Bab 4

334 63 3
                                    

Terdesak


Esok harinya, Keisya bangun pagi sekali. Dia terbangun dengan linglung dan panik ketika sadar kalau ini bukan kamar tidurnya.

"Lah kenapa gue tidur di sini? Si hama mana ya? Dia marah gak?" kata Keisya panik.

Dia segera membereskan tempat tidur Hanma dengan cermat. Berusaha memastikan tidak ada air liur yang menempel di sana. Biar bagaimana pun dia masih takut dihajar si hama itu, lawan mikey saja Hanma masih bisa mengimbangi, apalagi cuma seorang Keisya. Bisa babak belur nanti.

Setelah yakin aman, Keisya segera kembali ke kamarnya. Secepat kilat Keisya mandi dan bersiap-siap, dia berencana berangkat sekolah lebih awal supaya bisa kabur dari amukan. 

Dibatalkannya rencana awal Keisya yang ingin membuat sarapan untuk Hanma. Dengan menahan takut, Keisya mengendap-endap menuju pintu depan.

Di ruang tamu Keisya terkesiap mendapati Hanma sedang tidur di sofa. Tiba-tiba semua rasa takutnya hilang begitu saja.

Kalau Hanma benar-benar benci padanya, harusnya tadi malam dia sudah marah dan bisa aja dia menyeret paksa Keisya dari tempat tidur. Bukan justru membiarkannya tidur di ranjang sementara dia sendiri tidur di sofa.

"Sebenarnya elo pasti punya sedikit rasa sayang buat adik elo ya, Hanma." Gumam Keisya sambil berjalan masuk menuju dapur.

Dengan cekatan Keisya mulai memasak sarapan yang lebih banyak. Dia berencana memberikan bekal untuk Baji dan Chifuyu.

Sebenarnya dia juga ingin memberikan pada Draken juga tapi mengingat dia belum cukup akrab jadi Keisya tidak berani. Bisa-bisa dia dianggap aneh-aneh oleh Draken. Keisya kan tidak mau Draken illfeel padanya. Biar saja semua mengalir apa adanya.

Yosh! Setelah empat puluh menit yang panjang akhirnya Keisya selesai menghidangkan sarapan di meja makan. Empat bekal makanan pun telah disiapkan. Tinggal memanggil Hanma dan Okaa-san.

Baru saja dia akan memanggil, mereka sudah lebih dulu datang ke ruang makan.

"Ohayoo Okaa-san, Ohayoo Nii-san." Sapa Keisya dengan ceria. "Aku udah masak makanan kesukaannya nii-san, ayo makan."

"Itadakimasu."

...

Sudah hampir waktunya gerbang sekolahnya ditutup, lebih tepatnya lima belas menit lagi, tapi Keisya masih berdiri di depan motor Hanma yang terparkir di lantai bawah gedung apartemen.

Sebenarnya dia bisa saja berangkat duluan, tapi sekarang hanya tinggal kurang dari lima hari lagi batas waktu tugas utama sistem. Dia harus memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas itu. Apapun caranya.

"Hah, kenapa masih di sini?" Suara Hanma menyadarkan Keisya dari lamunannya.

"Nungguin nii-san," jawab Keisya dengan senyum lebarnya.

"Kau ini gila ya? Bentar lagi jam sekolah masuk kau masih di sini?"

"Aku kan pengen dianter nii-san."

"Kalau aku mengantar kamu, yang telat jadi aku."

Akhirnya Hanma dengan enggan mengantar Keisya ke sekolah. Sepanjang jalan Keisya terus membujuk Hanma agar mau mengajaknya bergabung dengan Moebius. Tapi gagal total.

Tiga hari berikutnya dihabiskan Keisya dengan membuntuti Hanma sambil terus membujuknya. Tapi selalu dan selalu mendapat penolakan.

Shadow || Draken, I Love You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang