3. Kesengsaraan Chimon part 2

326 35 0
                                    

"Tch. Dia masih tidur jam segini?" Nanon memandang sesosok tubuh yang ditutupi selimut tebal didepannya. Chimon bergulung dengan nyamannya dibalik selimut itu.

SREET!

"Engh..."

Nanon melotot tak percaya dengan pemandangan didepannya. Secepat kilat dirinya langsung mengambil selimut yang tadi ditariknya dari sosok itu dan kembali menutupnya seperti semula, dia pun membalikkan badannya. Semburat merah tak kasat mata tampak di wajah tampan itu. Sedangkan sosok dibalik selimut tengah menyeringai puas saat ini. Langkah pertamanya untuk menggoda sang mentor ternyata berhasil. Ia semakin percaya diri untuk lanjut ke langkah berikutnya. Ia kemudian bangun dan membuka selimutnya sebatas dada.

"Engh? Tuan datar? Kenapa kau datang cepat sekali. Ini kan baru jam...?" Chimon melihat ke nakas disampingnya dengan wajah mengantuk.

Nanon berdecak kesal.. dia pun menengok kepalanya sedikit, "Ini sudah jam delapan. Kenapa kau tidur bertelanjang dada seperti itu?" Nanon menggeram.

"Seperti apa?" tanya Chimon dengan polosnya. Ia kemudian membuka selimutnya secara keseluruhan membuat Nanon membalikkan kepalanya dengan cepat.

"Oh. Aku memang sudah terbiasa tidur seperti ini, Tuan datar. Lebih nyaman saja." Chimon menyeringai melihat Nanon yang kini membelakanginya.

'Sepertinya dia gay. Baguslah.. setidaknya rencanaku berhasil, ' , batin Chimon penuh kemenangan.

"Tapi kemarin kau tidur dengan piyama. Bukan bertelanjang dada dan celana sebatas paha seperti ini." Geram Nanon sambil berbalik menatap Chimon. Kemudian secepat kilat membalikkan badannya lagi membelakangi Chimon.

Pria cantik itu masih duduk di atas tempat tidurnya dan seringai yang terpatri di wajahnya.

Tunggu! Seringai? Nanon Korapat menyadari sesuatu. 'Anak manja itu menyeringai',

'Hah! Jadi dia mencoba mempermainkanku? Seharusnya aku sadar lebih cepat,' batin Nanon. Sekali lagi Nanon membalikkan badannya. Ia menatap pria nakal yang sedang duduk dengan posisi menantang itu.

'Lihat siapa yang akan menang!' Nanon membatin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Lihat siapa yang akan menang!' Nanon membatin.

"Kemarin kan aku mabuk. Jadi aku tidak sadar kalau pelayan mengganti bajuku dengan piyama itu. Tunggu dulu. Bukannya kau mentorku. Bagaimana kalau aku memanggilmu master?"

Nanon berjalan mendekat. Pandangannya fokus pada sepasang mata indahnya yang menatapnya dengan tatapan polos menggoda. Dia baru sadar kalau batu permata hitam itu ternyata sangat indah bila dipandang dengan seksama

'Apa yang kau pikirkan?' sorak batin Nanon. Untung saja Nanon kuat iman. Terima kasih pada ajaran keluarga Kirdpan selama ini.

"Master? Boleh juga.." Nanon semakin dekat membuat tatapan polos tadi berubah menjadi takut. Nanon dapat melihat kalau pria kecil yang kini berada dihadapannya mencoba untuk menguatkan dirinya. Nanon hampir menertawai tubuh yang gugup hampir gemetaran itu.

I love you my mentor (NaMon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang