[[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]]
🔞
Dijadiin Sugar Baby oleh Sugar Daddy?
Udah biasa.
Ketemu Sugar Daddy di bar?
Udah biasa.
Dijodohin sama CEO mesum?
Udah biasa.
Tapi gimana jadinya kalau diculik sama Daddy King mesum?
Itu baru luar biasa.
Lily, gadi...
Devano mengamati Lily dalam-dalam sebelum ia duduk di atas kursi belajarnya di dalam kamar. Atmosfer kali ini serius. Lily jadi takut sendiri dengan apa yang akan dikatakan oleh Devano.
Saat dia mengatakan, kita perlu bicara, di sana Lily sudah tahu bahwa ia ingin membicarakan sesuatu hal yang penting. Lily sudah memikirkan segala bentuk kemungkinan yang akan ia lontarkan.
"Jadi, apa yang mau Devano bicarakan?" tanya Lily karena Devano tak kunjung angkat bicara sedari tadi.
"Kamu tahu apa pekerjaan Papamu?" tanya Devano tajam.
Lily mengangguk. "Papa pemilik perusahaan HJ Group." jawabnya.
Devano menggeleng. "Selain itu,"
Lily mengerutkan kening. "Selain itu apanya? Papa setiap hari berangkat ke perusahaan kok. Cuma itu pekerjaan Papa." jawab Lily polos.
"Dia beneran gak tahu? Dia anak kandungnya bukan sih." batin Devano kesal.
Lily berdiri dengan kedua lututnya dan memeluk tubuh Devano dari belakang. "Daddy Devano marah sama Lily eung?" tanya gadis itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Devano mengumpat dalam hati. Lily adalah kerabat dekatnya. Dulu Lily memang memanggilnya dengan sebutan 'Daddy'. Tapi untuk sekarang, seperti hal yang tabu untuk diucapkan oleh Lily.
"Dad ...." panggil Lily masih dengan aksen imutnya.
Devano mengalihkan pandangannya. "Tahan Dev, tahan. Dia kerabat lo. Jangan sampai kepancing." batinnya kuat.
"Daddy!" sebut Lily keras.
Devano tersentak. "Y-ya? Yes baby girl?"
"Dad, mau tidur." ucap Lily sambil menarik selimutnya sampai ke dada.
"Shit!" Devano benar-benar terpancing oleh Lily sekarang. Bagaimana bisa dia menemani seorang gadis untuk tidur.
Devano akhirnya mengalah dan ikut rebah di samping Lily. Lily mengarahkan tangan Devano ke pantatnya.
"Puk puk." ucap Lily.
Devano menghela napas. Dengan ragu dia menepuk pantat Lily. Mata gadis itu terpejam di dada bidang Devano. Lily tidur dengan memeluk tubuh laki-laki itu.
Napas Devano memburu. Dadanya berdegup kencang. Lily bahkan bisa merasakan degupan jantung Devano.
"Devano sakit?" tanya Lily pelan.
Devano melirik Lily. "Engga."
"Tapi kam-"
"Tidur cepat! Atau saya tinggal." ancam Devano karena dirinya sudah tidak tahan dengan keimutan Lily.
Lily tersentak dan langsung memejamkan matanya lagi. "Maaf," bisiknya.
Devano menghela napasnya. Dia masih menepuk-nepuk pantat Lily. Tepukannya berhenti ketika mendengar dengkuran halus dari sampingnya.
Devano hendak beranjak dari tempat tidur Lily, tapi pelukan erat di pinggangnya membuat dia menoleh cepat. "Lily gak bisa tidur." cicitnya.
Devano menghela napas. Dia menindihi tubuh Lily dan berbisik. "Mau tau caranya biar cepat tidur?"
Lily mengangguk. "Sebentar." Devano turun dari tubuh Lily dan melepas jas hitamnya. Kini hanya tersisa kemeja putih yang melekat di tubuhnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"D-dev, mau ap-"
"Sstt." Devano mengarahkan jari telunjuknya ke bibir merah muda milik Lily.
"Call me 'Daddy'." perintah Devano.
"T-tapi biasanya kamu gak suka dipanggil it-"
Devano memotong perkataan Lily dengan mencium bibirnya. Awalnya memang ciuman biasa. Namun lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi lumatan dan Devano makin gencar menjamah tubuh Lily.
Lily menggeliat di bawah tubuh Devano. "D-dev ...." Lily mendorong pelan tubuh Devano.
"Call me 'Daddy'!" ucap Devano tegas.
"Eunghh Daddhh." Lily melenguh ketika Devano menciumi lehernya.
"Dadhh akh!" Lily menjerit ketika Devano menggigit lehernya.
"Daddy stop please ...." isak Lily.
Devano mengabaikan ucapan Lily. Tangannya mulai nakal menjamah tubuh Lily. Dimulai dari meraba perutnya, kemudian naik ke dadanya. Dia membelai halus payudara Lily. Meskipun tak begitu besar, itu berhasil membuat Devano tergoda.
"DADDY!!!" Lily mendorong kuat tubuh Devano hingga wajah laki-laki itu menjauh. "Daddy kok gitu sih sama aku." Mata Lily mulai berkaca-kaca.
Lily menarik selimutnya sampai dada. "Daddy jahat!" jeritnya. Dia tidur membelakangi Devano.
"Baby, maaf." sesal Devano. Tak ada respon, Devano pun membelai rambut Lily.
"Babyy." panggilnya pelan.
Lily menepis tangan Devano. Ia mengabaikan ucapan laki-laki itu.
"Baby, maaf ya. Katanya kamu gak bisa tidur. Jadi saya ajarin kamu biar cepet tidur."
"Tapi sakit Dadd." ucap Lily sambil membalikkan badannya, menatap Devano.
Devano menghela napas. "Sabar Dev sabar. Harus sabar menghadapi gadis polos seperti Lily." batin Devano geram.
Devano beranjak dari tempat tidur Lily. Dia membenarkan selimut Lily lalu mengecup kening gadis itu. "Dah, tidur. Saya ada urusan."
"Urusan malem-malem? Daddy mau ke mana? Ihh ikutt." rengek Lily.
"Tidur! Atau saya bakal cium kamu kayak tadi lagi." ancam Devano.
Lily menggeleng cepat. Dia menutup mata dan memeluk guling yang ada di sebelahnya.