Duduk dibangku disamping jendela dengan kedua telinga yang disumpal earphone cukup menenangkan sosok Chaeyoung saat ini. Dia sama sekali tidak mempedulikan siswa siswi yang ada dikelas itu karna dia sedari tadi melamun memikirkan sosok yang telah pergi ninggalin dia itu.
"Ma,pa,apa kalian udah bahagia disana? Semuanya benar benar buruk ma,pa. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa menerima kepergian kalian"batin Chaeyoung berujar
Elusan dipundaknya itu membuatkan Chaeyoung tersadar dari lamunannya. Ditatapnya kembarannya yang juga menatap kearahnya dengan tatapan kasian"Berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu!"dingin Chaeyoung
Lisa menghela nafasnya dengan kasar"Apa sulitnya buat kamu curhat sama aku Chaeng? Kamu tidak boleh memendam semuanya sendirian Chaeng!"kesal Lisa
"Cukup Lalisa!"bentakan Chaeyoung itu sontak membuatkan seisi kelas menatap kearah mereka"Tidak usah ikut campur soal hidup aku!"dingin Chaeyoung berganjak keluar dari kelas
Mata Lisa berkaca kaca. Ini pertama kalinya dia dibentak oleh saudaranya. Selama ini,saudaranya tidak pernah membentak dirinya bahkan orang tuanya juga tidak pernah membentaknya walaupun dia melakukan kesalahan.
Yeri mengelus pundak Lisa"Elo yang sabar ya. Gue yakin Chaeyoung tidak bermaksud untuk membentak elo"ujarnya
Lisa menghapus air matanya yang mengalir keluar itu dengan kasar. Dia mengangguk singkat walaupun dia cukup terluka dengan bentakan sang kembaran.
:
:Dughhh
Dughhh
Dipukulnya tembok rooftop itu berulang kali tanpa mempedulikan tangannya yang udah berdarah itu"Bodoh Chaeyoung bodoh!"umpatnya Chaeyoung marah.
Dia benar benar merasa bersalah karna udah membentak kembarannya itu. Percayalah,dia sama sekali tidak berniat untuk membentak kembarannya itu.
Dijambaknya rambutnya dengan kesal"Arghhh bego!"umpatnya marah
"Ma,pa,maafin aku. Aku tidak sengaja"lirihnya terduduk lemes dilantai dingin rooftop itu
Disandarkan kepalanya di dinding yang dingin itu. Rapuh. Dia benar benar rapuh namun dia menutupi sisi rapuhnya itu dengan wajah dingin dan perlakuan cueknya itu.
:
:Waktu pulsek tiba dan Chaeyoung semakin merasa bersalah karna Lisa terus mendiami dirinya. Dia bahkan bolos seharian dan memilih berada di rooptop untuk menenangkan dirinya"Lis-"
Tin tin!
Lisa berjalan kearah mobil Jennie tanpa mempedulikan Chaeyoung. Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar berganjak menyusul Lisa.
Brakkk
"Anj-"Jennie mengelus dadanya dengan kesal gara gara Lisa yang menutup pintu mobilnya dengan kasar. Ditatapnya Lisa yang duduk disampingnya itu dengan bingung"Kenapa Li?"tanya nya
"Tidak apa apa!"ketus Lisa
Jennie beralih menatap Chaeyoung yang duduk dibangku jok belakang namun Chaeyoung tidak mempedulikan Jennie membuatkan Jennie menghela nafasnha dengan kasar"Eonnie belum sempat masak. Kalian mau mampir makan apa?"tanya Jennie
Namun kedua adeknya itu tidak ada yang menjawab pertanyaannya"Kalian mau makan Apa Choi Chaeyoung,Choi Lalisa?!?!"suara dingin Jennie mula kedengaran membuatkan kedua adeknya itu tahu kalo Jennie lagi emosi
"Sushi/Pizza"kompak Lisa dan Chaeyoung membuatkan keduanya saling tatap dengan tatapan yang tajam.
Jennie memutar bola matanya dengan malas"Kita pulang aja. Kalian makan aja cemilan dirumah"ujarnya kesal,membantingkan stir mobil untuk pulang kemansion keluarga mereka.
:
:Brakkk
Brakkk
Jennie menggerutu sebal setelah melihat kelakuan dua adeknya yang menutup pintu mobil dengan kasar. Dengan segera dia ikut keluar dari mobil dan menyusul keduanya.
"Choi Lalisa,Choi Chaeyoung,kumpul diruang tamu sekarang!"tegas Jennie. Walaupun dia masih canggung sama saudaranya itu,dia harus tetap menjalankan perannya sebagai seorang eonnie.
Dengan pasrahnya Lisa dan Chaeyoung duduk disofa yang ada diruang tamu dengan posisi yang berjauhan"Kalian kenapa?"tanya Jennie
"Tanya aja sama dia!"ketus Lisa menatap Chaeyoung malas
Jennie beralih menatap Chaeyoung namun sedetik kemudian matanya membulat kaget setelah melihat tangan Chaeyoung"Tangan kamu kenapa Chae?!"tanya Jennie khawatir
Lisa sontak menatap kearah tangan Chaeyoung yang terluka itu. Lisa tau,itu pasti luka gara gara Chaeyoung menonjok dinding. Lisa itu kembaran Chaeyoung jadi Lisa tahu apa yang akan dilakukan oleh Chaeyong kalo Chaeyoung lagi emosi
"Aku tidak apa apa"sahut Chaeyoung cuek
"Apa kalian berantem?"tanya Jennie
Lisa hanya diam sambil melirik Chaeyoung. Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar"Aku tidak sengaja membentak Lisa"
"Apa yang udah kamu lakuin Chaeng!"suara datar Jisoo sontak membuatkan mereka bertiga menatap kearah Jisoo yang berjalan menghampiri mereka
"Aku tidak senga-"
Plakkk
"Jisoo eonnie!"teriak Jennie menarik Jisoo menjauh dari Chaeyoung"Apa yang eonnie lakukan hah?!"marah Jennie. Lisa hanya mampu terdiam membeku setelah melihat kejadian didepan matanya itu.
Jisoo menatap tangannya yang menampar Chaeyoung itu. Sungguh,itu hanya reflek aja. Dia lagi capek sama urusan kantor makanya dia tidak sadar kalo dia menempiaskan semuanya dengan menampar Chaeyoung.
Chaeyoung tetap memasang wajah dinginnya. Ini pertama kalinya dia ditampar oleh saudaranya. Tamparan itu sedikit membuatkan pipinya nyeri namun luka dihatinya lebih besar dari rasa nyerinya"Terima kasih untuk tamparannya"tanpa mendengar balasan dari saudaranya,Chaeyoung berjalan memasuki kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan emosi.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
See You Again✅
FanfictionKejadian yang menimpa dirinya itu sontak membuatkan luka dihati saudaranya melebar.... "Eonnie mohon,bertahanlah"~J "Kamu harus kuat Chaeyoung-ah"~J "Jangan pergi Chaeng"~L Siblings📌 Fiksi📌