14

16.2K 1.4K 46
                                    

jam sudah menunjukkan pukul 22.30, Gio sudah tidur dengan nyenyak sambil memeluk lengan Al.

Al bangun karna memang sudah ia rencanakan, ia hanya ingin melihat ke bawah dimana Jo berada.

dengan pelan Al menuruni tangga dan melihat ruang keluarga sofa yg dijadikan kasur oleh Jo.

Al dengan sangat hati-hati mengentip dibalik sofa, ingin sekali dia mengeluarkan suara karna pasalnya Jo sedang meringkuk sambil menarik ingus beberapa kali.

dengan tiba-tiba lampu keluarga menyala dengan terang, Jo terkejut dan langsung bangun dari tiduran nya.

Al melebarkan matanya melihat Jo dgn mata memerah, hidung yg sudah penuh dengan ingus, dan matanya pun sembab karna lama menangis.

mengingat ia masih mengabaikan Jo, ia langsung merubah wajahnya mnejadi datar kembali tanpa ekspresi.

"Al" lirih Jo dgn suara yg berdengung seperti orang terkana flu.

Jo merengtangkan tangan nya meminta dipeluk, tapi Al tetap pada posisi nya.

kembali lagi air mata turun deras, bahkan baju Jo sudah basah karna air mata dan ingusnya.

"serius nangis? bocah"  sarkas Al.

Jo menundukkan kepala nya, menangis dengan diam.

"cuci kaki, tangan, muka, ganti baju nya, masuk kamar" suruh Al.

ia juga tidak tega melihat Jo yg wajahnya sudah sembab.

Jo berjalan masih dgn kepala tertunduk, sedangkan Al mengambil Tupperware yg ada dikulkas.

ketika Al masuk ke kamar dan melihat Jo yg kekuar dari kamar mandi masih dgn wajah yg sembab.

Al mengabaikannya dan langsung menaruh Tupperware yg tadi ia bawa di nakas, lalu membaringkan tubuhnya di kasur membelakangi Jo.

Al tidak tidur sungguhan, ia hanya ingin bagaimana reaksi Jo saat ia mengabaikan nya.

Jo masih berdiri seperti patung, melihat Al yg membelakangi nya dan mengabaikannya, ia tidak kuat.

maka Jo, mendekat ke arah Al yg masih memunggunginya lalu memeluk dengan erat.

posisi nya, Jo duduk dilantai dgn kepala ia desulkan pada punggung Al dan tangan nya melingkar erat dipinggang Al.

Al membalikkan badannya menjadi berhadapan pada Jo dan melihat Jo yg kembali menangis.

"berhenti nangis" suruh Al masih suaranya yg datar.

Jo menenangkan dirinya supaya tangisan nya mereda, tetapi masih tersendat-sendat.

supaya Jo ada space untuk berbaring Al menggeser tubuhnya, dan Jo tidur disamping Al masih memeluknya erat.

Al menjadikan lengan kiri untuk bantalan kepala Jo sedangkan tangan kanan nya ia gunakan untuk mengelus punggung Jo.

"enghh, uncle" gumam Gio.

tangan kanan Al beralih untuk menepuk punggung Gio dgn pelan supaya kembali terlelap.

"tidur" suruh Al pada Jo.

Jo menurut, dan langsung menutup matanya tak lama nafas teratur dari Jo terdengar.

Al belum tidur, ia masih bergelut pada pikirannya.

semakin hari, Jo dan Gio semakin tidak bisa lepas darinya, setiap menit bahkan setiap detik terus saja selalu memanggilnya, entah itu untuk mencari perhatian atau bermanja.

paman dan keponakan memang sama saja.

tidak mau larut dalam pikiran nya, Al bergegas menutup matanya menyusul Jo dan Gio kedalam mimpi.

keesokan paginya, Al tidak sarapan bersama Jo dan Gio karna ia dipanggil papa nya untuk datang ke perusahaan nya di Canada.

ya, Al ke Canada, Jo tadinya melarang keras Al untuk pergi ke Canada menemui papa Al, Cakrapandu Alata.

Al memberi pengertian pada Jo untuk mengizinkannya, akhirnya Jo pun membolehkan nya pergi, dengan satu syarat, tangan kanan Jo harus ikut untuk mengawasi Al supaya Al tidak melirik orang-orang disana.

kenapa tidak Jo saja yg ikut? papa Al hanya ingin anaknya saja, ia ingin membicarakan empat mata terhadap anaknya.

semenjak Al pergi, nafsu makan Jo dan Gio menurun drastis, tidak ada suapan, tidak ada ocehan, benar-benar sunyi.

Al pergi selama 2 hari, dan itu membuat Jo dan Gio merasa seperti dua tahun tanpa Al.

selama dua hari, Jo dan Gio tidak makan hanya meminum susu saja, bahkan tubuh mereka berdua tampak kurus dan mata mereka yg terdapat kantung hitam dibawahnya karna kekurangan tidur.

Al sangat berpengaruh besar pada mereka berdua.

pada keesokan nya, Al sudah pulang dari Canada, ia langsung ke rumah Jo karna tangan kanan Jo yg bilang bahwa langsung pulang ke mansion Jo.

ketika ia masuk ke dalam mansion hanya keheningan yg menyapa nya.

"Al pulang" ujar Al.

"uncle"

"Al"

panggil Jo dan Gio bersama.

Al melihat mereka berdua yg terlihat lemas berjalan ke arahnya lalu memeluk Al erat, sangat erat.

"heunghh" gumam Gio.

Al membalas pelukan mereka, Al sangat terasa bahwa Jo dan Gio menangis karna baju dibagian pundaknya basah dan bagian perutnya pun juga basah.

Al menepuk punggung Jo dgn pelan sedangkan tangan yg satu nya menenangkan Gio dgn mengelus rambutnya.

"ssttt, udah-udah" tenang Al.

akhirnya Al pun menggiring Jo dan Gio untuk ke kamar, dan mereka duduk berhadapan, Jo dan Gio yg duduk bersama dgn wajah yg sembab dan Al yg ada dihadapan nya.

"udah mandi?" tanya Al

yg dijawab hanya anggukan dari mereka.

"makan?"

dijawab dgn gelengan.

"yaudah, tunggu disini dulu aku mau ambil makan dibawah" ucap Al.

mereka mengangguk.

Al kembali lagi ke kamar dgn nampan yg berisi makanan dan minuman.

Al menyuapi mereka berdua yg makan nya terlihat sangat lahap, apa mereka tidak makan?.

"udah ga makan berapa hari?" celetuk Al.

Jo dan Gio langsung berhenti mengunyah dan menatap Al takut-takut.

"ko diem? aku cuman tanya udah ga makan berapa hari?" tanya Al lagi.

Jo langsung menunjukkan dua jarinya pada Al, tanda nya ia tidak makan dua hari.

Al mengangguk, tidak ada ekspresi apapun, susah ditebak.

"oh, selama ga makan, minum susu aja gitu?"

mereka berdua mengangguk.

setelah selesai menyuapi, Al menyuruh mereka berdua untuk tidur karna terlihat dari bawah matanya terdapat kantung hitam.

tak lupa, Al yg harus mengeloni mereka berdua agar cepat tertidur pulas.



Love Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang