Long Lost Last Chapter

1.9K 304 2
                                    

Bagian 3

Itu sudah lewat tengah malam dan bangsal rumah sakit itu begitu sunyi dan tenang. Beberapa sofa dan kursi yang sebelumnya tidak ada kini memenuhi ruangan itu, memperlihatkan bahwa di ruangan itu menerima banyak orang sebelumnya. Sesosok tubuh berbaring di ranjang rumah sakit dengan hembusan napas yang halus.

Tidak banyak orang yang tersisa di ruangan itu, tidak seramai pada siang hari. Sebagian besar dari mereka terpaksa harus dipulangkan. Awalnya tentu saja semua protes. Tidak ada dari mereka yang mau meninggalkan ruangan itu setelah menginjakan kakinya di dalam seolah mereka tertarik oleh blackhole dan tidak memungkinkan untuk keluar lagi.

Setelah mereka berdiskusi, beberapa dari mereka memang harus kembali. Kim Dokja masih perlu istirahat dan jika terlalu banyak orang maka tentunya akan mengganggu. Tapi ada satu hal yang mereka semua sepakati bersama, Kim Dokja tidak akan dibiarkan sendirian. Minimal harus ada satu orang yang menemani Kim Dokja, satu orang yang selalu ada di sisinya. Mereka mengangguk setuju dengan yakin ketika keputusan itu dibuat. Mereka memiliki perasaan yang sama, perasaan takut seolah Kim Dokja akan menghilang tersapu angin jika mereka meniggalkannya sendirian. Tapi tidak ada yang berani mengungkapkan perasaan itu, alih-alih mereka menyetujui alasan Han Sooyoung.

"Paling tidak harus ada satu orang yang selalu menemani Kim Dokja, jangan biarkan si bodoh itu sendirian walau hanya satu detik. Kita tidak tahu kapan dia akan bangun lagi dan membutuhkan kita."

Han Sooyoung juga mengancam akan membunuh siapapun yang terakhir kali meninggalkan Kim Dokja sendirian. Semua orang dengan mudah setuju, bahkan walaupun Han Sooyoung tidak mengajukan ancaman.

Lee Sookyung tertidur di sebelah tubuh anaknya dengan bertumpu lengannya di atas ranjang rumah sakit. Sebagai seorang ibu, Lee Sookyung tidak ingin kehilangan putra satu-satunya sekali lagi. Persephone juga ingin tinggal dan menginap, namun setelah keduanya saling berbicara, mereka memutuskan untuk bergantian.

"Aku tahu kamu juga ingin berada di sini, Persephone. Aku juga mempunyai perasaan yang sama, tapi pasti kita memiliki kegiatan yang harus kita lakukan di luar sini. Kim Dokja, dia akan membutuhkan ibunya, salah satu dari kita harus ada di sini setiap saat, jangan sampai ruangan ini kehilangan sosok ibu dari Kim Dokja. Mari kita bersama menjaga Kim Dokja, Persephone. Untuk itu malam ini beristirahatlah, kamu harus jadi sosok ibu yang kuat untuk Kim Dokja esok hari." Lee Sookyung berkata lembut dengan nada yang lemah kepada Persephone dan akhirnya Persephone menyetujuinya. Dia dengan berat hari melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah sakit.

Lee Sookyung dan Persephone hampir tiba bersamaan, ketika mereka melihat sosok tubuh kecil itu tanpa ragu mereka berlari untuk merengkuhnya. Mereka tidak membayangkan mata yang jernih itu dapat mereka lihat kembali. Setelah tangis Lee Sookyung dan Persephone mulai mereda, mereka dapat melihat dengan jelas ke arah wajah kecil itu, mata itu terbuka namun sekarang terlihat setengah menutup seperti seorang anak kecil yang mengantuk.

Mereka membaringkan kembali Kim Dokja di ranjang rumah sakit dan tidak lama dari itu Kim Dokja kembali tidur dengan damai. Ada perasaan tidak enak di hati Lee Sookyung maupun Persephone, khawatir mereka tidak akan bisa menatap kedua mata itu lagi. Aileen dan Lee Seolhwa kembali memeriksa tubuh Kim Dokja dan mengisyaratkan tidak ada permasalahan yang terjadi. Tubuh Kim Dokja masih sama seperti sebelum dia kembali tertidur lagi. Detak jantung, denyut nadi, hembusan napasnya yang ringan masih sama. Yoo Sangah dan Han Sooyoung berdiri di sisi Lee Sookyung untuk menenangkannya, sementara Jung Heewon dan Lee Jihye membantu Persephone. Mereka seperti meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Jung Heewon menatap Kim Dokja yang tertidur, ia teringat ketika akhirnya Kim Dokja mengeluarkan suaranya yang lemah. Dua kalimat. Kim Dokja hanya mengatakan dua kalimat tentang hari ulang tahunnya, dan setelah itu ia tidak berbicara apapun lagi hinga ia jatuh tertidur kembali. Setelah semua sadar bahwa suara itu bereasal dari Kim Dokja beberapa dari mereka mulai berkata-kata dan bertanya dengan terkejut. Semua tampak kembali emosional, namun Kim Dokja tidak mengatakan apapun lagi. Setelah itu Kim Dokja hanya mendengarkan percakapan semua orang dalam diam, terkadang ekspersinya kosong dan bingung, sesekali dia akan menanggapi dengan senyumnya yang misterius. Kim Dokja terlihat semakin lelah setelah mengucapkan dua kalimat itu, lama kelamaan matanya sedikit menutup seperti orang yang mengantuk. Mereka membiarkannya untuk kembali berisirahat.

Long Lost Last Chapter for Omniscient Reader's ViewpointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang