Happy reading!
• • •
"Adek bangun!" ucap Satria berusaha membangunkan adiknya yang sedang terlelap dalam mimpinya itu.
"Hm, 5 menit lagi bang." ucap Daizy yang semakin mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya itu.
"Ini hari senin dek," ucap Satria.
"Udah jam setengah 7!" lanjutnya.
Mendengar ucapan Satria membuatnya terlonjak kaget.
"Hah?!"
"Cepet sana mandi!" perintah Satria.
Daizy segera beranjak dari kasurnya dan berlari ke arah kamar mandi dengan terburu-buru.
7 menit Daizy sudah selesai mandi dan sudah siap dengan seragam sekolahnya.
Ia mengambil tasnya yang berada di meja belajar. Setelah itu, ia berjalan terburu-buru menuruni tangga.
"Moma, Daizy berangkat!" ucap Daizy saat melihat sang Ibundanya sedang sarapan bersama Baba dan Jonathan.
Di meja makan, Daizy tak melihat Satria. Ia yakin, kakak ke duanya itu sudah berangkat terlebih dahulu dan meninggalkannya.
"Makan dulu sayang, atau mau Moma bawain bekal?" tanya Alesya.
"Engga usah Ma, aku lagi buru-buru." tolak Daizy.
"Mau kakak anter?" tanya Jonathan yang sudah menyelesaikan sarapannya.
"Engga usah kak, kakak kan ada jadwal kuliah." jawab Daizy.
"Baba anter mau?" tanya Garka.
"Engga usah Ba," balas Daizy.
"Daizy berangkat." ucap Daizy sambil menyalami tangan ke dua orang tuanya dan kakaknya.
"Assalamualaikum!" salamnya.
"Waalaikumsalam." Setelah itu Daizy pun berlari meninggalkan area rumahnya itu.
Gadis itu celingak-celinguk di pinggir jalan, mencari angkutan umum.
"Aduh, 10 menit lagi masuk." geruntu Daizy.
"Apa lari aja ya?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Lari aja de--"
Ucapan Daizy terpotong, ia terkejut saat ada cowok yang berseragam sama sepertinya memberhentikan motor milik cowok itu tepat di depannya.
Daizy menyeritkan alisnya bingung.
"Naik!" ucap cowok itu.
"Siapa?" tanya Daizy.
Cowok itu segera membuka sedikit helm yang menutupi wajahnya.
Daizy terkejut saat tau siapa cowok itu.
Jaden?
Ya! Cowok itu adalah Jaden Zulfikar yang merupakan kakak kelas Daizy.
Daizy menyukai Jaden sejak memasukki SMA. Jaden menolong Daizy saat gadis itu terjatuh pingsan.
"Cepet!" sentak Jaden.
Dengan cepat, Daizy segera menaiki motor Jaden.
Jaden menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Membuat Daizy memeluk erat cowok itu.
Jantung Daizy berdetak kencang. Ia tersenyum sambil menyenderkan kepalanya di punggung cowok itu.
"Gapapa deh telat, asal bareng kak Jaden." batin Daizy senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI LITTLE GIRL
Teen FictionBagaimana jika kamu di cintai dan di sayangi oleh sahabat orang tua mu yang sudah di anggap seperti keluarga. Bukan seperti om dengan keponakannya. Namun, layaknya pria dengan wanita. Ya! Itu yang di alami Daizy Binesha Nagendra, anak dari Garka dan...