15. Rencana cerdik Singto

226 34 2
                                    

Pria Prachaya itu secepatnya menarik Chimon menjauh dari ayah kandung Nanon Korapat Kirdpan itu.

"Siapa pria ini, Singto?" tanya James pada Singto.

Kini Chimon duduk bersama Singto di depan James. Sementara New dan Jane hanya bisa memandang sweatdrop pada Chimon yang masih bersenandung tak jelas dan terkikik sesekali.

"Dia Chimon Wachirawit Vihokratana. Adik kandung dari Tay Tawan Vihokratana.." jelas Singto memperkenalkan Chimon pada pria paruh baya didepannya.

"Adik Tay Tawan? Apa dia sedang mabuk?" Tanya James datar, tapi tak bisa menyembunyikan rasa penasaran di wajahnya.

"Ya, Paman James.." jawab Singto jujur.

"Aku tidak mabu~k... orang hamil tidak boleh mabuk tahu... Ya kan calon mertuaaaaa??!!!" Chimon kembali meracau.

"Hamil?" James memandang Singto dan Chimon bergantian.

"Ini sangat aneh, apa dia sangat mabuk sampai dia mengatakan dirinya hamil?? Mana ada pria bisa hamil???" Ujar James.

Singto mengangguk, "dia memang sedang hamil Paman James.. dia adalah pria istimewa yang bisa menghasilkan anak.. dia mempunyai rahim di dalam tubuhnya.." ujar Singto sangat lancar.

"Tapi kenapa kau membawa kekasihmu yang sedang hamil sekaligus sedang mabuk ke rumahku?" Tanya James lagi.

"Sebenarnya dia bukan kekasihku dan dia bukan hamil anakku Paman James. Tapi..."

"Aku hamil anak Nanon Korapat, Ayah mertua!" Seru Chimon tiba-tiba.

"APA?!" Pekik Jane dan New bersamaan.

Jane dan New tidak bisa menyembunyikan wajah kagetnya mendengar penuturan dari Chimon.

James pun demikian, namun ia bisa mengontrol dirinya. Rupanya sifat dan ekspresi Nanon turun-temurun dari ayah kandungnya, sangat tenang dan santai.

"Jane, New. Sebaiknya kalian berdua bawa dia ke kamar tamu. Dia butuh istirahat." Perintah James.

Kedua orang itu langsung mengerti. Mereka membawa Chimon keluar dari ruangan itu hingga hanya meninggalkan Singto dan James.

"Singto, bisa kau jelaskan ini semua?"

"Dia mabuk karena tahu kalau Nanon dan Jane akan menikah sebentar lagi. Padahal, dia sudah tidur dengan Nanon. Jadi aku membawanya kemari untuk meminta pertanggung jawaban. Aku hanya membantu anda supaya nama keluarga Kirdpan tidak tercemar, Paman" Ujar Singto panjang lebar.

James terlihat memikirkan sesuatu. Tentu saja memikirkan nasib keluarganya yang akan menanggung malu karena ulah anak bungsunya. Sedangkan Singto di seberang meja terlihat mengamati James dengan sudut bibir yang terangkat.

Lalu James menatap Singto dengan pandangan datar.

"Terima kasih, Singto. Paman akan-"

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang bergeser.

Sosok Nanon muncul dengan wajah khawatir. Ia melihat sekeliling ruangan.

"Prachaya, dimana Chimon?" Tanya Nanon panik tanpa mengetahui aura suram disekitarnya.

"Jadi memang benar. Apa yang sudah kau lakukan pada adik Tay Tawan padahal kau sudah akan menikah Nanon?" Ujar James dingin tapi terlihat santai.

Nanon menatap ayahnya. Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Nanon bingung. Kemudian beralih pada Singto.

"Apa maksud Pho?"

"Kau sudah punya tunangan tapi kau malah tidur dengan orang lain terlebih dia adalah seorang lelaki? Apa yang akan ku katakan pada keluarga Jane?! Dan lelaki itu adik dari sahabatmu sendiri, kan?"

I love you my mentor (NaMon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang