Soobin menatap ladang bunga di depannya, tatapannya tertuju pada Yeonjun yang sedang membaca buku disana. Soobin tidak tahu mengapa dia tidak ingin Yeonjun pergi dari kastil ini. Dia tidak berhak pada hidup Yeonjun tapi dia melakukannya.
Pernikahan mereka akan berlangsung sebentar lagi dan dengan semua kekuasaan Soobin, dia akan menjadikan Yeonjun sebagai pasangan paling disegani di seluruh daratan tempat berkuasanya.
Soobin tahu bahwa Yeonjun telah melakukan sesuatu di belakangnya. Beberapa hari terakhir membuatnya yakin bahwa pria itu mencoba untuk menghalangi pernikahan mereka.
Apa sebabnya Yeonjun tidak ingin menikah dengannya? Bukankah pria itu hanya ingin kekuasaan?
Yeonjun bukanlah orang suci, Soobin tahu itu. Siapa yang akan mengatakan dirinya suci jika dulu dia membunuh lebih dari dua ratus orang di gereja?
Soobin tahu tentang apa yang dilakukan oleh Yeonjun. Dia membunuh semua musuh raja yang dulu.
Siapapun yang menentang kekuasaan raja maka akan dihabisi oleh Yeonjun.
Soobin ingin menyakiti Yeonjun sama seperti dia merasakan amarahnya.
Tapi Yeonjun saat ini tidak memiliki apapun yang bisa membuat Soobin senang.
Kematian adiknya belum terbalaskan oleh dirinya dan Yeonjun tidak berhak mati sebelum adiknya mendapatkan pembalasan yang layak.
Soobin segera turun dari tempat duduknya dan menghampiri Yeonjun.
"Apa yang sedang kau baca?"
Yeonjun menatap Soobin dengan mata terkejut.
"Soobin? Mengapa kau disini?"
"Seperti yang kau lihat, aku sedang bertanya kepadamu."
"Aku sedang membaca buku yang ada di perpustakaan."
"Kau tidak bersiap-siap menyambut hari pernikahan kita?" Tanya Soobin mencoba memancing amarah Yeonjun.
Tapi sepertinya Yeonjun sudah beradaptasi dengan baik terhadap ucapan Soobin. Oleh karena itu, dia hanya mengerutkan dahinya.
"Untuk apa? Bukankah orang-orang sudah siap menyediakannya untuk kita?"
Soobin menyeringai mendengar itu.
"Kau benar, orang-orang sudah menyiapkan untuk kita berdua."
"Kau selalu mengatakan padaku untuk menjadi pion mu agar orang-orang tidak memberontak kan? Maka inilah aku, aku tidak akan lagi memberontak atau menanyakan banyak hal padamu karena tugasku hanya menjadi pion mu."
Soobin tersenyum kepada Yeonjun, dia tahu bahwa permainan akan sangat menyenangkan saat ini.
"Bersabarlah Yeonjun, saat kau menjadi istriku aku akan bersumpah pada para dewa untuk melindungi mu."
"Aku kira kau tak percaya dengan dewa."
"Tentu saja aku percaya. Tapi aku tidak pernah mengandalkannya sebanyak aku mengandalkan diriku sendiri."
Soobin menyentuh pipi Yeonjun dan mengecupnya.
"Jadilah pria yang baik, sehingga aku tidak pernah menyesal memberikanmu kehidupan."
Yeonjun menelan ludahnya dan segera bangkit dari tempat dia duduk.
"Soobin kau tahu ini tidak benar."
"Hanya kau yang beranggapan bahwa ini semua tidak benar."
"Aku seorang pria bin, aku tidak mungkin menikah dengan pria."
Soobin menyeringai dan memegang wajah Yeonjun dengan kedua tangannya.
"Jadi... Ini tentang kau seorang pria dan aku seorang pria?"
"Soobin..."
"Aku tidak peduli apapun gender mu karena yang ku butuhkan saat ini adalah dirimu yang menjadi pion ku. Dan bukankah sudah ku katakan padamu bahwa aku tidak peduli terhadap apapun karena aku menikahi mu adalah karena aku ingin menghukum mu."
"Aku tidak membunuh siapapun."
"Ya."
"Tapi kau dalang dari pembunuhan adikku." Sambung Soobin.
*****
Hari ini adalah hari pernikahannya, setelah ini dia dan Soobin memakai nama keluarga yang sama.
Dia akan dipanggil secara hukum sebagai milik Soobin.
Dan setelah ini, dia akan dipaksa memakai kerah yang tidak akan pernah bisa lepas lagi.
Yeonjun menatap cermin yang menampilkan dirinya, dia tidak tahu mengapa rasanya sedih melihat keadaannya saat ini.
Dia dulu adalah pria yang begitu terhormat dan selalu memperlihatkan kejantanannya karena dia adalah seorang perwira tinggi.
Tapi saat ini dia hanyalah sosok pria lemah yang menanggung dosa-dosa miliknya di masa lalu.
Airmatanya jatuh dan dengan cepat dia segera menghapusnya.
Dia tidak ingin Soobin mengetahui bahwa pernikahan ini akan menjadi kelemahannya.
Yeonjun harus kuat menerima semua yang terjadi padanya karena memang ini adalah takdirnya.
Dia tidak akan menyerah terhadap apapun.
Tidak dengan Soobin dan tidak dengan takdir buruknya.
Menikah dengan Soobin, menurut Yeonjun pasti tidak akan seburuk itu.
Lagipula Soobin membutuhkan Yeonjun sebagai pion dan dia tidak akan menyakitinya.
Soobin pasti tidak akan menyakitinya walaupun dia ingin.
Karena jika Soobin menyakitinya, Yeonjun bisa saja menyulut api pemberontakan di negaranya sendiri.
Dan Soobin jelas tidak ingin itu terjadi.
Begitulah yang Yeonjun pikirkan sehingga hatinya tak begitu terasa berat.
Bahkan ketika ada seseorang yang mengetuk pintunya, dia mencoba memalsukan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Marriage-END (Soojun)
Fanfiction"Aku tidak akan mencintaimu, itu tidak akan pernah ada di dalam hatiku." "Aku tahu." Soobin menyetujuinya. "Tapi kau tidak akan pernah bisa meninggalkanku, karena kau sudah terikat denganku.... Orang yang kau sayangi akan mati jika kau berani mening...