Saat ini Jennie berada di bangku taman belakang kampus, gadis itu berada tepat di bawah pohon besar.
Jennie menatap ke bawahnya, selama ini Jennie adalah gadis kuat dan tak mudah goyah tapi entah kenapa saat ini gadis itu benar-benar emosional bahkan tangisnya tak kunjung reda meskipun sudah 30 menit berlalu dia duduk di bangku tersebut.
"Nona Jennie!"
Jennie terdiam ketika mendengar suara Lisa
"Mimpiku bukan lelucon!"
Ucap Jennie dengan suara dingin meskipun gadis itu masih sesenggukan. Lisa menjilat bibir bawahnya dan menatap bahu Jennie yang bergetar
"Dua bulan aku mempersiapkan proposalku, aku lupa kapan waktunya untuk tidur dan makan dan di saat aku benar-benar sampai di puncakku semua hancur berantakkan. Mungkin menurutmu ini tak penting karena kau adalah Presiden yang agung tetapi itu sangat penting bagiku!" Ucap Jennie sambil menatap lurus ke arah depan
"Aku tau aku tak punya hak mencampuri urusan pribadimu tetapi urusan pribadimu juga tak memiliki hak untuk menghancurkan mimpiku!" Jennie menghapus bekas air matanya dan berbalik menatap ke arah Lisa
"Presiden Manoban, aku tau dengan uang kau bisa mencapai apapun yang kau inginkan tetapi tidak untuk merusak mimpi seseorang!"
Degh
"Mungkin saat ini aku harus sedikit keluar konteks, tentang Mrs. Jessica wanita itu dia telah bersuami, dia telah mengucapkan janjinya untuk suaminya di altar pernikahan dan itu tak mudah terkait komitmen dan akhirnya karena kau wanita itu mengingkari janjinya sendiri, mungkin kau tak merasakan cinta tapi ada suami dan anaknya yang dengan sabar menunggu bagian dari kehidupan mereka untuk kembali kerumah!" Ucap Jennie sambil menatap jauh kedalam mata Lisa yang saat ini gadis jangkung itu menatapnya dengan ekspresi rumit
"Ya memang benar pada akhirnya hubungan kalian hanya sebatas benevit tapi tanpa kau sadari kau adalah duri dalam rumah tangga orang lain!" Jennie menarik nafasnya sebelum akhirnya melanjutkan
"Life is not just about sex!"
Lisa terkejut ketika mendengar kata-kata Jennie yang menurutnya seperti belatih, tidak tapi ada satu hal yang Lisa dapati yaitu Jennie memang berbeda dan itu menggelitiknya secara personal.
"JENNIE!"
Jennie dan Lisa menatap ke arah sumber suara, pria tampan dengan setelan rapi saat ini menatap Jennie dengan khawatir. Kim Taehyung
Kim Taehyung menatap Lisa, dan meskipun di depannya adalah Presiden Manoban pria itu memilih untuk mengabaikan Lisa.
"Teman-temanmu mengatakan kau sedang menangis disini!" Ucap Taehyung dengan ekspresi khawatir di wajahnya
"Ak-
Ucapan Jennie terhenti ketika Taehyung tiba-tiba memeluk tubuh Jennie
"Gwencana aku akan selalu ada untukmu!" Ucap Taehyung sambil mengelus punggung Jennie, Jennie hanya diam tanpa reaksi sementara itu Lisa mengangkat sebela alisnya dan menatap Taehyung dari ujung kaki sampai kepala
"Aku tak memaksamu untuk menceritakan apa yang terjadi tapi ice cream strawberry bisa menenangkan fikiranmu ottoke?" Ucap Taehyung dengan senyum cerahnya, Jennie tersenyum menampilkan gummy smilenya untuk pertama kalinya di depan Taehyung dan tentu saja di depan Lisa juga
"Arraseo, gomawo tae!" Ucap Jennie dengan tulus
"Ne kajja!" Ucap Taehyung sambil membawa tas Jennie dan memegang tangan Jennie. Keduanya pergi dari tempat itu dan meninggalkan Lisa dengan linglung
KAMU SEDANG MEMBACA
JL
RomanceKami buruk ketika bersama, tapi lebih buruk ketika tak bersama-Jenlisa WARNING FUTA/INTERSEX Bahasa baku, Vulgar. rate 18+