Bab 6

11.4K 938 38
                                    

Persidangan itu sudah terjadi, Teen bahkan sudah pergi dari rumah itu. Ayah dan ibu Teen menyesal di kemudian Hari. Satu tahun pasca sidang itu, ayah dan ibu Teen jadi sering berkomunikasi dan masih mencari informasi tentang Teen. Semenatara Teen di rumah barunya ia hidup aman, tenang, damai, dan tentram. Ia tidak butuh pembantu dirumah itu, selain rumahnya yang tidak terlalu besar, Teen sudah terbiasa melakukan segalanya sendiri. Untuk biaya hidupnya sehari-hari, Teen memutuskan untuk bekerja paruh waktu menjadi guru Les Private. Teen menyebarkan brosurnya ke mana saja, hingga akhirnya ada yang menelponnya.

"Hallo, selamat pagi... Benar ini dengan Teen?" seru suara pria di sebrang sana, Suaranya terdengar sexy dan berat.

"Hallo, benar Saya Teen. Ada yang bisa saya bantu, pak?" sahut Teen.

"Begini, kebetulan saya sedang mencari guru Private untuk anak saya. Tapi, Anda juga masih sekolah? Bagaimana mengatur jadwalnya?" Seru Pria itu.

"Kebetulan, saya memiliki banyak waktu luang. Tinggal di sesuaikan saja dengan jadwal anak bapak, atau setelah pulang sekolah anak bapak juga boleh," ujar Teen.

"Baiklah kalau begitu, besok sudah bisa mulai Privatenya. Kemana saya bayar uang Privatenya?" Sahut pria itu.

"Saya akan kirim nomor rekening saya melalui pesan," ujar Teen.

Pria itu menyetujuinya dan mematikan telphonenya. Teen mengirimkan nomor rekening pribadinya ke pesan atau chating. Pria itu pun langsung mentransfer jumlah yang di sepakati, namun Teen melihat itu bahkan jauh di angka yang di sepakati. Teen mengirimkan kembali jumlah uang yang berlebih. "Maaf pak, uangnya berlebih."

"Bonus buat kamu, karena mau mengajar anak saya. Saya akan kirimkan kembali." Pesan pria itu.

"Gak usah pak, makasih..." sahut Teen.

Orang itu tidak membalas namun mengirimkan kembali jumlah uang yang di kembalikan. Teen hanya menuliskan terimakasih, lalu ia pergi keluar rumah untuk kesupermarket yang tidak jauh dari rumahnya. Dari kejauhan sana, seseorang tersenyum bahagia. Lalu seorang anak kecil menghampiri pria itu. "Papa..."

"Hmm, anak papa yang cantik... Sudah sarapan?" sahut pria itu.

"Udah, Pah... Kecupel malket yuk, Atuh mau coklat." sahut anak kecil itu.

Pria tampan dan Sexy itu menggendong putrinya dan membawanya ke supermarket. Siapa sangka, mereka akan bertemu dengan pria manis, tampan, cantik secara bersamaan waktu dirumah sakit. Teen masih sibuk memilih barang belanjaannya, lalu Pria dan putrinya itu melihat Teen, lalu anak kecil itu berbicara. "Papa, itu itu... mamah..."

Pria itu menoleh, lalu melihat Teen yang sangat manis sekali. Jantungnya deg degan, darahnya berdesir kencang. Anak kecil itu adalah Sofia, Sofia merosot dari gendongan ayahnya dan berlari ke arah Teen dan memeluk Teen yang sedang memilih cemilan. Teen terkejut dan melihat Sofia tengah memeluknya.

"Sofia... Kau...?" Seru Teen yang masih ingat.

"Mama, Cofia lindu mama...." sahut Sofia.

Teen meringis, ia berpikir sudah lama mereka tidak bertemu anak itu tidak memanggilnya mama lagi. Tapi yang ada malah masih memanggil mama. Lalu Teen berbicara. "Sofia, sama siapa"

"Sama papa, itu..." ujar Sofia sambil menunjuk papanya.

Ayah Sofia pura-pura sedang memilih belanjaan, lalu Teen menggendong Sofia. "Kamu mah beli apa? Mau coklat?"

"Mau coklat..." sahut Sofia.

Diam-diam pria itu mengabadikan moment manis itu di ponselnya. Teen kemudian mengahampiri ayahnya Sofia.  "Permisi, tuan... Ini Sofianya gak mau turun,"

BL - MY BOY FRIEND IS SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang