Kring.
Bell istirahat berbunyi, membuat para murid SMA CENDANA bersorak senang. Mereka segera pergi ke kantin.
"Ayo Zy!" ajak Arin kepada Daizy yang sedang merapihkan alat tulisnya.
"Let's go!" ucap Daizy berjalan keluar kelas sambil menggandeng lengan Arin.
Mereka berdua berjalan beriringan sambil bersenandung kecil.
"Waduh, rame banget." celetuk Arin saat mereka berdua telah sampai di kantin.
Suasana kantin saat ini cukup ramai.
"Duduk dimana ya?" tanya Daizy sambil menelusuri kantin, mencari tempat duduk yang kosong.
"Daizy!"
Daizy yang merasa namanya di panggil pun mencari siapa pelaku yang memanggilnya.
Nah ketemu!
"Sini!" ucap Jaden sambil mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada Daizy agar menghampirinya.
"Ayo Rin, ke sana." ajak Daizy menarik pelan tangan Arin.
"Duh waduh, aya neng geulis," celetuk teman Jaden dengan mata berbinar.
Jaden menatap tajam ke arah temannya itu, yang di tatap langsung menciut. Takut jika Jaden cemburu.
"Lagi nyari bangku kosong?" tanya Jaden.
"Iya kak." jawan Daizy.
"Bagus, nih kosong." ucap Jaden sambil menepuk bangku yang berada tepat di sebelahnya.
Daizy berfikir sebentar, lalu ia menatap ke sekelilingnya yang mendapati 3 teman Jaden sedang menatapnya.
Daizy membelakkan matanya saat menatap Arin, gadis itu sudah duduk santai di sebelah teman Jaden yang Daizy tidak tau siapa namanya.
Jaden menatap Daizy yang sedari tadi diam, tanpa pikir panjang cowok itu segera menarik tangan Daizy untuk segera duduk di sebelahnya.
Daizy terlonjak kaget saat tiba-tiba dirinya di tarik untuk duduk.
"Kelamaan mikir." celetuk Jaden.
"Ingin pesan apa, nona?" tanya teman Jaden dengan bahasa formal yang duduk tepat di depannya.
"Sok formal sia teh, Yurida!" toyor teman Jaden yang satu lagi.
"Yuda, Saka! Jangan Yurida." sinis Yuda.
"Elah! Sama we atuh, nama lo kan Ahmad Yurida." jelas Saka.
"Beda Sak!" ucap Yuda.
"Biar lebih bagus, Yuda aja jangan Yurida." lanjutnya.
"Dih! Kaga bersyukur banget." celetuk Raden.
Daizy dan Arin hanya menatap bingung kepada kakak kelasnya itu.
"Berisik!" celetuk Jaden membuat Yuda dan Saka terdiam.
"Eneng mau persen apa? Biar Abang Yuda pesenin." tanya Yuda kepada Daizy.
"Siomay aja kak." jawab Arin.
"Gue nanya Daizy bukan lo!" ucap Yuda dan di balas tatapan sengit oleh Arin.
Saat Arin ingin membalas ucapan Yuda, Daizy terlebih dahulu memotongnya.
"Samain aja kak, kayak Arin." ucap Daizy melerai mereka.
"Oke." ucap Yuda.
"Seperti biasa?" tanya Yuda kepada 3 temannya dan di balas anggukkan.
"Duit?" tanya Yuda sambil mengadahkan satu tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI LITTLE GIRL
Teen FictionBagaimana jika kamu di cintai dan di sayangi oleh sahabat orang tua mu yang sudah di anggap seperti keluarga. Bukan seperti om dengan keponakannya. Namun, layaknya pria dengan wanita. Ya! Itu yang di alami Daizy Binesha Nagendra, anak dari Garka dan...