23. Siapa Pahlawan itu??

168 20 21
                                    

Chimon sedang menunggu jemputan. Kedua sahabatnya sudah pulang sejak tadi. Awalnya memang mereka ingin membicarakan soal tadi pagi, namun bagaimana lagi kalau mereka berdua tiba-tiba saja harus pulang cepat oleh keluarganya masing-masing saat akan pulang. Jadi dengan terpaksa dia menghubungi kembali Nanon untuk segera menjemputnya, padahal tadi waktu istirahat, dia sudah menghubungi Nanon agar tak perlu menjemputnya karena dia sedang jalan-jalan dengan kedua sahabatnya.

Dan ternyata Nanon sedang sibuk, berarti dia harus menunggu lebih lama sendirian di halte dekat kampusnya. Nanon mengatakan kalau dia akan terlambat datang karena ada rapat mendadak.

Chimon mengerang, dia merasa bosan menunggu Nanon. Sampai akhirnya, seorang gadis duduk di sampingnya. Chimon sekilas menengok dan ternyata gadis itu mahasiswi baru di kampusnya, Puimek Napasorn

Gadis itu pun membalas tatapan Chimon kemudian tersenyum.

"Hai.." sapa Puimek ramah.

"Hai juga.." balas Chimon kikuk.

"Sedang menunggu jemputan??" Tanya Puimek basa-basi.

"Iya, kau sendiri??"

"Sama, aku sedang menunggu kakakku datang.."

Lalu mereka berdua pun diam, merasa tak ada bahan obrolan lagi. Tak lama sebuah mobil datang.

"Kakakku sudah datang.. kalau begitu aku duluan.."

"Baik, hati-hati.."

Puimek mengangguk pelan, "kau juga.."

Puimek pun menghampiri mobil tersebut lalu memasukinya, tak lupa juga dia melambaikan tangannya pada Chimon dan dibalas juga olehnya walaupun dengan canggung.

Chimon masih menatap mobil tersebut sampai menghilang dari pandangannya. Lalu dia menghembuskan nafasnya panjang.

"Sekarang aku benar-benar sendirian.."

"Kata siapa??"

Chimon terkejut saat tahu ada Nanon duduk di sampingnya, tempat yang tadi diduduki Puimek.

"T-tapi kapan P'Non datang??!!" Seru Chimon.

"Barusan.."

"Lalu mobilmu mana???"

"Tuh.." tunjuk Nanon pada mobilnya yang terparkir di depan kampusnya.

Chimon merengut, "lalu kenapa tidak kesini saja?? Kan aku ada di halte.."

"Mana aku tahu. Kau tidak mengatakannya dengan jelas dimana letak posisimu Sekarang.."

Chimon semakin cemberut, "iya.. aku salah.. maaf.."

"Hn. Jangan diulangi.."

"Siap kapten!!!" Sambil memberi tanda hormat.

Nanon tersenyum, lalu dia mengelus rambut sang kekasih dengan sayang.

"Apa dia temanmu??" Tanya Nanon tiba-tiba.

Chimon mengerutkan keningnya tanda bingung, "yang mana??"

"Gadis yang duduk denganmu.."

"Ooohhhhh... Dia mahasiswi baru di kampus. P'Non melihatnya??"

"Hn.." gumamnya.

"Apa dia cantik??"

"Cantik.."

Chimon mendengus, entah kenapa Chimon tak suka mendengarnya. "aku tahu. Dia bahkan yang tercantik di kampus.."

Nanon tersenyum tipis, sangat tahu jika saat ini pujaan hatinya sedang cemburu.

"Dia memang cantik.." jeda Nanon, "tapi menurutku yang tercantik itu adalah Chimon Wachirawit.." tanpa aba-aba dia langsung mencium pipi Chimon mesra, kemudian berdiri untuk mengambil mobilnya, meninggalkan seorang Chimon yang saat ini tak bernafas, karena saking terkejutnya.

I love you my mentor (NaMon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang