ILYCC - 3a

57 11 9
                                    

Hai!
Gimana kabarmu?
Vote-nya boleh dong!
~•~

Aku mengembuskan napas kesal. Berjalan gontai menuju gerbang dengan melewati beberapa kooridor. Sialan! Aku kehilangan jejak Andi!

Seharusnya hari ini aku berhasil, tapi tidak! Apakah esok aku akan mengetesnya lagi? Sungguh aku sangat penasaran dengannya. Benarkah penasaran bukan rasa tertarik antar lawan jenis?

Enggak-enggak! Aku enggak boleh suka sama dia, siapa pun enggak boleh aku sukai! Prinsip, aku harus konsisten sama prinsip.

Tidak akan pacaran apalagi mengenal cinta sebelum aku merintis karir sendiri. Aku harus sukses! Akan kubuktikan pada ayah kalau aku juga bisa sukses dengan usahaku sendiri tanpa campur tangannya.

Pekerjaan ayahku itu seorang sutradara film. Bolak-balik ke luar negeri hanya untuk membuat film, gila jika aku harus menggantikannya suatu hari nanti. Itu bukan cita-citaku, sama sekali bukan.

Bugh!

Kakiku berhenti melangkah, kutolehkan kepala ke kanan dan nampak siluet seorang cowok jatuh tersungkur di ujung gang kantin belakang sekolah. Siapa? Aku penasaran apalagi melihat gelagatnya yang seperti teraniaya tanpa ada niatan membalas. What the hell?

Aku mencoba untuk abai, toh aku tidak perlu ikut campur bila orang itu bukan siapa-siapaku.

"Berengsek Andi! Jauhi cewek gue kalo lo masih sayang nyawa!"

Andi.

Andi ... Andi?

Bukannya berjalan lurus, kakiku berbelok dan malah berlari memasuki gang. Astaga Andi! Dia benar Andi Wajayanto? Bahaya! Bukankah ia tidak pernah melawan bila di-bully? Kenapa aku jadi cemas begini?

"Heh! Mau apa kalian? Pergi! Reno! Pergi lo!"

Mendengar suara Sarah, kakiku berhenti tepat masih berjarak kira-kira lima langkah masuk gang. Aku terdiam, bersembunyi di balik tembok gang. Sarah ... tentu saja, aku lupa, dia pelindung si cupu.

"Kok kamu malah belain dia, sih, Yang?" Terdengar suara cowok yang memukul Andi itu seperti murka atau kecewa? Entahlah aku tidak kuasa untuk menghampiri mereka.

"Lo tuh ... gue benci sama orang yang suka menindas yang lemah!" Wow, Sar, wow!

"Dia itu cowok lemah banget, lembek! Harusnya dia bisa bela dirilah!" Aku setuju dengan ucapan si pemukul ini.

"Mungkin enggak sekarang, Ren! Semua cowok itu berotot, tapi enggak semua cowok itu berotak!"

"Sarah! Pacarmu itu aku atau dia, sih?" Nah, kan, mungkin cowok pemukul itu memang pacar baru Sarah dan dari suaranya aku tebak dia kesal. Tentu saja, siapa yang tidak kesal bila pacarmu malah membela cowok lain?

"Kita putus! Mulai detik ini, jam ini, hari ini, bulan ini, kampret ini, kita putus, Ren! Putus!" Eh? Segampang itu Sarah mutusin hubungan?

"Tap--"

"Pergi lo!"

"Sar--"

I Love You, Cowok Cupu ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang