Pagi hari menjelang, Teen bangun lebih dulu. Saat ia bangun, ia melihat tangan seseorang memeluk pinggangnya. Teen melihat jam tangan itu, itu adalah jam tangan milik Nine. Teen melotot ia menggeser tangan Nine dan pelan-pelan untuk bangun. Tapi belum sempat Teen bangkit tangannya di tarik dan Teen terjerembab kedalam pelukan Nine lagi. Bahkan tanpa sengaja bibir Teen menempel di bibir Nine, lalu Teen buru-buru menarik dirinya dan keluar dari kamar itu. Nine masih pura pura tidur, tapi saat Teen keluar kamar Nine menghela napas dan tersenyum. Kemudian ia memeluk Sofia kembali untuk tidur.
Teen langsung kembali kerumahnya, ia langsung menuju kekamar mandi dan mencuci wajahnya. Ia menyentuh bibirnya yang tak sengaja menempel di bibit Nine tadi. Teen segera tersadar dan menepuk nepuk wajahnya agar tak mengingat itu. Teen menuju kedapur, dan mulai memasak makanan untuk dirinya. Tiba tiba...
Tuuuuk...
"Aw... ssssshhh... Apa? Kau... bagaimana kau bisa masuk kerumahku ha?" ujar Teen yang melihat Six tiba-tiba ada di hadapannya.
"Pintu rumahmu tidak tertutup, untung aku yang tampan ini yang masuk, kalau pencuri bagaimana?" ujar Six.
"Mau apa tuan kemari?" ujar Teen.
Six nampak gemas dengan Teen, ia tersenyum lalu berbicara. "Kau terlihat menggemaskan saat sedang marah... kalau begitu, maaf. Saya kemari karena melihat pintu rumahmu terbuka, aku melihatnya kebetulan lewat Joging pagi ini. Sepertinya kau harus banyak olahraga, lihat perutmu sudah berlemak."
Teen meringis dan kemudian berbicara. "Mendingan tuan pergi, aku mau makan habis makan aku mau tidur. Sana pergi,"
"Gak mau, ayo ikut..." sahut Six sambil menarik tangan Teen dan membawanya joging keliling komplek.
Six dengan semangat joging pagi ditemani Teen, ya walau ia membawa paksa Teen. Di usia tiga puluh dua tahun, tubuh Six masih segar bugar, garis otot sixpacknya tercetak jelas oleh keringat. Beda dengan Teen yang tubuhnya lebih ramping, namun masih ada otot roti sobeknya. Saat Six berjalan banyak wanita yang menatap Six, bahkan tidak ragu mendekati Six.
"Oooh lihat, aku baru tau kalau ada pria tampan di sini." Ujar wanita itu.
"Heh kau sudah punya suami, biarkan aku yang mendekatinya." Seru Wanita satunya.
Lama-lama wanita yang muda pun datang mengkrumuni Six, tapi kerumunan itu pecah dua saat Nine muncul di hadapan mereka. Teen yang melihat menahan tawanya. "Kesempatan bagus, mumpung Six sama Nine lagi di kerumunin ibu-ibu Gatel, sama cabe cabean, aku pergi ah. Kabur kerumah Bobby aja kali ya."
Teen pergi dengan perlahan, ia mundur mundur dan tubuhnya menabrak Miller yang baru saja tiba dan keluar dari mobil saat melihat Teen di taman. "Dokter, cepat bawa aku pergi dari sini."
"Memangnya kenapa?" Tanya Miller.
"Nanti Teen ceritain di mobil." Sahut Teen.
Teen buru-buru masuk kedalam mobil, lalu Miller pun menurutinya dan membawa Teen pergi dari sana. Teen berbicara. "Haih, selamat... Dokter mau kemana?"
"Oh, tadinya mau kerumahmu sambil bawain kamu sarapan. Aku merasa tidak enak karena membatalkan janji, jadi aku datang untuk menemuimu. Tapi, kenapa kamu mengendap-endap tadi?" Ujar Miller.
"Kita kerumah dokter aja ya, aku gak mau pulang. Itu aku melarikan diri dari tetangga yang kurang ajar." Sahut Teen.
Miller hanya tersenyum melihat wajah kesal Teen. Lalu Teen berbicara. "Dokter baru selesai operasi ya? Kan capek, kenapa gak istirahat dirumah aja coba?"
"Nanti bisa istirahat dirumah, aku belum tenang kalau belum menemuimu." ujar Miller.
"Oh, ya sudah kalau begitu aku turun disini saja, aku kerumah teman-temanku saja. Aku tidak mau menganggu dokter." ujar Teen.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL - MY BOY FRIEND IS SUGAR DADDY
RomanceTeen, baru saja pindah kerumah barunya yang tidak jauh dari kota, dan beberapa akses umum lainnya. Semenjak ayah dan ibunya bercerai ia memutuskan untuk pindah dari rumah lamanya. Siapa sangka Teen akan bertemu dengan tetangga tampan, dan Duda Kaya...