kelima

445 69 2
                                    

"halo"

"Temui ayah sekarang, atau dia akan membunuhmu nanti, cepat atau lambat pasti ayah akan menemukanmu"

"Aku masih ada urusan disini, jaga ayah dan semuanya disana"

"Untuk apa kau terus bersembunyi, setelah membunuh seorang perempuan bukannya tanggung jawab malah kabur, bagaimana jika ada orang yang melihatmu saat itu, perusahaan ayah yang akan kena imbasnya nant-"

Tuttt~~~

...

Diruangan berlampu sangat minim dengan interior serba mewah adalah tempat dimana Lee jeno berada,

pembunuh bayaran ternama yang terkenal kejam serta tak pandang bulu itu selalu menjual organ tubuh korbannya untuk dijual,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pembunuh bayaran ternama yang terkenal kejam serta tak pandang bulu itu selalu menjual organ tubuh korbannya untuk dijual,

Bisnis haram yang dianggap menguntungkan oleh Lee jeno seorang,

Pintu terketuk, membuat sang empu sedikit melirik kearah pintu, sebelum menjawab, "masuk",

Pandangan yang semula terpaku pada laptop beralih pada seorang laki laki tinggi yang baru saja masuk, berdiri didepan dirinya terduduk,

"Bagaimana?" Tanyanya

Jisung meletakkan beberapa foto hasil jepretannya dimeja, "gadis itu kulihat masuk kedalam club tadi",

Tangan kanan sekaligus adik angkat sang pembunuh merupakan penyelidik yang handal, dia selalu mengulik informasi sampai ke akarnya tanpa perlu waktu yang lama,

"Siapkan mobil, dengan syarat tidak ada yang ikut nanti" Jisung serta 7 anak buah dibelakangnya tentu terbelalak, mereka saling pandang satu sama lain,

Pasalnya Lee jeno tidak pernah memberikan syarat seperti ini sebelumnya,

Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada yang berani membantah perintah dari tuan mudanya itu, sekalipun Jisung sendiri,

kalian pasti ingat, beberapa Minggu yang lalu, jeno sempat bertemu Dengan gadis yang wajahnya sangat mirip dengan foto sasarannya saat itu,

*Flashback
   
"Tunggu"

Mobil berhenti seketika, semuanya menoleh pada Lee jeno yang sedang mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil, seperti mencari sesuatu,

"Ada apa tuan, apa ada masalah"

"Ikuti mobil yang tadi"

"Hah, yang mana tuan"

"KUBILANG YANG TADI" Lee jeno memekik, orang yang bertugas sebagai supir, langsung menukik, berbalik arah, mencari mobil berwarna silver yang tadi tengah berhenti disebelah mereka,

Tapi nihil, mereka kehilangan jejak saat mobil berwarna silver itu berbelok entah kearah yang mana, "ah sial"

*Flashback off

...

"Soju" aku mengangguk mendengar tawaran Nana,

Musik serta lampu disko memenuhi setiap penjuru ruangan, Yap, kami sedang berada diclub malam, ada banyak orang bersuka suka disini,

ada yang sengaja membuat dirinya mabuk,

ada yang menari ditiang besi,

ada yang saling memamerkan bentuk tubuh mereka yang terlihat seksi,

juga banyak perempuan berusaha menggoda para pria dewasa hanya demi cuan,

Tapi aku gak gitu,

tujuanku datang kesini hanya ingin menyegarkan pikiranku kembali setelah hampir satu bulan memikirkan bagaimana cara menemukan bukti yang dimau,

kemarin kasus ini juga hampir saja dihentikan oleh Lucas, tapi kedua orang tua itu malah memohon mohon, bahkan masih kekeh jika anaknya bukan bunuh diri melainkan dibunuh,

Entahlah, kenapa juga aku harus memikirkannya sekarang,

Kujatuhkan kakiku dari kursi, beranjak pergi menuju toilet disudut ruangan,

Aku ingin berganti baju sebenarnya, jujur saja pakaian yang saat ini aku pakai sangat tidak nyaman, dan sedikit terbuka,

Suara musik serta orang orang bersorak langsung terhenti saat pintu toilet baru saja aku tutup, mungkin pintu itu tebal jadi suara riuh tadi langsung redam begitu saja,

Beberapa menit setelah itu aku keluar, pandangan ku gelap seketika, ruangan yang tadinya berlampu walau remang remang bisa aku ketahui telah berubah,

Sunyi dan, mencekam,

Nana juga dimana, bukankah dia duduk dikursi bar tadi,

Kulangkahkan kakiku perlahan, hingga 5 langkah sebelum terhenti karna ada yang mendorongku Kedinding, gak kelihatan jelas wajahnya bagaimana, semuanya gelap,

"Na, jangan bercanda" seruku berfikir jika itu adalah na jaemin,

Kekehan pelan terdengar, dahiku sontak mengerut seketika, Aku mematung, tidak takut, hanya bingung, posisiku telah dikunci disini, "siapa-?"

Ctak

suara tarikan pelatuk terdengar sangat nyaring, gerakan dibibirku sontak kupaksa berhenti,

"Haruskah kuberi tahu walau kamu sudah membaca name tagku saat itu?" Suara itu menjawab,

"Haruskah kuberi tahu walau kamu sudah membaca name tagku saat itu?" Suara itu menjawab,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

To be continue...

The Destiny of the Assassin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang