Bab 20

248 60 2
                                    



Keisya mengira setelah semua yang terjadi, dirinya takkan bertahan. Dengan semua rasa sakit yang Mikey torehkan pada tubuhnya yang kini babak belur, tidak bisa menandingi rasa sakit hati yang Hanma berikan padanya atas semua pengkhianatan pria itu.

Pikiran dan hati Keisya tidak bisa keluar dari shock itu. Sejak dia sadar dari pingsannya setelah dihajar babak belur oleh Mikey, Keisya tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya melamun dan tak mempedulikan apapun.

Entah berapa hari dia dirawat di rumah sakit untuk memulihkan kesehatannya. Keisya melewatinya tanpa kesadaran diri karena dia hanya duduk termenung tanpa melakukan apa-apa.

Bahkan ketika polisi membawanya ke lapas, Keisya masih dalam keadaan bingung. Dia tidak menangis atau berteriak marah. Ekspresinya kosong.

Itulah yang dilihat Baji dan Chifuyu ketika datang menjenguk Keisya.

Baji menatap gadis itu dengan tatapan sedih dan prihatin. Ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Keisya namun keadaan gadis itu sekarang tidak memungkinkan untuk ditanyakan.

Jujur saja Baji beruntung saat itu dia sedang pulang ke Shibuya ketika insiden terjadi. Dia mendapat kabar soal penyerangan Emma dari Mitsuya dan bergegas pergi ke tempat kejadian.

Saat sampai di sana dia sudah mendapati Mikey sedang menghajar Keisya yang sudah pingsan. Dia langsung bergegas menghentikan amukan Mikey meskipun dia yang akhirnya ikut kena pukulan.


"Mikeeeey, hentikan!" Baji berteriak cemas sambil berusaha menghentikan Mikey yang sudah kesetanan.

Bakk Bukk

Mikey tidak menggubrisnya. Dia terus melancarkan pukulan pada Mikey. Keisya sudah tidak sadarkan diri.

"Cukup! Mikey!" Baji berusaha menghentikan Mikey, namun dia kembali tersingkir.

"Mikey!"
Tak menyerah, Baji terus menarik Mikey menjauh dari Keisya.

"Apa sih yang kau lakukan, Baji?!" Mikey berteriak penuh amarah.

"Hentikan semua ini, Mikey. Kau bisa membunuhnya."

"Apa peduliku? Baji, dia telah membunuh Emma. Membunuh adikku!"

Baji tersentak. Dia terpaku sesaat memandangi Keisya yang sedang pingsan.

"Gak mungkin. Itu gak mungkin, Mikey!'

"Apanya yang gak mungkin?" Mikey bertanya dengan raut wajah datar. "Emma ditusuk. Belati yang dia pegang adalah buktinya."

Napas Baji tersendat. Bingung. "Keisya tidak mungkin melakukan itu. Mungkin semua itu salah paham."

Mendengar ucapan Baji, Mikey tidak lagi peduli dengan Keisya. Digeletakkannya gadis itu sembarangan lalu pandangannya terfokus pada Baji. "Baji. Kenapa kau selalu membela orang-orang yang membunuh keluargaku?"

Ada keheningan mencekam sesaat.

"Pertama Kazutora lalu Keisya. Apa bagimu perasaanku tidak penting? Apa bagimu keluargaku mati tidak penting?"

"Bu—bukan begitu Mikey." Baji mencoba menjelaskan.

"Terserah! Bawa dia ke kantor polisi jika kau masih mengganggapku sahabat." Setelah mengatakan hal itu, Mikey pergi menyusul Draken ke rumah sakit.

Shadow || Draken, I Love You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang