36. Terjebak

113 39 2
                                    

"Ini namanya keluar dari kandang singa, masuk lubang buaya eh malah ketemu singa lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini namanya keluar dari kandang singa, masuk lubang buaya eh malah ketemu singa lagi. Sial, sial!"


Jam menunjukkan pukul 06.25 malam.

Langit sudah berubah menjadi gelap. Udara sekitar mulai terasa dingin. Ulya yang tadi baru saja selesai makan bersama keluarganya berjalan kembali menuju ke dalam kamarnya.

Selesai shalat magrib tadi ia sempat mengecek ponselnya sebelum makan. Ada satu pesan dari Erina mengajaknya keluar untuk beli baju. Sekarang ia tengah berganti baju dan segera menjemput ke rumah Erina.

Sebelum pergi ia berpamitan pada bapaknya dan tidak lupa ibunya juga. Ulya menuntun motornya keluar rumahnya dan menaikinya dengan kecepatan standar menuju rumah Erina.

Sampai di sana, ia sudah di tunggu Erina yang berdiri di depan pagar. Ulya mengehentikan motornya. "Udah pamit orang tua kan?" tanya Ulya memastikan. Ia tidak ingin orang tua Erina khawatir nantinya. Yah meskipun mereka tidak terlalu dekat. Iya, ia sedikit tahu hubungan Erina dan orang tuanya tidak baik, tapi ia belum juga tahu apa alasannya.

"Udah nggak usah," balas Erina menaiki boncengan Ulya.

"Pamit dulu sana. Atau gue yang pamitin," saran Ulya belum menyerah.

"Alah mereka nggak peduli. Udah yuk jalan," ajak Erina sudah membenarkan helmnya.

Ulya menghela nafas dengan sikap cuek Erina. Ia pun menjalankan motornya menuju tempat sesuai keinginan Erina.

Sampai di sana bergitu banyak motor yang berjejer di depan toko ini. Ulya memarkirkan motornya di bagian yang masih kosong. Setelah dapat ia menyuruh Erina segera turun dan membenarkan bajunya.

Ulya belum turun dari motornya, ia mengedarkan matanya melihat kaca tembus pandang yang digunakan sebagai tembok toko ini. Rasanya malas jika ramai begini. Matanya terhenti melihat dua sejoli yang tengah memilih baju. Ia berdecak pelan.

Bertemu Raihan adalah sebuah kesialan baginya. Iya dua sejoli itu salah satunya adalah Raihan. Ulya jadi bingung sekarang. Biawak setan itu tengah berjalan bersama perempuan yang sempat ia lihat kemarin. Jika ia tengah sendiri mungkin ini akan lebih mudah memarahinya. Atau mungkin ia akan bodoamat. Status kita berdua kan tidak jelas.

Tapi sangat disayangkan saat ini ia bersama Erina. Salah satu informan terpercaya penggosip di kelasnya. Tentu saja ia tidak akan bertindak bodoh, dan membiarkan drama lain tercipta.

Ia tidak ingin tampak menyedihkan di depan semua orang. Jika Erina tahu, besok pasti akan ada berita Ulya diselingkuhi padahal baru berpacaran selama sehari. Ia pasti akan terlihat mengenaskan sekali.

"Er, beli makan dulu yuk! Laper nih," ajak Ulya menghentikan gerakan Erina yang akan melepas helmnya.

"Beli baju dulu, kan dah sampai," balas Erina memberi saran.

RUbah SekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang