Azalea menundukkan kepala, malu. Saat ini dia sudah berada di dalam asrama bersama ketiga roommate-nya. Nakusha yang duduk di kursi meja belajarnya, Elazar bersandar di dekat pintu, sedangkan Caka duduk di meja makan.
“Jadi gosip anak-anak bener? Lo berdua...” Caka memperagakan cipokan menggunakan kedua tangannya. Maklum, dia tidak berada di sana saat kejadian terjadi.
“Gue gak sengaja!” seru Azalea dengan wajah memerah. Diam-diam dia melirik Nakusha, lalu menghela napas dalam hati.
Sejak tadi siang laki-laki itu tidak meliriknya sama sekali. Mau tak mau Azalea menggerutu dalam hati. Padahal itu juga first kiss-nya, kenapa Nakusha seolah-olah menjadi korban?
“Gak sengaja tapi banyak yang liat. Dua cowok, uhuk,” Elazar terbatuk kering begitu Nakusha menatapnya datar.
Nakusha mematahkan jemarinya pelan sebelum berkata ringan, “Lupain.”
Caka melirik Nakusha dan Azalea bergantian lalu menunduk menatap ponselnya. Alisnya terangkat dan berujar heboh. “ANJIR! LIAT FORUM SEKOLAH, SHA!”
Elazar dengan cepat menyalakan ponselnya, sedangkan Nakusha membuka forum lewat laptop di hadapannya. Melihat postingan terbaru di sana, Elazar tercengang.
“Wtf, ada yang potoin?” pekik Elazar, tak percaya.
Sontak Azalea bangkit. Dia bergegas ke Elazar dan merampas ponselnya. Maklum, gadis itu siswa baru di sini jadi belum mendaftar. Melihat foto dirinya dan Nakusha yang sedang bersandar satu sama lain, jantungnya hampir melompat dari tempat.
“Gak bisa! Ini gimana hapusnya?” Tangan Azalea sampai gemetar mengotak-atik halaman forum tersebut, namun tidak ada cara menghapusnya.
Elazar menatapnya heran. “Kenapa lo lebih panik?”
“Nanti gue ketahuan, anjir!” kata Azalea tanpa sadar. Pikirannya saat ini hanya satu, dirinya tidak boleh dikenali banyak orang di sekolah ini. Jika kakaknya melihat postingan ini dan mengenalinya, habis sudah riwayatnya.
“Ketahuan apa?” tanya Caka.
Azalea mengerjap pelan sebelum menggertakkan gigi dan berkata omong kosong. “Ketahuan kalau ada cowok cantik macam gue di sekolah ini! Gue gak mau jadi famous.”
“Idih, pede kali.” Elazar tertawa ngakak setelah mengatakan itu.
Nakusha yang sejak tadi diam melirik ke arah Azalea yang masih adu bacot dengan Elazar lalu sepuluh jemarinya berada di atas keyboard dan menari dengan lancar di sana.
“Tapi— eh? Postingannya udah ilang.” Caka mengecek terus menerus namun tetap saja tidak ada.
Elazar dan Azalea juga memeriksanya. Melihatnya, gadis itu menghela napas panjang. Dia selamat!
Elazar dan Caka sontak melirik Nakusha. Menemukannya hanya diam sembari meminum air, mereka berdecak secara bersamaan.
“Gak asik njir. Tunggu bentar dulu napa, Sha.” Elazar berkomentar malas.
Caka cemberut. “Mana gue belum baca komentarnya lagi. Rame tuh, baru 5 menit diposting udah ada puluhan komentar.”
Nakusha berdiri. Seragam masih melekat di tubuhnya. “Gue balik ke ruang ketos dulu.” Mengabaikan dengusan tak terima kedua temannya, dia keluar dari kamar.
Azalea menatap kedua laki-laki itu bingung. “Kenapa lo berdua komplain ke Ehan?”
“Hah? Ehan?”
“Nama tengahnya Jehan, lebih enak panggil Ehan.” Azalea menyengir. “Tapi khusus gue loh ya, jangan ikut-ikutan.”
“Serah, Zel.” Caka memutar bola matanya malas. “Jadi asal mulanya gini, bro. Sejak beberapa tahun yang lalu sekolah kita udah ada forum sekolah, tapi masih sederhana lewat google gitu. Agak ribet, makanya yang login dikit. Nah sejak Nakusha mengajukan diri sebagai calon ketos, dia buat visi dan misi, salah satunya mengembangkan forum sekolah menjadi lebih maju yaitu dengan dibuatnya aplikasi khusus SMA Lesmana. Jadi selama lo terdaftar di data sekolah ini, lo bisa login menggunakan NIS.”
“Bener tuh. Pasti lo bingung kenapa jadi banyak yang pake? Ya jelas karena di sana selain buat liat pengumuman resmi dari sekolah, juga jadi tempat gosip siswa! Contohnya kek tadi, gambar lo cipokan sama Nakusha.” Elazar lanjut menjelaskan dengan senyum ambigu minta ditabok ketika mengatakan hal terakhir.
Mata Azalea berbinar. “Anjir. Kok Ehan hebat sih?”
“Iya, dong. Dia paling pro soal komputer. Makanya sebagai administrator, gampang buat Nakusha hapus postingan di forum sekolah.” Caka menyahuti dengan wajah bangga.
“Wuah,” Gue gak salah pilih cowok! Batinnya bahagia.
Elazar menatap Azalea yang mesem-mesem sendiri. “Zel.”
“Apa?”
“Itu, gimana rasanya cipokan sama cowok?” tanyanya dengan raut mesum.
“Slebew, njir.” Azalea beranjak menjauhinya seperti kuman. “Cobain sama Caka biar tau sendiri rasanya.”
“Brengsek! Jangan bawa-bawa gue!” Caka melemparkan bantal ke Azalea, untungnya gadis itu dengan sigap menghindar.
Semakin malam, setelah mandi Azalea mengerjakan tugas sebentar sebelum merebahkan diri di kasurnya. Dia menatap ke atas, menunggu kantuk mengunjungi. Namun hingga satu jam, matanya masih terbuka lebar tanpa tanda-tanda mengantuk.
Dia memiringkan tubuh, memikirkan kejadian siang tadi, wajahnya lagi-lagi memerah. Gadis itu menggigit jarinya dengan jantung berdebar.
Sepertinya... dia benar-benar menyukai Nakusha. Bukan sebatas mengagumi seperti sebelumnya, kali ini benar-benar suka.
Perut Azalea berbunyi. Dia menyentuh perutnya lalu menggigit bibirnya. Sial, dia lupa makan malam saking overthinking sejak tadi! Sekarang sudah larut malam, bahkan Caka dan Elazar saja sudah terlelap. Tidak ada pilihan, dia hanya bisa menunggu sampai besok untuk mengisi perut.
Pintu terbuka, Nakusha yang baru masuk ke kamar tanpa sadar melirik ke arah kasur Azalea. Meski gelap, samar-samar dia bisa melihat gadis itu bergerak gelisah. Tanpa berbicara apa-apa dia beranjak mengambil pakaiannya dari lemari dan masuk ke kamar mandi.
Di bawah pancuran, air hangat membasahi rambut hingga tubuhnya. Dia menyugar rambutnya lalu menyandarkan satu tangannya ke tembok. Matanya terlihat tajam dan dalam tanpa pelindung kacamata.
Sekilas ingatan tadi siang melesat dalam pikirannya. Dia mengangkat tangan lainnya untuk mengusap sudut bibirnya. Apakah bibir semua orang terasa lembut layaknya jeli seperti Azalea? Bibirnya juga merah, terlihat segar dan indah.
Laki-laki itu termenung sejenak sebelum tertegun. Ternyata pikirannya sudah melayang jauh tanpa dia sadari. Dengan kasar Nakusha mengusap wajahnya. Mari lupakan kejadian memalukan itu.
Di sisi lain, Azalea menggigit bantal gulingnya mendengar suara samar air mengalir dari kamar mandi. Kedap suara di kamar mereka sangat bagus, bahkan suara di kamar mandi saja hanya terdengar samar. Dia jadi bertanya-tanya kenapa Nakusha kembali ke kamar di tengah malam. Apakah dia sangat sibuk?
Ketika Nakusha keluar dari kamar mandi, dia menggosok rambutnya dengan handuk sebelum duduk di meja belajarnya dan menyalakan lampu kecil di mejanya. Sejak keluar dari kamar mandi, kacamata sudah melekat di depan matanya. Dia membaca buku dalam diam, sangat jelas mengabaikan Azalea yang masih terbangun.
Tiba-tiba suara perut berbunyi terdengar di suasana yang hening itu. Azalea merutuk dalam hati sembari meringkuk. Memalukan!
Nakusha menutup bukunya, mengambil jaket lalu mendekati kasur Azalea. “Bangun. Ayo keluar.”
Sontak gadis itu menegakkan tubuh. “Buat apa?”
“Gue buatin lo makanan.” Setelah mengatakan itu, dia beranjak lebih dahulu.
Azalea tertegun sejenak sebelum tersenyum. Apakah ini bisa disebut first date mereka?
TBC
September 8, 2021.
Ayo, 3K komen lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea & Alter Ego Boy ✓
Teen Fiction[END | PART LENGKAP] #1 in teenlit [28 Oktober 2021] #1 in receh [08 November 2022] #1 in sekolah [03 Desember 2023] Azalea Alyosha Rahardian, gadis cantik dengan temperamen nakal seperti remaja pada umumnya. Terinspirasi dari kisah cinta orang tuan...