HIDDEN YOU PART 2

13.1K 900 15
                                    

Azalea berlari kecil memasuki sekolah. Di sekelilingnya sudah dipenuhi para peserta MPLS sepertinya.

Ada beberapa OSIS yang bertugas mengarahkan mereka menuju aula sekolah, sehingga tanpa ragu gadis itu mengikuti rombongan.

Saat ini terbagi dua deret untuk pada peserta, sisi kanan untuk para siswi, dan sisi kiri untuk siswa. Tentu tanpa ragu Azalea berjalan penuh percaya diri menuju deret para siswi.

“Kamu, yang rambutnya panjang tidak sesuai aturan!”

Suara seorang guru melengking di antara kebisingan. Beberapa orang terdekat mulai mengarahkan pandangan menuju sosok yang ditunjuk, sedangkan sosok yang dimaksud belum menyadari dirinya sudah menjadi pusat perhatian.

Seorang laki-laki mengenakan jas almamater yang menandakan dirinya adalah OSIS segera mendekati Azalea.

“Dek, dipanggil guru tuh.”

Azalea sontak menghentikan langkah. Keningnya berkerut, menatap laki-laki di sampingnya lalu mengedarkan pandangan. Azalea mengabaikan pandangan orang-orang kepadanya karena merasa sudah terbiasa menjadi sorotan publik.

Bukannya narsis, namun Azalea juga mengakui dirinya memang secantik itu untuk menerima perhatian semua orang.

Jadi sesuai arahan OSIS tersebut, Azalea mendekati guru yang memanggilnya.

“Ada apa, Bu?”

Guru yang awalnya sedang mengatur barisan menoleh, lalu menarik Azalea duduk di kursi kosong. “Duduk di sini, biar barisan depan penuh.”

Tubuh gadis itu menegang. Dia melirik sekitarnya bingung. “Bu, ini barisan cowok, saya—”

“Oh ya, kenapa rambutmu panjang? Kamu tidak membaca buku peraturan sekolah? Di sekolah ini, batas panjang rambut siswa laki-laki hanya tujuh cm. Lihat rambut kamu, gondrong. Padahal muka kamu seperti siswa penurut.”

Tanpa sadar Azalea menyentuh rambutnya. Matanya melebar. Ada kesalahpahaman di sini!

“Bu, saya bukan—”

“Kamu, kamu, duduk di sini.” Guru itu malah mengalihkan perhatian ke siswa-siswa yang baru datang dan hendak mengatur tempat duduk mereka. Sebelum pergi, guru tersebut tidak lupa mengingatkan Azalea. “Ingat, besok rambutmu sudah harus sesuai ketentuan.”

Azalea hanya bisa menatap kepergian guru tersebut dengan tatapan rumit. Dia melirik seragamnya.

Apakah karena dia mengenakan celana SMP Salga dulu, dirinya dikira laki-laki?

Yah, meskipun memang perawakan Azalea mirip laki-laki, dari tingginya yang bisa dikatakan di atas rata-rata gadis pada umumnya yakni 165 cm, suaranya yang kurang feminim, hal itu bukan berarti dirinya bisa disalahpahami sebagai laki-laki, kan?!

Apa guru itu tidak melihat aspek menonjol Azalea sebagai seorang perempuan?

Misalnya dadanya yang… pikiran Azalea menjadi kosong saat melirik ke bawah, menyadari tidak ada garis cembung menakjubkan di bagian tertentu sebagai seorang perempuan.

Fakta ini membuat bibir Azalea melengkung ke bawah. Tidak! Meski tidak ada cembung kebanggaan, setidaknya wajah Azalea tergolong cantik, kan?

Bibir Azalea kembali melengkung ke atas dengan sombong. Dia paling percaya diri dengan rupanya dan mau tak mau merasa kesal karena guru itu tidak menyadari wajahnya yang cantik jelita!

“Lo berani banget, bro, hari pertama masuk sekolah udah gak ikut peraturan.” Laki-laki di sebelahnya tiba-tiba berceletuk sambil menepuk pundaknya.

Mata Azalea melotot, menunjuk tangan pria itu di pundaknya dengan ekspresi shock dan tak percaya. “Tangan lo?!”

Azalea & Alter Ego Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang