04. SEKOLAH BARU

83 26 40
                                    

Teruntuk TIM BR saya meminta maaf kalau kalian telah menunggu up, aku dari kemarin pen gencer up, cuman yh gtu belum sempet.

~HAPPY READING ~

Ayam jago mulai berkokok yang disertai suara lantunan adzan. Aku yang mendengar suara adzan langsung terbangun dan membuka mata secara perlahan. Begitu anehnya, aku merasa seperti ada yang aneh dengan diriku.

Tak terasa bajuku seperti tersiram air, tetapi anehnya rasa dingin tak bisa kurasakan. Langsung saja aku mengamati kasur sambil meraba-rabanya untuk memastikan bahwa saya itu tidak mengompol.

Aku pun merasa terkejut ketika pakaianku terasa basah sedangkan kasur masih terlihat kering. Karena aku merasa takut akan terjadi apa-apa, jadi aku memutuskan untuk memanggil kakek dan nenek. "Kakek ... nenek ..." teriakku sambari berjalan mundur menjauhi kasur.

Dengan segera kakek berlari menemuiku yang kemudian disusul oleh nenek sambari menggulung rambutnya yang begitu panjang.

Ketika melihatku, muka mereka langsung terpaku karena begitu terkejutnya mereka yang mendadak melihatku berada di kamar.

"Brian," panggil kakekku dengan nada lirih.

"Brian, cucuku, kamu semalam darimana saja hah? kakek dengan nenek sudah mencari kesana kemari tetap nggak ketemu loh," tanya nenek yang begitu panik sambil meraba-raba tubuhku untuk memastikan bahwa diriku yang ini adalah asli.

"Nah iya kamu semalam dari mana saja?" lanjut kakek.

"Semalam ..." kataku secara lirih yang seakan memikirkan sesuatu.

"Oh, iya, kek ini bagaimana? ayo berangkat sekarang kek," rengeku yang tengah memegang tanganya.

Kakek dan nenek langsung merasa terbingungkan ketika aku merengek untuk segera berangkat, padahal tempat yang akan dituju juga belum jelas.

"Berangkat kemana? ke rumah?" tanya nenek sambari mengelus rambutku secara lembut.

"Iyah, Brian mau mengambil seragam sekolah, habis itu langsung berangkat ke sekolah" kataku sambil berjalan ke arah tas dan mengambilnya.

"Oh iya kakek lupa, yasudah tunggu sebentar, kakek mau panasin motor dulu." ujarnya.

Tetiba nenek terpikirkan sesuatu. Wah sesuatu apa nih? nah, jadi nenek langsung memberi usulan bahwa aku akan didaftarkan kembali ke sekolah baru.

Kakek yang mendengar usulan dari istrinya itu langsung menjawab setuju. Yak, begitu pula  denganku yang terpaksa untuk berpindah sekolah demi menghindari diriku dari kekerasan fisik maupun mental.

Dengan segera aku berlari menuju sumur. Karena rumah kakek amatlah sederhana jadi wajar saja kalau di dalam rumahnya tak ada yang namanya kamar mandi.

***

Selesai mandi aku pun langsung mempersiapkan diri menggunakan pakaian seadanya.
Setelah itu aku pun langsung menuju motor dan menaiki motornya. Kakek yang sudah menungguku sejak tadi langsung mengegas motornya.

Ketika berada di tengah jalan, aku bertanya-tanya sedikit tentang psikopat kepada kakek.

"Kek ..." panggilku dengan nada lirih.

"Dalem,"

"Boleh nggak kalau Brian balas dendam kepada orang yang telah menyakiti Brian?" tanyaku.

"Sebenarnya tidak si ... tapi kalau mau balas dengan kebaikan jelas boleh kok,"

"Kalau jadi psikopat berarti boleh dong," cetusku.

Tetiba saja kakek mengerem motornya dengan mendadak, hampir saja aku terjatuh karena kakek benar-benar mengerem motornya dengan sangat mendadak.

BRIAN RENANDO [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang