PART 16

113 8 7
                                    

Rossa sangat lelah wajahnya juga masih terasa perih karena goresan pisau tadi.

Setelah Laras meninggalkan Rossa, beberapa menit kemudian Laras kembali masuk kedalam ruko.

Tapi kali ini dia tidak sendiri. Ia masuk bersama 2 orang bertubuh besar.

Laras berjalan menghampiri Rossa sambil tersenyum miring.

"Gimana masih betah disini." Ucap Laras meremehkan.

Rossa menatap Laras tajam. Mau apa lagi wanita ini.

"Lepasin Afgan atau...." Laras kembali mengeluarkan pisaunya.

Rossa menggeleng ketakutan.

"Gak...gak akan pernah aku lepasin Afgan buat perempuan kayak kamu." Nada Rossa sedikit meninggi tapi suaranya masi gemetar ketakutan.

Laras tertawa menyeramkan.

"Rossa.. Rossa.. udah kayak gini masi aja ngeyel." Ucap Laras.

"Tadi pipi yang kanan sudah, sayang kalau yang kiri nggak." Ucap Laras lalu kembali menggores wajah Rossa.

"Aawww... Laras sakit..." Ucap Rossa meringis kesakitan.

Kali ini Rossa sungguhan menangis. Rasa sakit dan takut bercampur jadi satu.

"Cup..cup..cup. Sakit?" Laras tersenyum miring.

"Itu akibat kalau lo ngerebut Afgan dari gue." Ucap Laras.

"Aku gk pernah rebut Afgan dari kamu. Kamu yang mengkhianati Afgan." Ujar Rossa.

"Udah berani lo sama gue." Ucap Laras. Ia mencengkram pipi Rossa.

"Kalian jaga dia. Jangan sampai ada satu orang pun yang nyelametin cewek ini. Kalo kalian gagal, jangan harap kalian gue bayar." Ucap Laras lalu meninggalkan Rossa.

"Baik bos." Ucap kedua preman itu.

"Oya satu lagi. Terserah cewek ini mai kalian apain." Ujar Laras lalu keluar kembali ke rumah nya.

***
Sementara itu

Afgan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

"Cha...semoga kamu gk kenapa-napa." Ucap Afgan penuh harap.

Afgan menelpon Dheri.

"Halo Dhei... Lo udah telpon polisi?" Tanya Afgan.

"Udah gan... Lo gimana?" Dheri balik bertanya.

"Gue masih di jalan... Gue takut Ocha kenapa-napa Dhei." Ucap Afgan panik.

"Lo harus tenang gan supaya bisa mikir jernih. Gue yakin Ocha gak kenapa-napa." Dheri berusaha menenangkan adiknya.

"Aminn.. Gue tutup dulu ya Dhei. Mau fokus nyetir." Ucap Afgan.

"Iya gan.. Hati-hati." Ucap Dheri lalu telpon terputus.

***
Sepeninggal Laras

"Wih cantik juga nih cewek." Ucap salah satu preman itu menyeringai.

"Yoi.." Sahut yang lain.

Kedua pria itu berjalan mendekat ke arah Rossa.

"Sayang banget cantik-cantik mukanya ke gores." Ucap preman itu sambil mengusap wajah Rossa.

Rossa membuang muka.
"Jangan sentuh saya." Ucap Rossa.

Kedua pria itu tertawa.

"Punya hak apa lo ngatur-ngatur kita..." Ucap salah satu preman itu menyeramkan sambil mencengkram wajah Rossa.

SenyumMu BahagiaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang