Bagian 7

449 106 12
                                    

Daniel membuka matanya ketika dia merasa tubuhnya diseret oleh penjaga sel. Matanya yang tadinya berat kini terbuka lebar.

"Lepaskan aku!!!" Teriak Daniel, tapi dua penjaga itu tidak mendengarkannya.

"Hei botak sialan! Lepaskan aku!"

"Diam!" Salah satu penjaga yang dipanggil botak oleh Daniel kembali berteriak di depan mukanya.

Merasa bahwa penjaga itu bisa memperlakukan Daniel dengan baik, akhirnya Daniel pasrah.

Dua penjaga itu membawanya ke sebuah ruangan dengan jeruji besi yang membatasi jendela, kamar yang cukup luas dengan nakas disalah satu sisinya.

Setelah mengantarkan Daniel, penjaga itu mengunci di dalam kegelapan. Hanya cahaya dari jendela yang menghiasi ruangan itu.

Daniel selalu mengalami banyak hal dalam hidupnya, kegelapan total tidak akan menyakitinya.

Beberapa saat berlalu, Daniel masih tetap diam dan hanya menatap ke arah jendela. Pikirannya melaju pada saat pertama pertemuan dengan Hueningkai dan Soobin, andai saat itu Daniel tidak bertemu dengan mereka apakah semuanya akan sama? Apakah Soobin akan tetap menganggap Daniel yang membunuh adiknya?

"Sedang memikirkan masa lalu?" Suara berat Soobin membuat Daniel terkesiap.

"Kau?"

"Ya aku... Merindukanku?"

"Berhentilah Soobin, aku berjanji akan mencari dalang dibalik dibunuhnya adikmu... Tapi ku mohon, bebaskan aku."

Tatapan Soobin terlihat dingin saat mendengar ucapan Daniel.

"Kau tidak ingin menikah denganku yah?"

"Aku tidak menyukai laki-laki... Aku tidak mungkin bisa menyukai seseorang sepertimu!" Nada Daniel terdengar kasar dan itu membuat Soobin tidak menyukainya.

"Beraninya kau mengatakan hal itu! Kau pikir siapa dirimu bisa mengatakan hal itu!" Soobin mencengkram pipi Daniel.

"Kau tidak punya kekuasaan apapun Yeonjun. Tidak punya."

Yeonjun, nama yang sudah tidak pernah lagi Daniel dengar. Itu terucap dari bibir Soobin.

"Kau tahu namaku?"

"Semua tentangmu tentu saja aku harus mengetahuinya."

Soobin melepaskan cengkeramannya, lalu wajahnya sedikit melembut.

"Menikahlah denganku, kau adalah satu-satunya yang mengerti seluk beluk kerajaan ini. Bantu aku mencari kebenaran atas kasus adikku."

"Lalu apakah setelah itu kau akan membebaskan ku?"

"Berikan aku keturunan dan tidak... Aku tidak akan melepaskan mu karena kau akan selamanya menjadi milikku."

Soobin menarik wajah Yeonjun ke dalam dekapannya lalu mencium dahinya lembut.

"Aku sudah kehilangan orang yang aku cintai, bagaimana mungkin aku harus kehilangan mu?"

Yeonjun merasa merinding mendengar hal yang diucapkan oleh Soobin.

Mereka hanya bertemu satu kali, bagaimana mungkin Soobin bisa mengatakan hal itu.

Apa Soobin hanya ingin mempermainkan perasaannya?

"Beristirahatlah dan jangan lupa untuk membersihkan dirimu, nanti malam kau harus ikut makan bersama ku."

Setelah itu Soobin pergi dari hadapannya.

.
.
.
.
.

Soobin selalu tidak beruntung, di sepanjang hidupnya selalu dipenuhi oleh kesialan. Adik kesayangannya terbunuh padahal adiknya tidak bersalah, sejak hari itu Soobin bersumpah untuk tidak akan pernah membawa hatinya dalam kehidupannya. Hati Soobin sudah mati sama seperti tubuh Hueningkai yang terbujur kaku karena eksekusi mati.

Grey Marriage-END (Soojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang