∑F=0

7.3K 1K 770
                                    

Hay temen-temen aku come back bawa cerita anaknya Arshaka. Mungkin cerita ini akan lambat update tapi kalau bnyk yg komen dan like aku usahain cepet kalau bisa diatas 1000 ribuan lah biar aku semangat...

Semoga suka cerita ini. Jujur aku masih asing nulis cerita tentang profesi insinyur roket, aku nulis ini terinspirasi dari drama You are my glory jadi aku ambil referensi dari sana dan membaca web LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional) kalau kalian ada yg paham tentang ini bisa koreksi aja ya. Kita belajar bareng-bareng.

Semoga suka cerita ini ♥️♥️

Love dulu buat part ini ♥️♥️

***

Pukul dua belas siang tepat, Airlangga merapikan beberapa berkas presentasinya. Ia dan timnya baru saja mempresentasikan tentang projek terbaru untuk mengembangkan satelit. Ketika ia hendak keluar tiba-tiba Prof Aldo mencegatnya.

"Angga, kamu ada waktu? Saya ingin bicara sebentar." Airlangga mengangguk patuh, ia mengikuti langkah prof Aldo menuju ruangannya.

Angga duduk dengan tenang sembari menatap Prof Aldo. Ia penasaran hal apa yang ingin beliau bicarakan padanya. Apa ini berkaitan dengan ide penelitiannya tadi? Apakah ia membuat kesalahan? Ia pikir semuanya berjalan baik.

"Saya ingin minta tolong sama kamu Angga." Kening Angga berkerut, ia semakin penasaran. Untuk apa Prof Aldo meminta tolong kepadanya.

"Apakah kamu mau menjadi guru privat anak saya untuk ujian masuk perguruan tinggi?"

Angga terdiam, ia menatap Prof Aldo bingung. Guru privat? Apakah ia tidak salah dengar? Bukankah di luaran sana banyak guru profesional yang bisa dijadikan guru privat terlebih Prof Aldo orang yang berada. Pasti tidak akan kesulitan mendapatkan guru yang profesional. Sedangkan dirinya hanyalah seorang peneliti bukan guru.

"Maaf, Prof. Kenapa Prof memilih saya? Bukankah di luaran sana banyak tenaga pendidik yang lebih profesional dan berkualitas dari pada saya?"

"Hahaha...." suara tawa Prof Aldo membuat Angga tambah bingung. Apa perkataannya lucu?

"Kalau berdua sama saya, jangan terlalu formal Angga. Anggap saja saya ayah kamu." Angga tersenyum tipis mendengar itu. Ia jadi salah tingkah. Bagaimana ia bisa menganggap atasannya sebagai ayah? Beliau adalah orang yang ia hormati.

"Saya memilih kamu, karena saya yakin hanya kamu yang mampu menaklukkan anak saya. Saya sudah menyewa hampir dua puluh tenaga pendidik dan tidak ada yang cocok. Mereka langsung keluar setelah satu atau tiga kali pertemuan. Tidak ada yang tahan dengan anak saya." Prof Aldo menghembuskan napas pelan. Ia sudah lelah menghadapi putrinya itu. Terlebih anaknya ingin menjadi atlit e-sport. Padahal Prof Aldo ingin anaknya menjadi seperti dirinya. Namun anaknya itu kerjaannya hanya bermain game tanpa henti.

"Bagaimana kalau saya juga gagal seperti yang lain?" Angga tidak enak menolak tawaran Prof Aldo, tapi mendengar cerita beliau tentang betapa parah kelakuan putrinya membuat Angga ragu terlebih ia tidak memiliki kemampuan mengajar.

"Kamu coba dulu saja. Saya yakin kamu cocok jadi guru privat untuk anak saya."

****

Dasar hyper tolol kalau ngk bisa main jgn pick hyper

Tau ngk gw capek anjir kalah trus

Airlangga | Gravitasi (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang