Marah

595 109 1
                                    

Suara decitan sepatu memenuhi suara gym, tak hanya itu, suara para pemain juga ikut menggema dalam satu ruang ini. Aku mengamati mereka yang sedang latihan sambil menganalisis kira-kira apa kebiasaan dari teknik mereka saat bermain voli.

Tanpa ku sadari ada 2 pemain cadangan yang sedang berbisik-bisik tentangku.

"Jika dilihat-lihat manager kita lumayan juga." Ucap salah satu dari 2 orang tersebut, panggil saja si A.

"Iya, jerawat di wajahnya juga sudah berkurang." Balas si B.

"Dia sudah bisa merawat dirinya sendiri. Sepertinya ia akan jadi gebetanku selanjutnya." –A

"H-haha, Aku yakin kau akan langsung ditolaknya." –B

"Aku akan berusaha membuatnya suka padaku." Ucap A sambil membusungkan dadanya dengan bangga.

"O-omong-omong, bisa kita berhenti membicarakan ini, aku merasa hawa tidak enak dari sana." Balas si B sambil menunjuk ke arah belakangnya, tepat Sakusa berdiri di lapangan.

Sakusa menatap kedua orang itu dengan tatapan intimidasinya. Sepertinya Sakusa mendengar apa yang 2 orang itu ucapkan.

Tapi mengapa Sakusa merasa tidak suka ketika 2 orang tadi membicarakan managernya, terlebih saat tau si A akan menggebet ku.

Aku yang dari pinggir lapangan melihat Sakusa mengalihkan pandangannya kesamping segera menegurnya.

"Sakusa-san, tolong fokus lihat ke depan!" Ucapku sedikit teriak.

Sakusa nampak sedikit terkejut, begitu pula 2 orang yang Sakusa tatap tadi. Aku tidak tau kenapa Sakusa menatap ke dua pemain cadangan tersebut dengan tatapan mengintimidasi.

Aku tidak terlalu peduli, jadi ku hiraukan saja. Latihanpun kembali berjalan seperti biasa.

Tapi salah satu perubahan yang ku amati adalah setelah ku menegur Sakusa tadi, pukulannya jadi makin kencang. Jujur aku sedikit takut saat melihat bola yang di pukulnya kembali mantul sampai lantai 2.

Apa ia marah karena ku tegur?

My Crush {Sakusa Kiyoomi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang