8

1.7K 41 5
                                    

"Devano…" Panggilan manja itu terdengar di telinga Devano. "Devano…." sebutnya lagi.

Devano mengehentikan aktivitasnya. Kepalanya menoleh ke samping dan ia tersenyum. "Ada apa cantik?"

Lily merentangkan tangannya, bermaksud meminta untuk dipeluk. Devano terkekeh. "Kemari," Laki-laki itu menepuk pahanya.

Lily berjalan ke arahnya dan langsung duduk di pangkuannya. Semerbak aroma stroberi langsung memenuhi indra penciuman Devano. Laki-laki itu mencium pipi Lily gemas.

"Kesal deh," cicit Lily.

"Kenapa hm?"

"Gak tahu, pokoknya kesal!"

"Kamu sedang PMS sayang?"

"Gak tahu."

"Sayang..."

"Pikir aja sendiri."

Devano mengatupkan bibirnya. Gadisnya ini sedang merajuk rupanya. Tapi laki-laki itu benar-benar tidak tahu apa penyebabnya.

"Ihh, dasar gak peka!" teriak Lily.

Devano menghela napasnya. "Ada apa sayang? Ada masalah apa? Ceritakan kepada saya ya?"

Lily mulai manyun. Ia meletakkan kepalanya ke dada milik Devano. "Devano cuma punya Lily kan?"

"Iya,"

"Devano cuma pacaran sama Lily kan!"

"Iya cantik."

"Terus siapa itu Nara? Devano sebenernya udah punya pacar kan? Hayo jujur aja."

Devano lagi-lagi hanya bisa menghela napas. Yang dikatakan Lily tidaklah salah, namun tidak benar juga.

"Tuh kan Devano kalau ditanya diam saja. Sudahlah malas Lily deng—"

Perkataan gadis itu terhenti ketika Devano tiba-tiba mencium bibirnya. Agak lama hingga akhirnya mereka berada dalam situasi yang canggung.

Lily menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Devano. Wajahnya sudah memerah dan panas. Jantungnya berdebar kencang sekali.

Devano menyunggingkan senyum dan mengelus punggung gadis itu. "Saya hanya milikmu, saya hanya mencintaimu, dan saya hanya sayang padamu. Dia bukanlah pacar saya. Hanya saja dia terlalu percaya diri dan meng-klaim saya sebagai pacarnya."

Lily hanya diam mendengarkan setiap kata yang dikatakan oleh laki-laki itu. Ia kemudian mengangkat wajahnya dan menatap Devano. "Beneran?"

Devano mengangguk. "Tentu. Hanya kamu, Lily sebagai pacar saya."

Hati Lily berbunga-bunga. Ia benar-benar senang. Ia kemudian memeluk Devano erat. "Saranghae,"

* * * *

Nara sedang menunggu di depan ruangan Devano. Ia mengutak-atik handphone nya sambil sesekali tersenyum dan tertawa. Tak lama kemudian, Devano keluar dari ruangannya. Ia tampak terkejut melihat Nara sedang menunggunya.

Devano tak ingin menyapanya. Ia langsung pergi begitu saja ketika Nara menatapnya.

"Devano," sebutnya.

Langkah Devano terhenti. Entah angin apa yang membawanya, Devano langsung membalikkan badannya.

"Kamu gak lihat aku?" tanyanya.

"Maaf, saya agak lelah."

Nara cemberut. Ia meletakkan kepalanya di dada Devano. "Peluk aku," titahnya.

My Baby GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang