Prolog

37.1K 2K 44
                                    

"Pemandangannya masih tetap bagus ya Kak, untung cuacanya malam ini cerah."

Nara tersenyum kepada Gavyn yang duduk di hadapannya. Tak ada sahutan dari Gavyn, lelaki itu juga memandangi pendar cahaya malam yang menaungi keduanya.

Saat ini Nara dan Gavyn tengah berada di sebuah rooftop restoran yang berada di Ibu kota. Keduanya telah selesai makan malam dan saat ini tengah menikmati pemandangan malam yang memang cukup cerah.

Pemandangan nyala lampu malam dan gedung-gedung tinggi terlihat indah dari atas rooftop, ditambah keindahan lengkungan bulan yang terlihat jelas semakin membuat sempurna acara makan malam itu. Sayangnya makan malam ini bukanlah makan malam romantis atau untuk perayaan sebuah kebahagiaan, melainkan makan malam terakhir mereka setelah putusan sidang perceraian diketukkan dua hari lalu. 

Di restoran ini dahulu hubungan serius mereka dimulai, saat acara pertunangan diadakan sekitar satu setengah tahun lalu. Atas permintaan Nara, dia ingin kembali berada di tempat yang sama meski kenangan yang ditorehkan bukan kenangan bahagia.

"Kak Gavyn nggak perlu cemas, Nara sudah menjelaskan sama Mama Papa kalau memang Nara yang mau pisah." 

Lagi-lagi Gavyn hanya diam sambil menatap Nara yang daritadi berbicara kepadanya.

"Maafin Kakak Nara."

Gavyn meraih satu tangan Nara untuk digenggam yang dibalas genggaman satu tangan Nara yang lainnya.

"Sudah berapa banyak Kak Gavyn Minta Maaf, tenang saja aku nggak apa-apa kok. Tentu saja aku maafin Kakak, kan aku adiknya Kak Gavyn."

Nara memamerkan kembali senyum cerianya untuk Gavyn, meski mengakui sebagai adik rasanya membuat hatinya sakit. Keduanya kemudian beranjak untuk pulang karena telah selesai makan.

"Biar Kakak antar kamu pulang."

"Oh nggak perlu, Pak Heru sudah nunggu di depan."

"Oke, Kakak antar sampai depan.

"Hm. Apa aku boleh peluk Kakak?"

Tanpa menjawab, Gavyn kemudian menarik Nara ke dalam pelukannya. Nara menyimpan baik-baik dalam benaknya, pelukan Gavyn yang selalu membuatnya aman sejak dahulu setelah ini tidak ada lagi. Aroma Gavyn yang selalu menenangkan juga tak bisa dihidunya lagi.

Senyum yang sedari tadi ditampakkan Nara saat ini tergantikan dengan tetesan air mata yang mati-matian ditahannya agar tak ada isakan yang dikeluarkan.

"Terimakasih Kak, sudah memberi kesempatan Nara untuk jadi isteri Kakak."

Perlahan Nara melepaskan pelukan Gavyn, dan menatap wajah tampan Kakak sekaligus sosok yang sempat menjadi suaminya itu.

"Kak, aku punya satu permintaan lagi, aku berharap Kakak bisa janji untuk mengabulkannya."

Permintaan Nara sebelumnya adalah makan malam yang telah dilaksanakan malam ini, namun dirinya masih ada satu permintaan yang harus disampaikan kepada Gavyn.

"Katakan saja, aku akan berusaha untuk mengabulkannya Nara."

"Berjanjilah setelah ini Kakak nggak akan pernah mencari aku lagi. Berjanjilah Kakak akan hidup bahagia."

Nara mengangsurkan jari kelingkingnya untuk menyambut kaitan dari kelingking Gavyn. Nara menatap Gavyn yang tampak tak setuju akan ucapannya. Tak lama Gavyn pun menyambutnya meskipun terdengar helaan napas berat.

Nara berjanji, setelah malam ini dia akan berusaha keras mengikis sedikit demi sedikit rasa cintanya untuk Gavyn. Dia percaya, bahwa dia pasti bisa. 

Hatinya hanya patah, seharusnya tak mengapa. Dia hanya perlu meruntuhkan poros cintanya yang telah lama ditancapkan untuk satu nama dan bersembunyi di balik luka, sampai luka itu mengering dengan sendirinya.

*****

a/n

Hai, maaf saya membawa cerita baru, lagi-lagi soal broken marriage. Jangan bosan dengan tema marriage life yang sedih-sedih ya

Launching prolognya dulu, karena ini kayak spoiler buat cerita sebelah kalau dilanjutin jadi mungkin next partnya bisa masih lama.

Cerita Mona, tentu aku lanjutin tapi kayak masih off aja feelnya

Repost the unwanted bride tentu masih lanjut

Mau mana yang dicepetin ?

Repost the unwanted bride

Lanjut Dough of Love 



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menepis Luka (END-Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang