Hai!
Kalian asal mana? Namanya siapa?
Hayuk kenalan sama author comel, mwehehe.
Votenya boleh dong!
~•~Aku menatap punggung itu seksama. Masih diam, oke. Kali ini tidak boleh gagal, sekurang-kurangnya aku bisa menyakiti dia walau tidak secara langsung.
Aku menoleh ke kanan dan kiri, kantin lumayan ramai dan kebetulan cowok cupu itu ada di antara banyaknya manusia di sini, duduk di ujung kursi menyendiri.
Tidak ada cowok yang mendekat, aku kira dia punya teman, aku lihat dia seperti enjoy pada makanan dan selalu menunduk. Beberapa siswi datang dan mencoba mendekatinya, tetapi ia seperti abai bahkan tidak mengangkat wajah sedikit pun.
Pantesan banyak siswi yang minder duluan, targetnya saja ogah-ogahan. Bagaimana kalau aku mendekatinya?
"Ndin, lo ngeliatin apa, sih?"
Aku langsung mengalihkan pandangan ke kiri, di mana ada Mia, Elga dan Sarah sebangku denganku. Aku menyengir lalu menggeleng. "Bukan apa-apa, cuma rada heran aja, kantin depan lumayan rame enggak kayak kantin belakang yang mulai sepi."
Mereka bertiga mengernyitkan dahi. Apa? Aku lebih memilih menyeruput es susu coklat dengan pelan. Demi apa aku takut ketahuan sedang memperhatikan si cupu. Mau ditaruh di mana wajahku yang cantik jelita ini kalau ada yang memergokiku sedang menatap cowok cupu itu?
Habis pasti aku ditertawakan oleh mereka. No-no-no! Gosip itu bakalan menyebar dan terjadi kesalah-pahaman.
Aku hanya memberitahu Sarah karena ia orang terpercaya, lihat, kan? Walaupun Sarah tahu aku habis memerhatikan siapa, tetapi ia memilih bungkam dan syukurnya mau mengalihkan pembicaraan.
"Ah, serius, Sar? Cepet banget lo putus sama Andri, gimana sekarang? Lo jomblo?" tanya Mia, gadis berponi tail dengan tahi lalat di pipi kiri itu tampak menatap Sarah heboh.
Sarah mengibaskan rambut sepunggung itu ke belakang lalu ia tersenyum, menciptakan dua lubang sumur di pipinya. "Woiya enggak jomblo dong. Sarah Velonia enggak pernah jomblo. Enggak ada kata enggak laku di kamusnya. Enggak kayak si Tuan Putri sekolah yang mogok cinta sok suci, so--hmmpp!"
Sebelum mulut setannya itu nyerocos manjang aku langsung menyumpalnya menggunakan roti selai di tangan kananku. Aku tersenyum seraya melotot, memperingatkan. "Mulutmu cantik banget, sih, Sar?" ucapku dengan nada gemas dan masih mempertahankan keanggunanku. Image Andin, jaga image! Ini kantin! Ingat image!
"Kalian tuh sahabat yang lucu, ya? Serasi gitu. Cocok."
Aku melirik ke Elga, gadis berhijab putih syar'i itu yang terkekeh ringan menatap kami. Aku balas terkekeh.
"Iya, gitu deh." Kembali aku melirik Sarah yang mengunyah roti dengan bibir dimonyongin. Sarah, lo bikin hasrat gue buat nenggelemin ke gunung Bromo meningkat! Tapi tahan ... ''Aku suka dia, dia tukang ngelawak yang baik. Pengalaman keknya jadi artis komedi," ucapku dengan selembut mungkin dan terkekeh kecil.
Tidak ada yang tahu kelakuan kami saja bila di rumah! Di sekolah saja yang kelihatan tidak punya otak adalah Sarah sedangkan aku gadis manis, penuh pesona dan kalem yang mereka tahu.
Namanya jaga image, aku tidak mau mencari ribut dengan ayah, itu alasan utama aku bersikap demikian. Tidak tahu saja, kalau ayah marah, asetnya yang diberikan padaku akan ia sita selama satu bulan.
Bayangkan aku tidak memegang handphone selama sehari saja bagaikan air laut rasa kemiri!
Bayangkan aku tidak menonton TV selama sehari bagaikan Spiderman tanpa kostum!
Bayangkan saja membuatku ingin menangis darah. Ha ha ha ha, apaan, sih, Ndin? Alay tahu enggak?
"Jadi ... lo beneran masih jomblo, Ndin? Gimana rasanya?" Mia menatapku, aku tahu senyum itu adalah senyum mengejek, tapi jangan salah, aku bisa membalik keadaan.
Pertama-tama aku terkekeh ringan. "Lo sendiri? Punya pacar, tapi kok pacarnya pernah ngajak gue selingkuh? Gimana rasanya?" Mungkin dia enggak tahu seenak apa hidup tanpa pacaran karena dia sibuk ngebucin sampe lupa dunia nyata.
Dia kicep, tentu saja! "Ah, masa', sih? Pacar gue enggak gitu," elaknya, berusaha menghindari kontak mata denganku.
"Mia-ku sayang, dengerin! Gue ngejomblo bukan berarti gue lesbie atau apa, tapi gue punya prinsip sendiri. Kalo pun gue mau pacaran, satu kedipan mata aja semua cowok di sekolah ini bakalan klepek-klepek sama gue. Sekarang gue tanya ... cowok lo aja mau selingkuh dan apa yang lo rasain?" Aku tersenyum mengejek, terbalas sudah!
Mia bangkit, ia tersenyum kikuk padaku lalu menarik Elga ikut bangkit. "El, temenin gue ... ke toilet yuk!"
Saat Elga mengangguk, ia langsung menggeretnya pergi. Lihatlah, ia memilih lari dari pertanyaanku. Dasar, nyali kerupuk udang aja nyoba mancing-mancing!
"Ha ha ha! Lo itu, ya!"
Aku melirik Sarah sinis. Dah, gila dah! "Diem, Sar. Lo enggak tahu aja seberapa mati-matian gue nahan buat enggak ngelempar gelas ini ke muka lo," bisikku sebisa mungkin agar hanya aku dan Sarah yang mendengarnya.
"Ohya? Jangan khawatir, gue bisa atur Andi."
Aku melebarkan mata, segera aku menoleh ke kursi yang tadi ditempati oleh Andi dan kosong. Sialan! Aku ketinggalan jejak!
"Semoga berhasil, Beb."
Aku tidak peduli lagi dengan tawa Sarah dan lebih memilih keluar dari kantin dengan perasaan resah. Jangan sampai aku gagal lagi!
Fu*k!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cowok Cupu ( On Going )
Teen Fiction~ROMANCE + COMEDY~ *** "Apa pun halangannya, cowok cupu kayak lo harus gue miliki. Kalau gue gagal, bakalan gue pake jalur pelet. Kenalin, Andin, jodoh lo." *** Semua bermula di saat Andin berusaha memecahkan rasa penasarannya dengan seorang cowok c...