pertama

2.3K 128 3
                                    

"mau ikut ayah atau ibu"

...

"Oi jelek, beliin susu dikantin"

...

"cupu, Jelek,
Miskin, gak pantes sekolah disini"

...

Pukul 5 sore

Dirooftop sebuah sekolah ternama di Seoul, seorang gadis sedang terisak disana, kakinya perlahan naik, melewati pembatas besi dengan kedua tangan yang sama sama mencengkram erat pembatas itu,

Dirooftop sebuah sekolah ternama di Seoul, seorang gadis sedang terisak disana, kakinya perlahan naik, melewati pembatas besi dengan kedua tangan yang sama sama mencengkram erat pembatas itu,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sumber pinterest)

Satu kata yang hanya terlintas dipikirannya, Mati,

Angcang Ancang sudah dimulai, Genggaman tangannya mulai mengendur, ia lepaskan tangannya, menjatuhkan dirinya sendiri kebawah,


Sampai..

Wajah tulus sang nenek menghampiri, seorang manusia paruhbaya yang selama ini selalu ada disamping dirinya, bagaimana jika nenek jadi sedih, gimana jika nenek kesepian, beberapa pertanyaan terus memenuhi kepala gadis cantik tersebut,

Sebelum itu, 1 tangannya berhasil kembali mencengkram pembatas dengan kuat, kakinya menjuntai kebawah, tangan yang lainnya terulur, mencoba menarik dirinya sendiri untuk kembali keatas,

Tak

Tak

Tak

"Na-"

AAAAAAA

Bruk


...

"Pfft keterlaluan banget kalau gitu"

"Dia tuh bukan tipe saya tahu" sekolah, adalah tujuan kedua siswa pemilik rambut pendek itu bangun sepagi ini, tahun pelajaran baru telah dimulai,

Mereka sengaja datang awalan karna ingin mendapatkan kursi paling belakang, ataupun memiliki banyak waktu bersantai lebih panjang,

Drrrtt

Suara decitan gerbang terbuka terdengar, senyuman sumringah mereka tunjukan karna berfikir jika kursi bagian belakang sudah menjadi milik mereka berdua,

"Berhasilll huuu"

"Besok kita Dateng lebih awal lagi, takut yang gak masuk hari ini malah ngerebut nan-" kalimatnya terhenti,

"Iya dong, berhasil berhasil berhasil" sementara siswa yang lainnya ikut terdiam menatap wajah sahabatnya yang menjadi pucat pasi dalam sesaat "kenapa?",

Tak ada balasan, pandangan sahabatnya yang mengarah kedepan, mendorong ia untuk ikut menoleh, Hingga..

"AAAAAAAA"

Mayat berlumuran darah ditemukan tergeletak disana.

The Destiny of the Assassin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang