20. Kepulangan Tay Tawan

347 44 16
                                    

"Selamat datang Tuan Tawan.." ujar para pelayan dan menunduk untuk menyambut kedatangan Tawan yang pulang dari rumah sakit.

"Hey... Kalian tak perlu menyambutku seperti itu, aku merasa terharu.. tapi Terima kasih.." ucap Tawan terharu betapa para pelayannya begitu menyambut kedatangannya.

"Kami senang Tuan bisa pulang dari rumah sakit. Kami sangat khawatir pada Tuan.." ujar salah satu pelayannya.

Tawan mengangguk sambil tersenyum, "Terima kasih. Aku tidak akan pergi secepat itu. Aku masih belum menikah. Tidak elite kalau Tay Tawan Vihokratana meninggal dalam keadaan perjaka.." ujar Tawan bercanda dan mendapat jitakan ganas dari sahabatnya Singto Prachaya.

"Bodoh!!!!!" Ujar Singto kesal.

Tawan menatap Singto tajam. Tapi kemudian dia menatap keliling rumahnya mencari sang adik kesayangannya.

"Dimana Chimon?? Kenapa tidak ada disini?? Apa dia belum pulang dari kampus??"

"Tuan muda Chimon sudah pulang, Tuan. Sekarang ada di dalam kamarnya bersama Tuan Korapat"

Singto meneguk ludahnya, dia menebak kalau Tawan belum tahu jika adiknya sedang menjalin hubungan dengan sahabatnya sendiri.

Tawan menyipitkan matanya curiga, "Nanon Korapat di kamar Chimon?? Ngapain mereka di dalam kamar??" Tanya Tawan dengan mimik wajah serius.

"Kami tidak tahu Tuan.." jawab salah satu pelayan gugup.

"Baik, biar aku ke kamar Chimon sekarang.." ujar Tawan dan bersiap melangkahkan kakinya sebelum lengannya di tarik pelan oleh sahabat datarnya.

"Istirahat saja dulu. Kau baru pulang dari rumah sakit.."

"Aku sudah Istirahat tadi. Jadi jangan menyuruhku istirahat terus.." rutuk Tawan kesal.

"Bukankah New menyuruhmu istirahat?? Jadi jangan keras kepala!!"

"Baiklah aku akan istirahat, tapi setelah selesai dari kamar Chimon.."

"Istirahat dulu baru nanti ke kamar Chimon.."

"Kau kenapa sih?? Apa aku dilarang melihat adikku sendiri?? Kau it--"

"P'TAAAAYYYYYY!!!!!!!!" Teriak Chimon di ujung tangga paling atas. Lalu menuruni tangga dengan cepat dengan wajah senang karena kedatangan kakaknya yang ditunggu-tunggu.

Di belakangnya berdiri Nanon dengan wajah andalannya.

Chimon memeluk Tawan dengan erat, Chimon sangat senang kakak yang sangat disayanginya akhirnya pulang ke rumah. Chimon sebenarnya ingin ikut mengantar Tawan, tapi mau gimana lagi kalau Nanon melarangnya dan menyuruhnya menunggu saja dirumah.

"P'Tay.. aku senang Phi akhirnya pulang.. aku sangat merindukanmu P'Tay.."

"Phi juga sangat merindukan adik kesayangan Phi ini.." ujar Tawan sambil mencium rambut Chimon sayang.

Chimon melepaskan pelukannya dan menatap sang kakak sendu.

"P'Tay pokoknya harus janji jangan tinggalin Chimon disini sendiri. P'Tay harus jaga kesehatan, jaga kondisi dan harus hati-hati.."

Tawan menangkup kedua pipi Chimon, "iya P'Tay janji. Phi tidak akan meninggalkan adik kesayangan Phi.. tapi kalau Phi mengingkari janji, masih ada kedua sahabat Phi yang jaga Chimon kok.."

Chimon menggeleng keras kepalanya, "tidak mau!!!!! Aku maunya P'Tay saja.. aku tidak mau dijaga dua manusia dari kutub Utara itu Phi.. pasti aku akan cepat tua kalau sama mereka yang irit bicara itu.." ucap Chimon jujur.

Nanon dan Singto yang merasa tersindir pun mendengus mendengar jawaban jujur Chimon. Lain lagi dengan Tawan, dia hanya tertawa mendengar lontaran sang adik yang memasang wajah kesalnya itu.

I love you my mentor (NaMon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang