aja?" tanya Al.

"Tuan muda Jo dan Gio hanya bermalas-malasan, setiap hari hanya meminum susu yg ada dikulkas, setiap malam bermain ps sampai pagi dini hari, kalau boleh saya jujur, tuan Al sangat berpengaruh besar pada Tuan Muda Jo dan Gio, bahkan waktu itu kabar terdengarnya Tuan Jo dan Gio tidak makan dan hanya meminum susu saja sampai pada telinga Nyonya Aden" jawab Julian.

Jo dan Gio memang benar-benar tidak bisa lepas darinya.

seakan mereka berdua mempunyai obsesi untuk tetap mengurung Al pada mansion ini.

seperti burung yg dikurung disangkar emas.

"oke, makasih Jul" ucap Al, langsung berlalu pergi untuk kembali ke atas, ke kamar mereka.

Al hanya menonton film sambil menunggu Jo dan Gio bangun dari tidurnya.

jam sudah menunjukkan pukul 17.30 sore, Jo dan Gio sudah tertidur sangat lama.

"bangun, mandi dulu udh sore" ujar Al sambail menepuk kedua pipi mereka berdua dgn pelan.

Jo dan Gio bangun dan berjalan beriringan ke arah kamar mandi, sedangkan Al menyiapkan pakaian santai untuk mereka berdua lalu setelahnya turun, menunggu di meja makan.

derap langkah kaki seseorang siapa lagi kalau bukan Jo dgn Gio yg berada digendongan nya.

mereka berdua duduk disamping Al, kali ini Jo memangku Gio supaya Al tidak terlalu banyak bergerak ke kanan dan kiri saat menyuapi mereka.

Al mulai menyuapi mereka berdua dan kini ia juga menyuapi dirinya sendiri.

setelah selesai makan, seperti biasa mereka akan menonton film bergenre petualangan, intinya yg bebas dari umpatan-umpatan.

"uncle" panggil Gio sambil menduselkan kepalanya pada perut Al.

Al mengelus rambut Gio tat kala Jo little memanggilnya.

"iya" jawab Al.

tidak ada jawaban lagi, Al yg fokus pada tontonan nya sedangkan Jo dan Gio yg terus menduselkan kepalanya pada bagian tubuh Al.

Al bergerak, menjadikan sofa itu sebagai kasur dengan hanya menekan tombol saja.

Al berbaring tanpa memperdulikan Jo dan Gio, lalu ia kembali fokus pada tontonan nya.

Jo yg melihatnya tidak suka, ia diabaikan oleh Al dan apa itu? Al lebih memilih fokus pada tv.

ia membenci Al yg mengabaikan nya.

"Al" ujar Jo dgn geraman.

yg dipanggil hanya menaikkan kedua alis nya saja tanpa mengalihkan perhatiannya.

dgn tiba-tiba Jo langsung merampas remot tv yg dipegang Al lalu membanting nya keras kesembarang arah.

ya, seperti itulah Jo jika hanya diabaikan oleh sahabat nya, Al. Sedangkan Gio menatap datar Al, sama hal nya dia dgn Jo, tidak suka diabaikan oleh Al.

Al terduduk dan menatap Jo datar.

"apa?" tanya nya, seperti tidak terjadi apa-apa.

Jo mengeraskan rahang nya, alisnya pun menukik tajam, tak lupa jari-jari tangan nya yg sudah terkepal erat.

melihat perubahan dari Jo, Al langsung mendekap erat Jo untuk menenangkan singa yg telah ia bangunkan.

Al mengelus rambut serta punggung Jo dgn lembut.

Jo memejamkan mata merasakan tangan Al yg mengelus rambutnya, setelahnya ia membalas pelukan Al tak kalah erat.

Gio? menjadi penonton setia kali ini.

setelah cukup lama, Gio bosan melihat kedua uncle nya itu daritadi berpelukan, lantas bersuara.

"udah dong, Gio juga mau" ucapnya kesal.

Al terkekeh, melepaskan pelukannya pada Jo dan beralih pada si jagoan, Gio.

Gio memeluk Al sangat erat dan tiba-tiba Gio mencium pipi Al yg diakhiri cengiran oleh nya.

Al gemas bukan main melihat Gio yg seperti ini, ia langsung membubuhi wajah Gio dgn ciuman.

Jo sangat membenci, karna bibir Al mendarat lebih dulu diwajah Gio bukan dia.

Al sibuk menciumi Gio, ia lantas memposisikan dirinya didekat wajah Al dan mencium pipi Al agak lama, membuat kegiatan Al terhenti.

Al terkejut, karna sahabatnya ini sudah sampai ke tahap mencium nya, ia merilekskan kembali wajahnya yg terkejut, sedikit menggoda nya tidak apa kan?

maka Al menjalankan aksi nya.

"ngapain cium-cium?" tanya Al datar, seakan tidak suka.

Jo menatap Al dgn bingung.

"gausah cium-cium, kecuali Gio" ujar Al dingin, Gio rasanya ingin terbang.

Jo tidak bisa seperti ini, tersudut dgn nada bicara Al dan wajah Gio yg seakan tak suka dgn Jo.

perasaannya campur aduk antara kesal, marah, malu, dan sedih, tapi yg mendominasi adalah perasaan sedih nya, entah apa tapi ia sedih Al berucap seperti itu.

ia bisa saja marah dan membanting barang-barang tapi yg ada ia malah tidak diperdulikan lagi oleh Al.

Al kembali melanjutkan aktivitasnya menciumi wajah Gio, sedangkan Gio terkikik geli.

tanpa disadari, Jo mengeluarkan air matanya setetes demi setetes, ingat Jo dan Gio mempunyai bakat menangis tanpa suara.

Love Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang