Long Lost Last Chapter

1.1K 156 60
                                    

Bagian Epilog

Angin bertiup lembut di sepanjang padang rumput itu. Langit cerah tapi matahari tersembunyi di balik awan sehingga cuaca tidak terlalu terik. Benar-benar cuaca yang pas untuk bersantai di luar ruangan, seperti yang dilakukan seluruh anggota Kim Dokja Company saat ini.

Kim Dokja mengajak mereka semua untuk pergi piknik sebagai kompensasi setelah dirinya membuat keributan sehari sebelumnya. Setelah mengatakan ia akan menghancurkan Star Stream dunia ini sekali lagi, Kim Dokja harus menghadapi sesi persidangan yang dipimpin oleh Han Sooyoung, Yoo Joonghyuk, dan Jung Heewon sebagai hakim. Benar-benar bukan pemandangan yang indah untuk dilihat pertama kali ketika ia bangun.

Padang rumput berbukit ini mirip dengan tempat yang mereka kunjungi untuk hari libur pekerja tepat sebelum mereka melangkah ke skenario akhir. Waktu sudah bergulir begitu lama tapi kenangan itu masih terekam jelas seolah itu baru saja terjadi kemarin.

Anak-anak sedang bermain di aliran sungai kecil yang mengalir, terlihat kekhawatiran dari hari sebelumnya sudah menghilang berkat semua penjelasan yang bisa Kim Dokja berikan pada mereka. Shin Yoosung dan Lee Gilyoung menatapnya dan mengatakan dia tidak akan membiarkan Kim Dokja melakukan segalanya sendiri lagi. Melihat itu Kim Dokja tidak ingin melakukan sesuatu yang akan menyakiti anak-anaknya lagi, juga teman-temannya. Matanya beralih pada beberapa kelompok yang ada, mereka tampak bersantai dan mengobrol satu sama lain.

Yoo Joonghyuk tampak sedang membereskan peralatan memasaknya bersama Lee Seolhwa, kedua ibunya sedang mengawasi anak-anak yang bermain sambil duduk dan saling mengobrol. Yoo Sangah tampak berbincang dengan Gong Pildu yang kali ini juga membawa kursi lipat memancingnya. Jung Heewon terlihat sedang mendiskusikan sesuatu yang serius dengan Lee Hyunsung.

Semuanya tampak damai dan tenang sehingga tidak heran Lee Jihye bisa tidur dengan baik di bawah sebuah pohon oak yang rindang. Kim Dokja melihat mereka satu persatu, matanya merekam semua yang mereka lakukan, ekspresi yang mereka keluarkan, dan suara canda tawa yang mereka katakan. Hatinya menjadi hangat melihat senyuman Biyoo saat bermain seperti anak seusia Lee Gilyoung dan Shin Yoosung.

Ini adalah kedamaian yang mereka semua inginkan selama ini, kedamaian yang begitu manis sehingga terasa menakutkan untuk Kim Dokja. Kim Dokja mencoba menggelengkan kepalanya, mengusir pemikiran itu. Tapi di sudut hatinya rasa takut itu tetap ada. Kim Dokja mengembuskan napasnya kasar dan melihat ke arah langit.

Langit tampak biru cerah dengan banyak awan kumulus bergantung seperti gumpalan permen kapas putih. Sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa ia pernah runtuh puluhan tahun lalu. Pikiran Kim Dokja semakin tenang ketika mengetahui bahwa dunia tempat ia saat ini sudah kembali, dan sekarang ia punya seseorang yang ada di sisinya serta sesuatu yang dapat ia sebut rumah.

Tidak ada lagi ruangan yang sunyi sepi ketika Kim Dokja pertama kali membuka pintu rumahnya, selalu ada makanan hangat yang tersedia saat ia pulang, dan meja makan yang dulu hanya diisi dirinya sendiri kali ini memiliki seseorang untuk duduk di setiap kursi yang ada. Jika dulu ia hanya berguman sendiri pada karakter fiksi dari novel untuk mengisi kesehariannya, sekarang ia memiliki banyak orang yang mau mendengarkan apa yang ia katakan, atau bahkan mereka yang meminta Kim Dokja sendiri untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya. Kim Dokja tidak pernah tahu kalau dia akan sangat menikmati hari-harinya mendengarkan cerita tentang keseharian seorang anak sambil mereka menyuapkan makanan padanya.

Banyak hal yang membuat hatinya menghangat. Apakah akhir yang seperti ini yang seharusnya diinginkan pembaca?

Untuk sesaat Kim Dokja ingin waktu berhenti dan membekukan momen damai ini. Sudut hatinya terasa sakit ketika Kim Dokja mengingat kenyataan bahwa waktu harus terus berjalan. Jam saku yang Kim Dokja minta Aileen buatkan untuk Yoo Joonghyuk harus terus berdetak.

Long Lost Last Chapter for Omniscient Reader's ViewpointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang