Waktu sudah hampir malam. Aku dan Sakusa masih berada di gym karena baru saja selesai latihan tambahan yang biasa kita lakukan. Kita berdua terduduk dengan jarak yang berjauhan, senderan dipinggiran lapangan sambil menyelonjorkan kaki kita.
Suasananya sangat sepi, hanya suara napas kita yang terdengar sedangkan kita saling bergelut dengan pikiran masing-masing.
"Nee... Sakusa-san." Panggil ku. Sakusa tidak menjawabnya, ia masih melihat kearah depan.
"Apa kau tidak mau mencoba menyentuh orang lain?" tanya ku. Hening sesaat sebelum Sakusa membuka suara.
"Bohong jika aku menjawab tidak." Aku melebarkan mata ku setelah mendengar jawaban dari Sakusa.
Aku memperkecil jarak duduk kita.
"Kalau begitu mau coba?" tawar ku sambil membuka telapak tangan ku dihadapannya.
Sakusa menatap tangan ku sebentar dengan ekspresi takut.
"Tenang saja, bersentuhan seperti ini tidak akan langsung membuatmu jatuh sakit." Ucap ku. Sakusa mulai mengangkat tangannya perlahan mendekati tangan ku.
"Menjalani kehidupan sehari-hari dengan menghindari sentuhan orang lain itu sangat merepotkan, jadi kau harus bisa membiasakannya." Ucap ku lagi sambil melihat tangan Sakusa yang semakin dekat dengan tangan ku.
Tinggal beberapa senti lagi tangan kita bersentuhan. Dan... yap, akhirnya Sakusa memberanikan diri menyentuh telapak tangan ku dengan telapak tangannya.
Wajah ku merona merasakan tangan Sakusa yang lebih besar dari tangan ku. Perbedaannya benar-benar sangat jauh.
Perasaan Sakusa juga menjadi aneh, rasa yang nyaman, hangat, penuh, sangat sulit di diskripsikan dengan kata-kata.
"Hangat bukan? Bersentuhan dengan orang lain juga dapat membuat kita lebih rileks." Ucap ku sambil tersenyum.
Aku mengubah posisi jari-jarinya dengan menyelipkan jari-jariku disela-sela jari-jarinya.
"Lihat, tidak apa-apa kan?" aku tersenyum. Wajah Sakusa terasa hangat sekarang.
Sakusa segera menarik tangannya Kembali.
"Bukankah ini waktunya untuk pulang?" Sakusa langsung berdiri dan mengambil tasnya.
"Cepat bereskan tas mu atau aku kunci kau disini sendirian." Ancam Sakusa.
Aku segera bangun dan mengambil tas ku, "Tunggu dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush {Sakusa Kiyoomi}
Teen FictionMendekati seorang Sakusa Kiyoomi itu benar-benar sulit. Mental baja harus sekali dimiliki. Dia gebetan ku tapi setiap bertemu selalu saja ada masalah kecil yang diributkan. Apa aku bisa menarik perhatiannya?