Biasakan vote sebelum membaca.
---
Pukul 10:01.
Kini, Manjiro dan (Name) tengah duduk bersandar disofa sembari menonton televisi.
"Manjiro,"
"Iya?"
(Name) menunduk, lalu memainkan jarinya gugup. "Eum.. i-itu.."
Manjiro yang melihat itu lantas menaikkan alisnya bingung. Tumben sekali istrinya gugup seperti ini.
"Ada apa, (name)?" Tanya Manjiro lagi.
"A-aku mau...," ucap (Name) menggantungkan kalimatnya.
"Mau?"
(Name) mengalihkan pandangannya ke samping, "a-aku mau peluk," ucap (Name) pelan, dengan wajah yang memerah tipis.
Manjiro yang mendengar itu lantas terkejut. "EH?!"
"(NAME)?! KAMU SERIUS?! KOK TUMBEN?!"
"Berisik manjiro, jangan berteriak!" ucap (Name).
"Hehe, maaf. Habisnya, kamu jarang banget minta dipeluk kayak gini."
(Name) mengelus perutnya. "Entahlah, tiba-tiba pengen. Kayaknya shin deh, yang pengen dipeluk kamu."
Manjiro cemberut. "Oh? Jadi kamu gamau aku peluk? Yasudah, kalau begitu, tunggu shin lahir saja."
(Name) terkejut, "eehhh jangan gitu dong! A-aku juga mau dipeluk manjiro kok.."
Senyuman langsung mengembang dibibir Manjiro. Dengan cepat, Manjiro pun mengangkat tubuh (Name) ke pangkuannya, lalu memeluknya.
"Wah, (name). Kamu berat-"
*bugh
"Itte-a-aku hanya bercanda (name)," ucap Manjiro sembari mengusap perutnya yang dipukul oleh (Name) pakai sikutnya.
"Makanya kalau berat, gausah sok-sok an gendong!"
"Hehe, maaf. Kamu ga berat kok, kamu enteng kayak kertas," ucap Manjiro. (Name) yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas.
Manjiro mengelus perut (Name) dari belakang, "sayang,"
"Hm?"
"Mau kasih tanda, boleh ga?" Tanya Manjiro.
(Name) terkejut, lalu dengan cepat menggeleng. "Gak! Gak boleh!"
"Eehh? Kenapaaa?"
"Gamau, nanti keterusan sampe ranjang kita rusak," ucap (Name) sembari menatap fokus pada televisi.
"Nggak kok! Janji cuma kasih tanda doang! Boleh ya? Lehermu mulus gitu, tanda bekasku semuanya juga pada hilang," ucap Manjiro.
(Name) menghela nafas panjang, lalu mengangguk. "Iya boleh, tapi cuma satu."
"Dua."
"Yasudah dua-"
"Tiga,"
"KOK JADI NAMBAH TERUS?!"
"Hehe, maaf. Hanya dua kok, aku janji!" Ucap Manjiro dan dibalas deheman oleh (Name).
Manjiro mulai mendekat ke arah leher (Name), lalu menciumnya pelan. (Name) sedikit tersentak. Muncul rasa aneh didalam hatinya.
Selesai menciummi leher (Name), Manjiro mulai menjilat, menghisap, dan mengigit kecil leher (Name) hingga tercipta tanda disana.
"Mmm.. s-sudah manjiro," ucap (Name).
"Tunggu, sebentar lagi."
"Hei, itu sudah lebih dari dua-Ah! Manjiro!"
"Sebentar (name), satu lagi."
"Tapi kan-ah!"
"Uh.. mmn, su-sudah!"
"Um! Sudah selesai!"
"Hinyi dii kik, iki jinji." Cibir (Name).
Manjiro tertawa, lalu menaruh kepalanya pada bahu (Name). "Maaf, aku tidak puas kalau hanya 2."
*cup~
Manjiro mencium pipi (Name).
"Hm, aku tau itu. Makanya kamu tegang."
"Eh? A-ahahahaha" Manjiro tertawa renyah. (Name) merasakan miliknya rupanya, mungkin karena (Name) dipangku.
"Ketawa lagi, jangan tegang gini dong! Ga enak tau, ngeganjel."
"Kamu mau bantuin milikku ga tegang lagi tidak?"
"Tidak, terima kasih. Lakukan saja sendiri dikamar mandi."
"Kamu jahat-amn~"
"Ah! Jangan gigit telingaku!"
"Aahahahaha maaf,"
End!
Kayaknya ratingnya naik deh, AZGZHSNSBSJJS
Gimana, suka ga?
SkskskskJangan lupa vommentnya!
Byeeee~(Btw, sisil gajadi buat s2. Soalnya mau buat book baru skskks. Maaf yaa~)