Bab 13

7K 494 31
                                    

Ketika pagi menjelang, Teen terbangun. Ia pergi ke luar kamar dan menuju dapur, saat itu juga ia melihat Six tengah memasak sarapan. "Ah, sudah bangun pangeran tidurku? Sudah mandi? Mandi dulu, setelah itu sarapan dan akan aku antar kau kesekolah."

"Sudah mandi kok, tinggal ganti baju sekolah aja." sahut Teen.

"Ganti dulu bajumu, nanti terlambat." ujar Six.

Teen mengangguk, lalu Teen pergi kekamarnya dan mengganti pakaiannya. Setelah itu Teen kembali kedapur untuk sarapan bersama Six. Six tersenyum lalu memberikan roti isi dan susu cokelat. Teen tersenyum geli lalu berbicara. "Dari mana kak Six tau aku suka susu coklat kalau sarapan, dan roti isi?"

"Oh itu, kalau roti isi aku juga suka sarapan ini setiap pagi. Kalau susu cokelat itu karena di kulkas, lemari penyimpanan banyak sekali makanan dari cokelat, jadi aku bisa tau." Sahut Six lalu duduk dan sarapan bersama.

Teen dan Six melanjutkan sarapan mereka, setelah selesai Six berniat ingin mengantar Six kesekolah, tapi tiba-tiba ada telephone mendadak dari kantornya. "Teen, aku tidak bisa mengantarmu kesekolah, kantor baru saja menelphone."

"Ooo, gak apa-apa kak. Aku bisa bawa mobil sendiri, kakak hati-hati." sahut Teen.

"Kau juga," sahut Six sambil mengusap atau mengacak rambut Teen.

Teen manyun dan gemesin, tidak lama setelah Six pergi Bobby muncul. "Teen, bareng sama aku aja yuk..."

"Oke..." sahut Teen sambil berlari.

Bobby tersenyum, lalu saat Teen akan membuka pintu depan, Bobby melarangnya. "Jangan di depan, belakang aja."

Teen menaikan alisnya sebelah, lalu Teen berbicara. "Aku tau kau disitu Arya, kau yang mengemudi. Bobby sama aku di belakang."

"Apa? Tidak bisa begitu." Seru Arya protes dan tidak setuju.

"Suruh siapa pacaran diam diam di belakangku, kalian pikir aku anak kecil. Lagian aku udah tau kalau kalian pacaran," ujar Teen lalu masuk kedalam mobil dan Bobby pindah kebelakang.

Bobby meringis lalu berbicara. "Maaf, kami cuman takut kalau kau tidak sama seperti kami. Aku sering ngeship kau sama Adam, tapi...."

Ekspresi Teen berubah mendadak, suasana jadi absurd. Arya di depan bagaikan supir pribadi yang sedang mengantarkan anak majikan kesekolah memilih diam saat Teen mendadak berubah. Tiba tiba Teen tertawa ngakak. "Bahhahhahahhaha... Aduh ya ampun,"

Buuuk

"Aduh aduh, Bobby apaan sih... Sakit tau," ujar Teen sambil meringis.

"Lagian bikin orang panik aja," ujar Bobby.

Arya yang tadinya diam saja ikut bicara. "Tau ni anak bikin orang jantungan aja,"

Teen tersenyum lalu berbicara. "Elah, lagian juga kalian aneh. Aku juga sama kok, tapi selera aja yang beda."

Bobby langsung bersemangat dan menanyakan selera yang Teen maksud. "Oh wow, kalau boleh tau seperti apa selera sahabat aku ini?"

Teen tertawa lalu menghela napas sebelum tertawa. "Sugar Daddy,"

Arya melongo lalu berbicara. "Yang sudah menikah, punya anak, dan tua begitu?"

Bobby menepuk kepala Arya, dan berbicara. "Heh Sugar Daddy bukan bearti sudah menikah dan sudah punya anak saja, itu berlaku bagi pria dewasa dan... Tunggu, Teen kau, itu mobil tadi itu sebelum kami datang? Itu, Your Sugar Daddy?"

"Bukan dia," Teen tersenyum dan menatap kearah keluar,  Disaat itu juga ia melihat rumah sakit.

Teen melihat ponselnya lalu membuka kontak Miller di aplikasi Line-nya. Ia membuka dan mengirim pesan ke Miller.

BL - MY BOY FRIEND IS SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang