[[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]]
🔞
Dijadiin Sugar Baby oleh Sugar Daddy?
Udah biasa.
Ketemu Sugar Daddy di bar?
Udah biasa.
Dijodohin sama CEO mesum?
Udah biasa.
Tapi gimana jadinya kalau diculik sama Daddy King mesum?
Itu baru luar biasa.
Lily, gadi...
Devano menghentikan aktivitas mengetik di laptop saat mendengar ketukan pintu. "Ya!" teriak Devano.
Pintu kamar Devano terbuka sedikit demi sedikit. "Eungg, Devano …."
Devano menoleh cepat ketika mendengar suara imut dari ujung pintu. Dia tersenyum tipis saat Lily menghampirinya.
Lily ikut tersenyum saat melihat Devano tersenyum. Gadis itu menutup pintu dan berlari kecil ke arah Devano. Lily melompat ke atas kursi dan menindihi badan Devano.
Devano tersentak. "Kenapa cantik hm?" tanya Devano. Matanya tak berpindah dari ponsel yang ada di tangannya.
Lily mengerucutkan bibirnya saat Devano tak menatapnya. "Devv …."
Devano melirik sekilas Lily yang memanyunkan bibirnya. Dia mengecup bibir Lily dan bertanya, "Kenapa sih baby? Mau apa coba bilang." Devano mengelus rambut Lily.
Lily menghela napas kesal. Dia menggelengkan kepala dan menyenderkan kepalanya ke dada Devano. Lily mengelus dada Devano dan meliriknya.
"Devv ishh …." Lily kesal karena Devano lebih memperhatikan ponselnya.
"Kenapa sayang, hm?" Devano mengangkat tubuh Lily dan membawanya ke ranjang. Dia mendudukkan Lily ke pangkuannya dan mengelus pahanya. "Kenapa? Mau apa hm?" tanya Devano lagi.
Lily berdiri dengan kedua lututnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Devano melepas dasinya. Merasa tergoda oleh tingkah Lily. Dia tahu Lily tak membuat-buat tingkah imutnya itu, tapi dia merasa tergoda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lily …." panggil Devano pelan.
Lily menoleh. "Ya? Eh … Devano mau apa?!" teriak Lily ketika Devano sudah menindihi tubuhnya.
Devano tak menjawab. Dia menyambar bibir Lily. Menciumnya ganas dan tak membiarkan Lily mengucapkan sepatah kata pun.
Kedua tangan Lily ditahan ke atas oleh Devano membuat Lily sedikit khawatir. "Rileks sayang. Gak akan sakit kok." ucap Devano menenangkan Lily.
"D-Devano mau apa?" tanya Lily terbata.
"Mau makan kamu."
"Emang Daddy doyan?" tanya Lily polos.
"Shit!" Devano mengumpat dalam hati. Di bawah sana, milik Devano sudah sangat keras dan tegang. Lily harus bisa membuat miliknya tidak tegang kembali.
"Eunghh … Devv …."
Desahan milik Lily membuat Devano makin gencar menjamah tubuhnya.
"A-akhh Devv …." Lily menahan tangan Devano ketika laki-laki itu hendak meremas payudaranya.
"Gak akan sakit sayang." Devano mencium bibir Lily untuk menenangkannya.
Devano membuka kancing kemeja Lily. Dia meraba perut Lily lalu membuka tautan bra Lily.
"Umhh." Lily mendesah pelan ketika Devano meremas lembut payudaranya.
Devano mengendus leher Lily. Menciumnya, lalu membuat kissmark. Lily mendorong kepala Devano, bermaksud untuk memperdalam ciumannya.
Lily benar-benar mabuk dengan ciuman Devano sekarang. Dia tak mengetahui jika Devano sangat ahli dalam hal ini.
"Nghh Devano…." Lily merapatkan kedua pahanya ketika Devano membelai vaginanya.
Devano menjauhkan tangannya dari vagina Lily. Sepertinya gadis itu belum siap. Tapi Devano benar-benar tidak tahan sekarang. Apalagi Lily sudah bertelanjang dada.
Devano membuka kemeja putihnya, memperlihatkan perutnya yang sixpack.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lily meneguk ludah. Wajahnya memerah ketika melihat otot yang terbentuk di perut Devano. "D-Devano mau apa?" tanyanya.
Devano kembali menindihi tubuh gadis itu. Dia membelai wajahnya. Napas Devano terdengar jelas di telinga Lily. Devano menjilat telinga Lily yang sudah berwarna merah.
"Dev …." Lily mendorong tubuh Devano. Tapi laki-laki itu mencekal lengannya dan mengarahkan lengan Lily ke perutnya yang berotot.
Devano tergelak. "Jangan goda saya lagi. Atau kamu saya makan."
"Siapa yang goda Devano huh!"
"Itu kamu pakai baju seperti gitu, maksudnya untuk menggoda saya 'kan." tebak Devano.
Lily menggeleng kuat. "Engga. Aih Devano mah."
"Apapun itu, jangan pakai baju itu lagi! Saya tidak suka." ucap Devano lalu meninggalkan Lily yang masih bertelanjang dada di atas tempat tidur.
Lily menghela napas saat Devano keluar dari kamarnya. Gadis itu mengusap bibir dengan sapuan ibu jari. Masih terasa saat Devano menciumnya. "Minta lagi boleh gak sih." gumamnya.