4

1.9K 286 115
                                    

Lim masuk ke dalam dorm dengan suasana yang sangat sepi dan gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lim masuk ke dalam dorm dengan suasana yang sangat sepi dan gelap. Wajar saja jika saat ini memang tengah malam membuat semua penghuni dorm tertidur lelap. Lim melihat satu persatu kamar adik-adiknya itu, tersenyum bahagia melihat mereka tidur dengan damai. Entah mengapa Lim sangat menyayangi mereka seperti adiknya sendiri, jika Lim harus pergi salah satu kesedihan terbesarnya adalah meninggalkan mereka semua. Setelah memastikan semuanya tidur dengan damai, Lim pergi menuju kamarnya, kamar yang sudah ia huni selama 5 tahun ini.

"Apakah ini waktunya kamu berganti tuan?" Gumam Lim dengan menatap langit-langit kamarnya.

Sulit sekali rasanya meninggalkan semuanya. Sepulang dari danau tadi Lim sempat menemui Jisoo, lelaki yang sudah Lim anggap kakak sendiri, artis terkenal milik agensinya dan orang yang sangat menggilai Lisa. Orang tua Lim benar, dirinya tak seberuntung Lisa yang memiliki segalanya, karir yang bagus, kaya, cantik serta kisah percintaan yang mulus. Lisa dikelilingi dua lelaki tampan, kaya dan baik seperti Jisoo dan Taeyong. Meski pada kenyataan tak satupun yang Lisa pilih jadi kekasih dengan alasan "Jika dapat dua mengapa harus memilih satu."

Ceklek...
Pintu kamar Lim terbuka dan masuklah Haruto maknae tercinta yang Lim miliki.

"Hyung baru pulang?" Tanya Haruto yang kini sedang berjalan menghampirinya.

"Iya, kenapa bangun? Ini baru jam 1." Jawab Lim dengan melirik jam ditangannya.

"Aku haus dan kebetulan melihat lampu kamarmu menyala. Hyung tadi manager datang mencarimu sudah dua kali, katanya ada yang ingin dia sampaikan padamu." Jelas Haruto dengan kembali menguap.

"Ya sudah sana tidur lagi, biar Hyung telpon dulu manager." Lim mengacak rambut Haruto dengan gemas, para membernya ini memiliki visual yang luar biasa tak seperti Lim yang biasa saja dan sudah tua.

Haruto akhirnya keluar dan kini Lim mengambil ponselnya. Ia menghubungi managernya itu. Namun tak ada jawaban dari Manager Choi.

"Mungkin sudah tidur." Gumam Lim lalu menyimpan ponselnya. Ia membuka lemari untuk mengambil beberapa baju yang akan ia bawa ke negaranya.

Dret ... Dret....

Jeno...
Aku yang kesana atau kamu yang ke sini?
Jika aku yang ke sana bersiaplah karena besok rumor akan menyebar jika kamu mengganggu Sunbaemu sendiri.

Aku yang kesana atau kamu yang ke sini?Jika aku yang ke sana bersiaplah karena besok rumor akan menyebar jika kamu mengganggu Sunbaemu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca pesan itu, Lim langsung mengepalkan tangannya. Jennie selalu mengancam seperti ini membuat Lim selalu kalah jika berniat untuk menjauhinya. "Dia hanya mengancam." Gumam Lim dengan menyimpan kembali ponselnya dan kembali merapihkan pakaiannya itu.

Jeno...
Aku tunggu sampai 5 menit.

Lim tak menyadari jika Jennie kembali mengiriminya pesan, ia sedang asik memilih baju yang akan dibawa besok ke Thailand.

Tak lama Lim memasang telinganya dengan tajam, terdengar suara ketukan di pintu depan. Siapa pelakunya yang datang jam segini.

"Ah mungkin manager Hyung." Gumam Lim lalu berdiri dan menghampiri pintu. Ia melupakan sesuatu saat ini, ancaman Jennie Kim.

Ceklek...
Mata Lim terbelalak saat melihat siapa yang sedang berdiri di depan pintu dengan berpakaian seksi. Tanpa aba-aba Lim membuka jaketnya dan memakaikan pada Jennie lalu menarik Jennie dengan sedikit kasar. Lim menarik Jennie masuk ke dalam kamarnya.

"Sudah cukup! Apa maumu?" Lim sudah sangat dibuat kesal oleh tingkah Jennie yang selalu sesuka hatinya itu.

Jennie hanya tersenyum setelah itu mendekat ke arah Lim, ia tak tahan lagi karena rindunya sangat menyiksa.

Hiks... Hiks...
Tangis Jennie pecah saat ia berhasil memeluk lelaki yang amat dicintainya itu. Entah mengapa rasanya menyakitkan sekali saat ini. Lim hanya diam dan tak membalas pelukan Jennie meski hatinya sangat menginginkan itu.

"Maaf, maaf karena selalu melukaimu." Gumam Jennie dengan lirih. Ia lepas pelukannya pada tubuh lelaki muda itu. Mengelus pipi yang selalu ia rindukan.

"Berbahagialah Lim, jika memang jalanmu tidak di sini aku yakin kamu akan sukses di tempat lain. Datanglah padaku saat kamu sukses nanti dan aku akan menerimamu dengan senang hati." Ucap Jennie, ia tak tau jika lelaki itu tersinggung dengan ucapannya.

Lim lepas tangan Jennie yang sedang menggenggam pipinya itu.

"Kenapa aku harus datang padamu saat sudah sukses? Apa alasan kamu tak pernah menerimaku adalah ini? Karena aku masih trainee?" Lim tatap tajam mata Jennie untuk mencari jawaban atas apa yang ia tanyakan itu. Namun Jennie hanya menunduk.

"Waw akhirnya aku tau jawabannya. Jennie aku memang tak pantas untukmu dan selamanya tak akan pantas. Jadi sudah aku akan mengakhiri semuanya, aku tak akan mengejarmu lagi mulai detik ini." Lanjut Lim lagi meninggalkan Jennie yang masih berdiri mematung.

"Aku ingin ditemani saat sedang menggapai mimpiku, bukan aku datang saat sudah berada di atas dan berhasil menggapai semua mimpiku. Aku ingin kamu bangga karena sudah menemani dari nol bukan bangga karena sudah melihatku sukaes. Aku bahagia jika kamu bahagia dengan Suga Sunbae, kalian cocok dalam segi karir maupun visual. Pulanglah dan istirahat." Lim membukakan pintunya untuk Jennie, menggenggam erat tangan Jennie dan mengantarkan Jennie pulang ke apartemennya.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Jennie, rasanya kelu sekali ingin bersuara. Jennie tak tau harus bagaimana saat ini. Ia ingin berjuang tapi mengingat Lim belum sukses membuat Jennie kembali meragukan. Jennie ingin Lim sukses tapi tak mau menemani Lim.

Sesampainya di depan apartemen Jennie, Lim langsung membuka passwordnya. Mengantarkan  Jennie hingga ke depan kamarnya. "Saat aku sukses nanti belum tentu aku masih menginginkanmu." Bisik Lim tepat di depan bibir Jennie.

Cup...
Sebuah ciuman singkat mendarat dibibir Jennie. "Selamat tinggal." Pamit Lim, ia kemudian pergi meninggalkan Jennie yang sedang asik menangis. Jennie bingung dengan apa yang harus ia lakukan saat ini.

"Lim...." Panggil Jennie lagi.

Lim langsung membalikan badannya dan menghadap Jennie.

"Aku cinta sama kamu Lim. Maaf atas semua keegoisan kamu." Ucap Jennie lirih, air matanya semakin tak terbendung lagi.

Lim hanya menganggukan kepalanya, setelah itu kembali berjalan meninggalkan Jennie.

Grep...
Jennie mengejar Lim dan memeluk Lim dari belakang. Menangis dengan keras di belakang punggung lelaki yang lebih muda darinya itu.

"Jeno pasti tak suka melihat Mommnya sendirian tanpa Daddynya." Bisik Jennie dengan suara paraunya itu.

" Bisik Jennie dengan suara paraunya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Idol Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang