"Devano, mau apa?!" tanya Lily panik ketika Devano menurunkan celananya.
"Menurut kamu apa, hm?" Devano mencium bibir Lily untuk mengalihkan perhatiannya. Lily membalas ciuman Devano dengan napas terengah-engah.
Lily tersentak ketika melihat penis Devano yang sudah tegak. "D-dev?"
Lily menelan salivanya. Dia benar-benar tidak tahu apa yang akan dilakukan Devano setelah ini.
Devano memeluk pinggang Lily. Mendekatkan kejantananya ke vagina Lily. Lily mendesis pelan ketika Devano menggesekkan kejantananya ke vagina.
Devano terus mendorong penisnya ke vagina Lily. Dan saat Devano merobek sesuatu di dalam vagina Lily, dia tersenyum penuh kemenangan. Lily menjerit kecil. Devano mencium bibir Lily, meredam suara jeritannya.
"Dev, sakitt." isak Lily.
Devano yang mendengar hal itu pun langsung mencium bibir Lily. Tak hanya itu, kening, pipi, hidung, juga ikut ia ciumi.
Lily memeluk erat Devano. Menandakan bagian bawahnya masih terasa perih. "Sstt, keep calm baby girl." ucap Devano pelan.
Devano menyentak kejantanannya ke vagina Lily. Lily hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu oleh Devano. Lily menyugesti dirinya agar tak merasakan sakit di vaginanya. Dia berpikir jika lama-kelamaan ini akan menjadi menyenangkan.
Jeritan kecil Lily berubah menjadi desahan. Lily terus mendesah ketika Devano menyentakkan miliknya ke dalam vagina. Desahan Lily mengikuti tempo permainan Devano. Jika Devano menyentaknya dengan cepat, maka desahan Lily makin cepat.
"Dev, berhenti plis mhh." Lily mencengkeram bahu Devano.
"Berhenti? Kenapa, hm?"
"Mau keluar."
"Keluarkan saja baby. Itu tidak masalah." Dan pada saat itu Devano mempercepat tempo permainan. Pada saat itu juga Lily mengeluarkan cairan kentalnya.
"Umhh ahh." Badan Lily terasa lemas. Untung saja Devano menahan pinggang Lily dengan lengannya.
Tak membiarkan Lily beristirahat, Devano terus menyentakkan miliknya ke vagina Lily. Lily hanya bisa pasrah mengikuti alur.
"Shhh," Devano memeluk Lily dan genjotannya makin cepat. Dia menggeram kuat ketika mengeluarkan cairan kentalnya ke dalam vagina Lily.
Lily merasakan cairan hangat itu mengalir ke rahimnya. "Devano," Lily menatap sayu Devano.
Damn! Tatapan seperti itu benar-benar ingin membuat Devano menerkam Lily kembali.
"Yes baby girl."
"Capek Dev." ucapnya manja.
Devano terkekeh. Dia memeluk Lily kembali dan menggendongnya. Devano merebahkan tubuh Lily ke atas sofa. Dia mengecup wajah Lily berkali-kali sebelum akhirnya melepas kejantanannya dari vagina Lily.
"Ahh shh, Dev sakit." Lily menahan lengan Devano. "Jangan dikeluarin." pintanya manja.
"Terus gimana sayang? Saya 'kan juga ada pekerjaan hm."
Lily menggeliat. "Gak tahu. Pokoknya jangan dikeluarin." ucapnya lemah.
Devano menghela napas sambil menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar gemas dengan tingkah Lily. Akhirnya dia mengalah.
Devano mengangkat tubuh Lily, dan memangkunya di atas paha. Mata Lily mengerjap, dan terasa berat. Lily menutup matanya lalu terlelap di pangkuan Devano.
Devano yang mendengar dengkuran halus dari Lily pun tersenyum. Dia mengusap bibir Lily dan mencium pipinya. "Sweet dream cantik."
Devano menurunkan Lily dari pangkuannya. Melepaskan kejantanannya dari vagina Lily. Lily melenguh pelan ketika Devano melepas kejantanannya.
"Ssstt, sweet dream." bisik Devano pelan.
Devano memakai setelan jas dan celananya kembali. Dia juga memakaikan baju kepada Lily. Tak lupa dia membungkus tubuh Lily dengan hoodie nya yang kebesaran.
"Haha, cute." ucap Devano gemas.
Ketukan pintu mengagetkan lamunan Devano. Dia berdecak pelan. Siapa sih, yang mengganggu waktu malamnya.
Devano membuka pintu dan seorang wanita langsung memeluknya erat. "Dev, capek." keluhnya.
"Kamu 'kan udah aku suruh pulang." ucap Devano tegas.
"Kamu marah?" ucapnya sambil cemberut.
"Gak marah, tapi nanti kamu bisa kecapekan." ucap Devano lembut.
"Huftt, Dev ...." panggilnya pelan.
"Iya, sayang."
"I need hug."
Devano tersentak. Dia menghela napas pelan dan memeluk Nara. Nara memeluk erat Devano. Laki-laki itu tidak tahu kenapa Nara bisa sangat manja.
Nara melepas pelukannya. "Kamu pulang dulu, okey? Habis ini aku juga mau pulang." ucap Devano.
Nara mengangguk pelan. Devano tersenyum dan mengelus rambut Nara. Saat Devano membalikkan badan, Nara terlihat menghembuskan napas kuat-kuat.
Devano membalikkan badannya kembali ke arah Nara. "Kenapa sayang?"
"Mau, minta itu, eumm ...."
"Minta apa hm? Coba bilang."
"Minta jatah."
"Jatah?" Otak Devano seketika loading. Dia tidak paham apa yang diucapkan Nara. Sedetik kemudian ia mengerti. Wait, dia bilang apa tadi? Jatah?
"Aku mau ini." ucap Nara sambil meremas milik Devano.
Devano menggeram pelan. "Jangan sekarang sayang. Aku lagi capek." ucap Devano pelan.
"Ayolah, pleasee."
"Gak bisa."
Nara cemberut. Dia membuka 3 kancing bajunya di hadapan Devano. Devano tersentak. "Apa yang kamu lakukan?! Kalau ada karyawan lain lihat gimana?!" tanya Devano dengan nada tinggi.
"Aku mau ka----"
"Euhmm, Devano?" Lily terbangun dengan suara khas orang baru bangun tidur.
Devano tersentak. Dia menghampiri Lily dan mengelus rambutnya. "Kenapa bangun?" tanyanya pelan.
"Tadi Lily denger ada yang marah-marah." ucap Lily masih setengah mengantuk.
Devano menatap Nara. Nara memanyunkan bibirnya.
"Bukan siapa-siapa kok. Kamu tidur lagi aja."
"Pulang aja yuk Dev, Lily ngantuk banget." ucap Lily lemah. Lily menolehkan kepalanya ke kanan, dan menatap Nara yang menatapnya dengan tatapan kikuk.
Kantuk Lily seketika meluap ketika melihat Nara yang berada di ujung pintu. hdhd "Oh, ada Kak Nara. Halo Kak." sapa Lily.
Nara tersenyum kikuk. "Ya sudah. Nara kamu pulang sendiri ya. Aku harus mengantar Lily." ucap Devano tergesa-gesa.
Nara mengangguk pelan. Ada rasa kecewa di hatinya. Devano melirik Nara yang terlihat sedih. Dia menghampiri Nara dan memeluknya. "Don't sad, Nara." bisiknya pelan.
Nara menghela napas. Senyumannya perlahan mengembang. Nara melepas pelukannya dan membalikkan badan. "See you tomorrow Devano." ucapnya lalu dia pergi meninggalkan mereka berdua.
"Dev," panggil Lily lemah.
Devano tersentak dan langsung menghampiri Lily. "Capek ya my baby girl." kekeh Devano.
Devano mengangkat tubuh Lily dan menggendongnya ala bridal. Devano memilih melewati pintu belakang kantor agar tak terlihat oleh para karyawannya.
- TO BE CONTINUED -

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girl
Romance[[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]] 🔞 Dijadiin Sugar Baby oleh Sugar Daddy? Udah biasa. Ketemu Sugar Daddy di bar? Udah biasa. Dijodohin sama CEO mesum? Udah biasa. Tapi gimana jadinya kalau diculik sama Daddy King mesum? Itu baru luar biasa. Lily, gadi...