14. Ungkapan cinta Chimon

248 32 3
                                    

Pintu terbuka dan menampilkan wajah tampan Singto yang berbalut jas kerja dan terlihat menenteng sesuatu.

"Korapat, kau di sini?" Tanya Singto.

"Hn." Gumam Nanon.

"P'Singto, rapatnya sudah selesai?" Chimon bertanya.

"Hn." Gumam Singto.

'Oh Tuhan kenapa aku harus terjebak dengan dua pria dengan kosa kata andalan yang sama?', batinnya.

Singto kemudian mendudukkan diri tepat di samping Chimon. Ia menyerahkan bungkusan plastik yang di bawanya pada Chimon.

"Apa ini??" Tanya Chimon sambil menerima pemberian Singto

"Es krim." jawab Singto singkat.

"Wah. Terima kasih, P'Singto." Seru Chimon.

"Kau mau es krim, Korapat?"

Nanon mendecih. "Tidak."

Chimon membuka es krim rasa cokelat. Kemudian mulai memakannya.

"Kalian yakin tidak mau?" tawar Chimon pada kedua pria datar itu.

"Berikan padaku." Singto menarik tangan kanan Chimon dan menggigit kecil es krim itu. Kemudian Chimon kembali menikmati es krimnya.

Nanon melihat adegan itu dengan ekspresi datarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanon melihat adegan itu dengan ekspresi datarnya. Tidak ada yang menyadarinya kecuali Singto. Pria tampan kebanggaan Prachaya itu menyeringai melihat tangan Nanon yang terkepal kuat.

Singto kemudian mengambil tisu dan mengusap lembut sudut bibir Chimon. Pria berwajah cantik itu baru saja selesai dengan es krimnya. Setelah itu, Singto mengambil tangkai bekas es krim Chimon dan membuangnya ke tong sampah yang ada di samping sofanya. Kemudian mengambil tisu lagi untuk mengelap tangan Chimon.

"Terima kasih, P'Singto." Chimon tersenyum manis.

Singto membalasnya sambil membelai lembut rambut hitam Chimon.

Kali ini Nanon membuang muka. Dan itu pun tak lepas dari atensi Singto.

Tiba-tiba Nanon menarik tangan kiri Chimon hingga pria cantik itu berdiri.

Nanon berjalan berniat membawa Chimon keluar dari ruangan itu. Namun Singto dengan sigap menarik tangan kanan Chimon.

"Mau kemana?" tanya Singto.

"Bukan urusanmu!!" Nanon menyahut.

"Tapi kita mau kemana?" kini Chimon yang bertanya.

"Ikut saja. Ada yang perlu kita bicarakan.." ujarnya pada Chimon, lalu mengalihkan pandangannya pada Singto, "Prachaya.. lepaskan tanganmu!!!"

Singto melepaskan tangannya dan membiarkan kedua orang itu pergi.

*

*

I love you my mentor (NaMon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang